Chapter Tiga Puluh Enam

9.6K 839 355
                                    

Semesta itu tidak jahat, kita nya saja yang tidak bersyukur, Tuhan bukan tidak adil, Kitanya saja yang tidak bisa mengambil kesempatan yang datang.

Gracia tidak lagi mau memaki,  tidak lagi mau menyalahkan takdir yang di berikan tuhan untuk hidupnya.

Di pertemukan dengan Dika dan di hancurkan sampai sehancur-hancurnya oleh laki-laki itu, di tinggalkan dengan begitu tega saat ia tengah mengandung buah cinta mereka.

Malang sekali bukan.

Namun karena Dika juga, Gracia akhirnya di pertemukan dengan Shani,  dengan seseorang yang memperlihatkan Cinta yang sesungguhnya pada dirinya , dengan Shani yang membuat Gracia akhirnya bisa merasa bersyukur karena pernah lahir di dunia, karena bertemu Shani dia jadi tau,  ada orang asing yang begitu memperdulikan dirinya dengan sebegitunya.

Meski dalam kisah ini, ingin sekali ia meraung pada semesta, bertanya kenapa harus kandas lagi.

Tapi, mengingat jika dia tokoh utama yang menyebabkan kisah ini tak berjalan sempurna,  dia jadi merunduk, dan, dia sadar dialah yang salah.

"Aku bantu ngomong sama Shani yah Gre, kali ini ajah Please!" Anin tidak dapat menahan airmatanya,  melihat Gracia datang padanya  menceritakan keinginannya untuk meninggalkan Shani membuat Anin benar tidak tega, dia tau hati sang sahabat tak menghendaki itu.

Gracia menggeleng kecil, ia tersenyum pada Anin, menolak tawaran sang sahabat dan seolah mengatakan padanya jika dia baik dengan ini, maka Anin tidak perlu khawatir.

"Bukan karena aku capek Nin, bukan juga karena aku lelah ngeyakinin Shani,  tapi sekarang aku sadar, aku, ngga lebih pantas untuk ada disisi dia" Gracia mengatakan itu dengan senyuman yang setia menghiasi, namun luka itu jelas terpancar dari sorot matanya, Gracia Anin tidak buta untuk mengetahui kamu kesakitan sekarang.

"Gre, stop bilang gitu" Anin geram, melihat Gracia yang seolah tidak percaya diri seperti sekarang  juga melukainya, Gracia masih memilki harga diri, jangan katakan seolah hanya dialah manusia yang berdosa di dunia ini.

"Anin aku udah ngga punya apa-apa lagi, ngga ada yang tersisa dari diri aku yang ngebuat aku ngerasa pantas buat ada di samping Shani-"

"Gre-"

"Nin, kamu lihat, aku menikah sama Shani dalam keadaan hamil, aku juga bukan terlahir dari keluarga yang bisa di sandingkan dengan sepadan sama keluarga Shani, aku  terlalu jauh buat ngegapai Shani Nin" Jika dulu Gracia tidak peduli pada status sosial mereka, maka kali ini dia memikirkan itu, dia tidak peduli dulu karena dia pikir pernikahan mereka tidak akan bertahan lama, juga karena dia terlalu percaya diri untuk tidak akan pernah jatuh hati pada Shani.

Namun melihat yang terjadi sekarang, Gracia akui dia tidak pantas menerima kasih sayang Shani.

"Gre itu udah lewat, keluarga Shani juga nerima kamu dengan baik, jangan ngerasa hina hanya karena status sosial kalian, aku ngga suka" dan, demi apapun Anin benar tidak terima dengan apa yang di ucapkan Gracia,  kita tidak bisa memilih di keluarga seperti apa kita di lahirkan,  kita tidak akan kalah terhormat dengan mereka yang terlahir dari keluarga kaya raya selama kita memiliki hati yang baik.

"Lebih dari itu Nin, aku malu untuk mempertahankan Shani" Kini, Anin harus mengerti keresahan sesungguhnya yang di rasakan Gracia "kamu tau, kesalahan yang aku lakuin itu ngga pantas buat dapet maaf dari dia, aku bohongin dia Nin, aku khianatin dia, dan aku ngga memiliki keberanian lagi buat minta dia maklum kesalahan aku, karena jika aku ada di posisi Shani,  aku akan lakuin hal yang sama, atau lebih parah!" Maka, Anin diam setelahnya, apa yang bisa ia bantah lagi, dulu dia juga menyalahkan Gracia,  namun Anin mengerti, tapi apakah Shani tidak bisa melakukan hal yang sama.

"Tanggung Jawab" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang