Chapter Tiga Puluh Sembilan

11.5K 790 200
                                    

********
.
.
.

Katanya masalah itu tidak akan selamanya bersama kita, baik juga untuk kebahagian, memang benar, namanya juga hidup tidak ada yang abadi.

Namun, sekali lagi tidak ada masalah yang tidak memiliki jalan keluar, tidak ada kesedihan yang kekal, setelah melewati masalah yang cukup panjang, akhirnya kini Shani bisa lega saat semuanya telah baik-baik saja, tentang hubungan nya dengan Gracia yang tidak jadi berakhir, tentang cinta mereka yang akhirnya bisa bersatu.

Perempuan itu tersenyum, tubuhnya bersandar penuh pada soffa dengan melipat tangan di dada, sesekali ia terkekeh pelan saat kembali teringat akan Gracia, juga hubungan romantis di antara kedua nya, Shani bahagia mengingat kini Gracia sendiri yang menjadi orang pertama yang melakukan skinsip dengan nya, baik memeluk atau mencium dirinya.

Dulu, Shani selalu deg-degan saat akan menyentuh Gracia takut takut akan di tampar, namun kini menjadi kebalik nya, Gracia akan merajuk jika Shani lupa mencium dirinya sebelum tidur, atau saat dia pulang dia tidak langsung memeluk nya.

Mengingat itu,  Shani ingin pulang saja rasanya sekarang, setiap hari dia selalu merasa  malas untuk pergi bekerja, dia ingin tinggal di rumah saja bersama Gracia,  bersama sang istri untuk sepanjang hari, namun karena Mengingat tanggung jawabnya sebagai CEO dari perusahaan milik ayahnya ini membuat Shani tidak bisa melakukan itu.

Dia harus sabar menahan rindu pada Gracia selama dia berada di kantor, bahkan saking tidak kuatnya Shani sering kali mencuri-curi waktu untuk pulang hanya untuk menemui Gracia dan setelah itu kembali lagi ke kantor.

Maklum, bos kan bebas.

Perihal hubungan dia dan Gracia yang sudah berbaikan, itu juga di ketahui oleh kedua temannya, Jinan juga Marcelo,  kedua sahabatnya itu turut senang dengan keputusan Shani,  apalagi saat mereka mendengar penjelasan dari perempuan itu, mereka jadi merasa jika Gracia tidak sepenuhnya salah dalam hal ini, jadi jika Shani memutuskan untuk kembali  itu adalah keputusan yang tepat.

Dan perihal Abby, keputusannya tidak bisa di ganggu gugat, dia memilih untuk tetap keluar dari perusahaan Shani,  dia benar tidak bisa menahan malu jika harus kembali bekerja dengan Shani,  dia juga ingin melupakan Shani,  dia sadar jika dirinya tidak akan pernah bisa merebut hati Shani dari Gracia,  maka dari itu sebelum terlalu jauh Abby memilih untuk berhenti.

Lagipula jika di pikir-pikir, Abby itu terlalu cantik untuk menjadi perebut pasangan orang, dia juga bisa mendapatkan seseorang yang lebih dari Shani,  yang masih single juga.

Apalagi, niat awalnya dengan Shani hanya main-main,  juga untuk menjawab rasa penasaran nya, kalian ingat kan teman Abby adalah mantan Shani,  jadi Abby ingin membuktikan pada temannya jika dia bisa mendapatkan hati Shani dan membuat Perempuan itu bertekuk lutut padanya, tapi seiring berjalan waktu malah dia yang jatuh pada pesona Shani,  namun sekali lagi mengingat jika tidak mungkin bersaing dengan Gracia, Abby pun memilih mundur.

Juga untuk kejadian malam itu, dia akan tutup mulut, untuk apa juga mengatakan itu pada Gracia,  dia akan lebih jahat nantinya, ingat juga jika Gracia tengah hamil, jika wanita itu kenapa-napa,  Abby tidak yakin bisa menanggung rasa bersalah itu, apalagi dia juga wanita, bagaimana jika dia nanti ada di posisi Gracia.

Dan, Shani menghargai itu, dia juga masih merasa bersalah karena kejadian malam itu, mengingat nya saja Shani tidak mau.

"Aduh masa udah kangen gege sih, mau pulang" begini terus, apakah Shani benar tidak sanggup hidup tanpa Gracia.

"Balik ah" Ia langsung bangun, mau bagaimana lagi, ini masih jam sepuluh, masih beberapa jam lagi untuk ia pulang, dan Shani tidak mau menunggu selama itu.

"Tanggung Jawab" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang