14. Menguji Kewarasan

253 70 35
                                    

2.100+ words 🌑

___________

"Abis ini lo mau kemana?" tanya Wendy pada Zoey setelah dia mengakhiri percakapannya dengan seseorang lewat handphone.

"Balik ke Rumah."

"Balik? Ini masih siang loh, tumben amat langsung balik."

Zoey melihat jam di layar handphone-nya yang menunjukan pukul 21.20, memang masih siang.

Wendy meraih handbags-nya lalu berdiri. "Mending ikut gue ke La Vous. Gue mau ketemu temen waktu kuliah, dia lagi liburan di Bali."

"Males ah, gue lagi gak pengen minum."

"Siapa yang nyuruh lo minum? Kan di sana gak cuma ada Jack, Jim, Jose, tapi ada Fiji juga."  Wendy mengingatkan jika Zoey masih bisa memesan mineral water. "Eh, kan lo otw pindah ke Milan nih, kali aja lo butuh tips-tips cara bertahan hidup di sana dari temen gue, dia salah satu fotografer di Elite Milano soalnya."

Elite Milano adalah salah satu Agensi top tier di Milan, model-model mereka tidak pernah absen melenggang di atas lantai catwalk Milan Fashion Week untuk Rumah Mode Alberta Ferreti, Max Mara, Roberto Cavalli, Fendi, Dolce & Gabbana, Prada dan lainnya.

"Ayo deh, sampai jam 11." Zoey berdiri, menerima ajakan Wendy.

"Haha gak yakin cuma sampe jam 11." Wendy tertawa.

**


Zoey bertemu Christian Yu teman Wendy semasa kuliah. Karena mereka bertiga bekerja di Industri yang sama, hanya butuh kurang dari 10 menit untuk membuat mereka akrab dan larut dalam obrolan-obrolan seputar pekerjaan.

"Ini tahun keenam lo di Perle Noire Models? Wow lama juga ya. Ada kepikiran pindah Agensi gak?" tanya Christian setelah mendengar cerita Zoey. "Agensi gue lagi nyari model yang wajahnya Asia-asia gitu tuh."

"Masuk Agensi lo apa salah satu syaratnya harus single?" Zoey iseng bertanya.

"Agensi gue gak mikirin status orang, gak penting. Yang penting tuh passion kerjanya." Christian mengambil dompet, mengeluarkan selembar kartu namanya. "Kuno amat ya 2022 gue masih pake kartu ginian? Haha. Tapi kalo lo tertarik gabung Agensi gue, lo bisa hubungin gue sebelum akhir tahun ini." Christian memberikan kartu namanya pada Zoey. Setelah itu dia pamit pergi ke bar counter untuk berbincang dengan bartender.

Zoey menghisap dan menghembuskan asap rokoknya yang hampir padam sambil menatap kartu nama milik Christian di tangannya. Ia berpikir, mungkinkah ini pertanda? Pertanda jika dia bisa terbebas dari Juan?

Wendy menggeser duduknya mendekati Zoey. "Sttt... kenapa tadi lo nanyain 'status' sama Ian? Jangan-jangan sebenernya lo gak pengen cerai sama Sean lagi..." Wendy curiga, dia tahu salah satu syarat masuk ke Ford Models Milan adalah statusnya yang harus single. "Lo mau cerai sama Sean karena lo mau pindah ke Ford Models kan?"

"Apa sih, ngarang..." Zoey memasukan kartu nama itu ke dalam tasnya. "Gue mau cerai sama Sean karena kita udah gak cocok."

"Hadeuuh, lo tuh married sama Sean baru dua bulan lebih. Sama umur pohon tomat di Rumah gue aja lamaan umur pohon tomat di Rumah gue." Wendy tertawa. "Lo cinta gak sih sama Sean?"

Wendy adalah orang kedua setelah Leo yang memberi pertanyaan menggelikan itu pada Zoey dan Zoey tidak selera untuk menjawabnya atau lebih tepatnya dia tidak tahu harus menjawab apa. "Gak tau."

"Astaga..." Wendy memutar bola mata lalu meminum sedikit martini-nya. "Eh, lo pikir baik-baik deh tawaran Ian, cobain, kali aja lo masuk. Elite sama Ford sama-sama di Milan sih, bedanya yang satu mengharuskan lo single, yang satunya bodo amat." Wendy meminum lagi martini-nya kemudian berdiri untuk melangkah ke dance floor. "Mau turun gak?"

(Hiatus) NormalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang