Chpater Empat Puluh Satu.

9.1K 747 369
                                    

*******
.
.
.
.

Benar, setelah perkataan si Joko, juga Gracia kemarin Shani jadi memikirkan itu, pertemuan dia dengan Vienny,  tidak seharusnya terjadi, dalam bentuk apapun.

Sean tidak seharusnya menjadi alasan, lagipula Shani tidak memiliki hubungan apapun dengan anak itu, meksi dia begitu menyayangi, ada Gracia yang harus ia pikirkan.

Ternyata Shani masih egois, dia masih tidak bisa menjadi yang terbaik untuk Gracia.

Bagaimana mungkin dia lupa jika Vienny adalah mantan kekasihnya,  jelas itu tidak akan pernah di terima oleh Gracia.

"Emang tolol banget lo Shani" memang, sudah banyak yang mengatakan itu pada Shani di chapter sebelum ini.

Si Indira duduk selagi memikirkan Gracia, pasti sang istri sangat tersinggung kemarin, mengingat itu ingin sekali ia mengumpati dirinya sendiri.

"Shan" Shani mengangkat kepalanya, melihat Jinan yang baru saja masuk.

"Kenapa manggil gue?"Tanya perempuan itu, ia duduk di depan Shani , bersandar penuh pada sandaran kursi.

Shani belum menjawab, ia malah bangkit dari kursinya, berjalan menuju kulkas untuk mengambil minuman untuk mereka berdua, setelahnya di taruh dua kaleng minuman bersoda itu di atas meja, Shani lanjut duduk di soffa.

Jinan memutar kursinya,  kini ia tepat menghadap pada Shani lagi "Kenapa sih?" Ulangnya lagi.

"Duduk sini sih Nan" titah Shani,  Jinan menghela nafas, padahal sudah pw, namun mau tidak mau dia menurut

"Kenapa?" Bertanya untuk kesekian kali, kini ia tepat ada di samping Shani,  mengambil minuman yang tadi Shani ambil dan langsung membuka dan meminumnya.

"Gue kayaknya salah banget Nan" Ucap Shani, si Indira akhirnya membuka suaranya,  mulai bercerita pada Jinan.

"Yah, sejak kapan sih lo bener Shan" Santai Jinan selagi tertawa yang di balas tatapan sinis dari Shani.

"Santai santai, ada apasih kawan, sekiranya tidak penting diriku ini mau kembali bekerja, apakah kau tidak tahu jika pekerjanku ini sangat banyak, jika anda lupa orang yang harusnya mengerjakan pekerjaan inikan sedang berbulan madu, jadi cepet lo Mau ngomong apa gue masih sibuk ini"

Kini, Shani yang balik tertawa, iyah Jinan sedang mengerjakan  pekerjaan Marcelo,  karena laki-laki itu tengah berbulan madu dengan istri nya.

"Iyah iyah sabar sih, Nan, apa menurut lo gue keterlaluan yah kalo masih suka ketemu sama Vienny" Jelas Shani.

"Iyah emang, kemana aja lo baru sadar" Komentar Jinan.

Shani menghela nafas lagi, benar dia salah ternyata "Tapi gue kesana buat ketemu Sean Nan" Shani menjelaskan lagi.

Jinan menatap Shani dengan begitu serius "Buat apah? Sean juga kebahagiaan nya bukan tanggung jawab lo, yang harusnya lo pikirin itu Gracia bego" bagus Shani membahas ini  jadi Jinan bisa menasihati nya.

Menghela nafas lagi, nah baru sadar sekarang jika dia bodoh.

"Iyah gue salah" Aku Shani, dia menyesal karena menemui Vienny lebih dulu kemarin, menyesal membuat dia dekat dengan Sean.

"Jadi gue harus Jauhin mereka Nan?" Namun, Shani masih butuh saran, dia tidak bisa secepat itu memutuskan.

"Vienny ngga lebih baik dari Gracia, dia yang lebih milih pergi padahal tau kalau lo secinta itu sama dia, pernikahan dia ngga berhasil, atau mungkin dia yang masih suka sama lo, itu urusan dia  masalah dia, perihal Sean,  bukan tanggung jawab lo buat bahagiain dia, sebatas pertemuan tanpa di sengaja itu gapapa Shan, tapi kalo lo ngelangkah lebih dari itu, lo sama saja goblok,  gue nggak akan pernah terima Cindy deket sama mantannya, dalam hubungan apapun, jadi gue rasa lo juga bisa ngerti Gracia "

"Tanggung Jawab" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang