Chapter Dua Puluh.

8.7K 769 122
                                    


Dunia memang seperti ini,  apa yang tidak di sangka, apa yang tidak di duga, namun itulah yang justru terjadi.

Setelah tujuh tahun lamanya,  pertemuan pertama itu akhirnya terjadi hari ini.

Bertemunya dua insan yang dulu bak belahan jiwa, Namun harus berpisah di tengah jalan.

Namun hari ini mereka kembali di pertemukan, lewat ketidak sengajaan.

Shani diam menatung di tempatnya, wajah itu, wajah yang sudah tujuh tahun tidak dia lihat, wajah itu wajah yang dulu begitu ia damba, wajah itu, wajah cantik yang mampu membuatnya bertekuk lutut.

Hari ini wajah itu kembali ia Lihat.

Ratu Vienny berdiri tepat di hadapannya.

Cinta pertamanya,  juga luka pertamanya ada di hadapannya sekarang.

Tidak banyak yang berubah, Vienny masih sangat cantik dengan senyum manisnya, Shani tidak akan malu untuk mengakui, Vienny memang selalu Cantik.

Dan selalu mampu membuat dadanya berdebar, baik dulu atau hari ini.

Meski debaran nya kali ini berbeda, bukan debaran Cinta seperti tujuh tahun lalu.

Kali ini jantung Shani memang berpacu cepat, tapi hanya karena dia terkejut.

Hanya karena itu, Shani yakin.

Tak kalah terkejut ekspresi Vienny tak jauh berbeda dari Shani,  matanya membulat sempurna dengan mulut sedikit terbuka,  tidak menyangka akan kembali di pertemukan dengan Shani.

Dengan masalalunya.

Shani tepat memutus kontak mata mereka, kepalanya kembali menunduk untuk melihat bocah laki-laki yang tepat berdiri di depannya.

Menatap Sean, Anak dari mantan kekasihnya.

"Tante itu mami aku" kata anak itu, sontak Shani tersadar, cepat ia mengerjap kala anak itu berlari menuju ke arah Vienny.

Dan akhirnya Shani sadar, bocah itu memang anak Vienny,  anak mantan kekasihnya.

Tapi kenapa harus Sean?

"Kamu ajah yang hamil Shan"

Mata Shani membulat sempurna "kok jadi aku, kamu ajah"

"Yaudah jangan punya anak deh"

"Sayaaaang~~" Shani merengek, memegang ujung lengan baju yang di kenakan Vienny.

"Kenapa, kan kamu ngga mau hamil" Vienny berucap enteng dan makin membuat Shani cemberut, sontak Vienny terkekeh setelahnya.

"Ngambek?" Kata gadis yang lebih tua menusuk pipi Shani dengan jari telunjuknya, pipi yang betah mengembung itu perlahan kampes seiring helaan nafas yang keluar dari mulut Shani.

"Iyah iyah, emang mau punya anak berapa?" Dan sontak ucapan Vienny mampu membuat Shani tersenyum lebar.

"Dua ajah, cewek cowok, sepasang kaya mama papah" kata si Indiria begitu antusias "anak pertama cowok kedua cewek yah?"

Vienny tersenyum mencubit pipi Shani "iyah".

Shani yang bahagia sontak memeluk Vienny "namanya Sean yah" Vienny lantas mengerutkan kening, "Kenapa Sean?, pelesetan dari nama kamu?" Tanya Vienny.

"Tanggung Jawab" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang