13. Kembali Menjadi Asing

227 59 28
                                    

2.400+ words 🌒
tinggalkan lah jejak.

_______________

"Aku diterima di Sang-a Womans University, tes kesehatannya dua minggu lagi." tutur Sooyoung, ini kabar gembira tapi wajahnya terlihat sedih.

Sean menyentuh wajah Sooyoung. "Hey, kenapa sedih..." Sean pikir wajah tidak bahagia kekasihnya itu karena dirinya akan memulai pelatihan dasar wajib militer minggu depan.

Nyatanya bukan itu, tapi... "Mereka tidak menerima mahasiswi yang sedang mengandung." lanjut Sooyoung dengan suara kecil yang hanya ia dan janinnya yang bisa mendengar.

"Huh?" Sean mendekatkan wajahnya, gestur meminta Sooyoung mengulang kalimatnya.

Tapi Sooyoung tidak mengulang kalimatnya, dia hanya menarik seulas senyum kemudian memeluk Sean.

Sean tidak pernah menyangka jika itu adalah pelukan terakhir Sooyoung sebelum akhirnya perempuan menghilang begitu saja. Sean pikir mungkin Sooyoung sudah menemukan lelaki yang jauh lebih baik darinya. Tapi dia salah... sebuah kenyataan lebih pahit menamparnya.

Ketika Sean tengah menjalankan kewajibannya sebagai warga negara Korea Selatan, ternyata Sooyoung sedang mengandung anaknya. Sooyoung memutuskan untuk mengugurkan kandungannya sebelum tes kesehatan di Sang-a Womans University agar dia lolos menjadi salah satu mahasiwi di sana. Saat proses penguguran itu berlangsung ternyata bukan hanya janinnya yang meninggalkan dunia, tetapi Ibunya juga...

Kenapa sepertinya semua orang meninggalkannya? Sooyoung, Ayahnya, Ibunya dan sekarang... Zoey.

Walapun sekarang Zoey dan Sean tinggal terpisah, tapi mereka masih terikat status Perkawinan, karena baik Zoey ataupun Sean belum melayangkan gugatan cerai. Zoey membiarkan dirinya dan Sean masih menjadi sepasang Suami dan Istri di Catatan Sipil setidaknya sampai bulan depan, sampai Zoey menanda tangani kontrak kerja Ford Models dan pergi ke Milan. Zoey berharap saat hari itu tiba, Sean sudah menyelesaikan semua urusannya di Indonesia, termasuk jual-beli tanah orang tuanya di Buleleng itu.

Zoey kembali menjalani kehidupannya yang dulu sebelum ia bertemu Sean; pergi minum, clubbing melepas penat pada saat langit gelap dan menenggelamkan diri pada pekerjaan saat langit terang—seperti siang itu, Zoey menatap layar iMac 27 inch yang memperlihatkan hasil foto Leo untuk look terakhir hari ini.

"Gua suka nih sama koleksi Jack McCollough and Larazo Hernandez tahun ini. Prise and sharp." ujar Leo ketika meneliti pakaian yang Zoey kenakan saat difoto.

"Eh, lo mau makan siang dimana?" tanya Zoey sambil melepas bobby pin yang menjepit rambut bagian depannya.

"Gua sama anak-anak mau ke Bigul Swari."

"Ikut! Tungguin, gue mau bersihin makeup dulu." saat Zoey mengucapkan kalimat itu, dia melihat Juan sedang mengobrol dengan Mark didekat pintu masuk Studio. Sudah seminggu ini Zoey tidak bertemu Juan, lebih tepatnya setelah perkelahiannya dengan Sean.

Juan berjalan masuk melewati pintu Studio, lalu mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut ruangan untuk mengabsen satu persatu tim yang bekerja hari ini; ada Moses yang mematikan beberapa peralatan yang tersambung pada listrik seperti soft box dan sebagainya, Jerry membereskan storyboard, Yeri mengumpulkan kembali pakaian-pakaian yang sebelumnya dipakai Zoey dan Wendy merapihkan alat makeup. Ekor mata Juan menangkap gerakan Zoey yang akan masuk dalam fitting room. "Zoey, bisa kita ngobrol sebentar?" tahannya, "Sambil makan siang."

(Hiatus) NormalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang