Chapter Dua Puluh Dua.

8K 716 97
                                    

Memasuki Lima bulan usia kehamilan Gracia, terhitung Dua bulan sudah mereka menikah, dan perlahan segalanya sedikit  berubah, sikap Gracia yang semula selalu ketus sekarang menjadi lebih baik pada Shani,  dia yang semula enggan di sentuh perlahan tidak lagi keberatan saat Shani melakukan skinship padanya, meski bukan suatu sentuhan yang mesra.

Namun mengingat beberapa hari lalu saat Gracia berani mencium pipinya, Shani yakin segalanya akan lebih mudah nantinya.

Bukan tidak mungkin sentuhan kecil itu akan berubah menjadi sebuah sentuhan  yang akan membawanya untuk memiliki sang istri seutuhnya.

Meski itu bukan tujuan utamanya menikahi Gracia.

Shani lebih menginginkan hati dari wanita itu, agar hatinya bisa menerima Shani, juga memberinya cinta seperti yang ia beri.

Shani yang akan selalu sabar, menghadapi sikap gensi Gracia yang masih sangat tinggi itu.

Mereka baru saja keluar dari klinik untuk pemeriksaan kandungan rutin, dan akhirnya Shani tahu apa jenis kelamin anak yang tengah di kandung oleh Gracia.

Yah tidak sesuai keinginannya.

Namun Shani bertekad untuk menerimanya,  untuk tetap menyayangi anak ini, dengan segenap jiwa raganya.

"Kamu pasti kecewa yah?" Ucap Gracia,  ia menerima uluran tangan Shani saat akan menuruni anak tangga.

"Aku, kecewa kenapa?" Shani tidak mengerti,  kenapa dia harus kecewa pada Gracia.

"Karena anak aku bukan cowok" Gracia berucap pelan, ia menunduk melihat ke arah perutnya.

Shani menghela nafas kecil sebelum akhirnya tersenyum, ia berhenti tepat di satu anak tangga yang lebih rendah dari Gracia,  membuat tinggi mereka jadi sejajar.

Ia ikut melirik ke arah perut buncit Gracia yang tengah di usap si pemilik,  tanganya ia bawa untuk menyentuh tangan Gracia yang ada di perutnya, lantas matanya kembali terangkat, menatap lembut pada sang Istri.

"Aku ngga kecewa" ia menjawab dengan lembut, namun itu masih tidak menenangkan bagi Gracia,  ia memutus kontak mata mereka, kembali menunduk selagi menghembuskan nafasnya,  Shani tau Gracia tidak puas dengan Jawabannya.

Gracia pikir Shani kecewa, dia pasti tengah berbohong sekarang.

"Ge?" Panggilnya, namun Gracia enggan mengangkat kepalanya, Shani tersenyum menarik dagu Gracia agar dapat melihatnya "Liat aku?" Oh betapa tidak teganya Shani melihat wajah murung itu, ia usap pelan perut Gracia "Aku sayang sama kamu, sama anak kita juga, ucapan aku waktu itu lupain aja yah, aku beneran nggak kecewa,  kamu sama baby aku sayang kalian"

Dan, harusnya Gracia bisa percaya, dia harus melihat mata Shani yang memancarkan ketulusan itu, Shani benar-benar tidak peduli, laki-laki atau perempuan tidak ada bedanya untuknya.

Dia akan tetap menyayangi nya.

Gracia menarik nafas dan menghembuskannya perlahan, baiklah dia percaya Shani.

"Hmm" angguknya.

Shani tau Gracia masih ragu, tapi Shani tidak akan bosan meyakinkannya, ingat juga Gracia tengah hamil, wanita itu pasti sangat sensitif sekarang.

"Itu nggak penting sekarang ge" kata Shani yang malah membuat Gracia tidak mengerti.

"Maksudnya?"

"Sekarang Jawab aku, udah berapa persen rasa sayang kamu sama aku hmm?" Tanyanya.

Shani jelas tau jika ini bukan waktu yang tepat, namun tidak adalagi yang bisa ia katakan untuk membuat Gracia lupa pada kesedihannya.

"Masih Lima persen Shani"

"Tanggung Jawab" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang