Chapter Dua Puluh Delapan.

7.8K 775 158
                                    


Mobil milik Shani Indira Mahesa baru saja tiba di depan perusahaan miliknya,  sang pemilik yaitu Shani  tengah berada di dalamnya nampak duduk dengan tenang menunggu pengawalnya untuk membukakan pintu untuknya.

Shani keluar dari dalam mobil di ikuti beberapa pengawal pribadinya, berjalan menuju ruangan Miliknya.

Shani masuk kedalam ruangan kerjanya, ia meletakan Tas yang ia bawa dan mulai duduk di kursi kebanggaan nya.

Jam masih menujukan pukul sembilan pagi, masih ada waktu sampai dia pergi ke bandara untuk ke Jepang,  perempuan yang kini mengenakan kacamata itu menarik tas yang ada di atas meja, tas kerja yang biasa ia bawa, membuka resleting tas itu untuk mengecek beberapa berkas yang harus ia bawa ke Jepang.

Kertas-kertas itu ia keluarkan dari dalam tas, Shani mulai memeriksanya satu persatu, dahinya mengkerut saat ia merasa ada yang kurang, ia periksa lagi lebih teliti, dan benar ada satu berkas yang tidak ada di dalam tas nya.

Shani baru ingat semalam ia sempat membuka tas ini dan mengeluarkan isinya, mungkin satu berkas penting itu lupa ia masukan kembali, Shani menghela nafas atas kebodohannya.

Jika begini terpaksa ia harus kembali ke rumah.

Shani kembali bangun, ia merapihkan lagi berkas-berkas tadi dan memasukan nya kedalam tas, namun baru saja ia akan keluar Seseorang tiba-tiba saja masuk ke dalam ruangannya.

Tanpa permisi.

Siapa lagi jika bukan Jinan atau Marcelo.

Namun kali ini Jinan lah orang itu.

"Pagi Shan, baru dateng lo?" Tanya perempuan itu.

"Iyah, tapi gue harus balik ke rumah lagi" Jawab Shani selagi berjalan menuju pintu.

"Ngapain?"

Shani berhenti tepat di depan Jinan "Ada berkas penting ketinggalan di rumah,.gue mau ambil dulu Nan" Jelasnya

"Kenapa ngga nyuruh orang ajah Shan?"

"Nggak bisa, mereka ngga akan berani masuk ke kamar gue, lagian kamarnya gue kunci Nan" Jawab Shani membuat Jinan akhirnya mengerti, iyah mau tidak mau Shani harus mengambilnya sendiri.

"Mau gue temenin?" Tawarnya.

"Ngga usah lo disini aja,  gue balik sama Joko"

"Yaudah, hati-hati yah".

"Iyah Nan, bye"

Setelahnya Shani benar keluar dari ruangan nya.

*****

Menaiki tangga dengan terburu-buru Shani ingin cepat mengambil berkas itu dan kembali ke Kantor, masih ada urusan yang harus ia selesaikan sebelum pergi ke Jepang.

Tidak ada banyak waktu meski ia berangkat menggunakan Pesawat pribadinya.

Saat memasuki kamar Shani segera mencari, dan matanya langsung tertuju ke meja rias milik Gracia,  Shani ingat dia meletakan berkas itu di atas sana semalam.

Dan benar saja, berkas yang di balut dengan Map berwarna biru tua itu memang ada disana.

Shani bernafas lega karenanya

"Bikin repot ajah ini kertas, gue bakar juga lu" Katanya, ia mengambil berkas itu namun.

Prank.

Saat mengangkat berkas itu tidak sengaja Shani menyenggol Salah satu make up milik Gracia hingga jatuh kebawah, ia menghela nafas ada-ada saja.

Perempuan itu berjongkok untuk mengambil benda yang tadi dia jatuhkan namun tatapannya langsung tertuju pada sebuah kertas kecil tepat di samping make up Gracia yang jatuh, sebuah kertas bekas remasan itu, bisa saja dia mengabaikan kertas kecil itu tapi kenapa dia penasaran sekali hingga tepat saat ia mengambil Benda yang tadi jatuh dia juga mengambil kertas itu bersamanya.

"Tanggung Jawab" Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang