07. Sedikit Tumbuh

296 74 27
                                    

1.600 words 🤏

______________

Setelah photoshoot selesai, Juan mengajak ke Il Fornello Bottega atau Restoran dekat dermaga sebelum kapal ferry datang menjemput. Tapi Sean satu-satunya yang menolak ajakan Juan, dia menarik tangan Zoey agar berdiri di dekatnya lalu berkata jika dia dan Zoey harus segera kembali ke hotel, "Ada janji afternoon tea."

Zoey mengerut dahi karena tahu Sean hanya mengarang.

Juan menatap Sean, merespon dengan "Oh" yang datar.

"Ayo."

"Duluan yaa." Zoey melambaikan tangan pada teman-temannya ketika Sean mulai menariknya pergi. Zoey terlihat seperti anak kecil yang ditarik Ayahnya pulang untuk tidur siang. "Sean, kita gak ada janji ngeteh deh." kata Zoey ketika langkah mereka sudah cukup jauh.

"Emang gak ada." Sean membenarkan.

"Terus ngapain lo ngajak gue balik ke hotel?"

Sean tidak menjawab.

"Mulai... kumat kebiasaan gak mau jawab pertanyaan gue! Cape lama-lama ngomong sama lo." Zoey kesal.

Dan rasa kesal Zoey bertambah berkali lipat ketika sampai di kamar hotel, karena yang Sean lakukan hanyalah memainkan game di handphone selama berjam-jam.

"Lo ngajak gue balik cuma buat ini? Cuma buat nontonin lo main game?!"

"Iya." jawab Sean dengan cueknya.

"Sean, nyadar gak hari ini lo gaje-nya mirip Bapak-bapak? Tadi waktu photoshoot lo ngikutin gue kemana-mana kaya Bapak jagain anak. Terus lo ngajakin gue balik cepet ke hotel, tapi di hotel gak ngapa-ngapain!"

Sean menyimpan handphone-nya, lalu menatap Zoey. "Lo sama boss lo itu, Juan Soediro udah kenal berapa lama?"

Zoey mengerut dahi. "Kenapa lo tiba-tiba nanyain Juan?"

'12 tahun lalu, apa kalian sudah saling kenal?' pertanyaan itu yang ingin Sean tanyakan pada Zoey, namun ia mengurungkannya. Sean berdiri. "Gue laper. Ayo kita keliling Stresa cari makan."

"Gak mau! Kalo laper, lo tinggal panggil room service."

"Tadi protes karena gue bikin lo 'gak ngapa-ngapain' di hotel, giliran diajakin nyari makan keluar, gak mau. Dasar cewe..."

"Uh... ya udah ayo kita keluar, hehe." Zoey tertawa kecil setelah menyadari ke plin plan-nya . "Beliin gue gelato."

"Iya." Sean mengiyakan. Dia menarik siku Zoey agar berdiri lalu mereka keluar kamar, berjalan menuju lift, turun sampai lantai dasar menuju tempat parkir dan masuk ke dalam mobil.

Sean menyetir, membawa Maserati Levante sewaan itu menuju ke timur Stresa dimana terdapat banyak restoran, bar dan toko-toko.

Setelah sampai dan memarkirkan mobil di Piazza Guglielmo Marconi, Sean dan Zoey menyebrangi jalan Corso Umbertol lalu masuk ke jalan kecil di samping Gereja Saints Ambrose and Theodule. Mereka mengelilingi Old town Stresa sambil melihat-lihat daftar menu yang di display di dekat pintu-pintu masuk setiap restoran.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
(Hiatus) NormalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang