15. Ingin Menghilang

303 74 44
                                    

1.800+ words 🤡
ngevote & komen gak bikin jempol bisulan kok kak.

__________

Beruntung meeting pagi ini hanya berlangsung satu jam karena Wendy masih mengantuk, ia ingin segera memesan kopi untuk menahan kedua kelopak matanya agar tidak terpejam akibat tidur hanya tiga jam. Beruntung juga karena semalam dia hanya minum dua teguk martini jadi dia tidak perlu repot-repot bertemu dengan hangover pada pagi harinya. Ruang meeting mulai ditinggalkan para staff, hanya tersisa Wendy, Karina, Leo dan Juan yang sibuk dengan gadgetnya masing-masing.

"Ada yang mau kopi gak?" tanya Wendy, ia mulai mencari menu kopi favoritenya di aplikasi layanan pesan antar makanan.

"Gue mau dolce latte, Wen." pinta Karina tanpa menoleh karena tatapannya masih ia fokuskan pada ringkasan meeting hari ini yang ia catat pada iPad-nya.

Leo melirik Wendy, awalnya ingin ikut memesan kopi, tapi dia malah menyadari sesuatu yang membuatnya tertawa. "Hahaha Wen, abis ngeronda dimana lu semalem? Lingkar item di mata lu udah kaya makeup-nya Luna Maya di poster film Beranak dalam Kubur hahaha."

"Gak usah face shaming dan gak usah kepo!" jawab Wendy sensi karena Leo mengomentari mata pandanya. Ia kemudian teringat kejadian menarik tadi malam yang ingin ia bagikan pada Karina yang saat itu masih duduk di seberangnya. "Stt... Rin, Rin, Rin..." panggilnya sangat pelan sambil menendang kecil kaki Karina di bawah meja meeting. Wendy hanya ingin membagikan ceritanya dengan Karina. "Ada yang seru, kayanya Zoey sama Sean balikan deh..." bisiknya.

Kedua mata Karina membesar, ia langsung mengangkat wajahnya menatap Wendy, tubuhnya ia condongkan ke depan. "Maksudnya?"

"Semalem gue ke La Vous sama Zoey." Wendy meletakan handphone-nya di atas meja, melupakan pesanan kopinya, fokusnya kini dia berikan pada Karina. "Pas tengah maleman gitu gue ngedenger ada orang yang dipukul! Waktu gue liat ternyata yang mukul itu Sean dongggg! Eh abis itu dia langsung narik tangan Zoey keluar! Romantis gak sih, Riiinn?! Aaaaa." Wendy ingin menceritakan kejadian itu 'diam-diam' namun tidak menyadari jika volume suaranya terlalu kencang—karena terlalu bersemangat—sampai Leo dan Juan menoleh padanya.

Juan menutup laptop-nya, berdiri lalu meninggalkan tempat meeting tanpa bicara. Dari raut wajahnya jelas terlihat jika Juan tidak suka dengan cerita Wendy.

"Hadeuh si Wendaay, pagi-pagi udah bikin orang badmood." ujar Leo.


**

Zoey berguling ke samping, menarik selimut ketika merasakan udara menyapu kulit punggungnya. Zoey membuka kedua matanya saat merasakan sesuatu yang aneh pagi ini, ia melarikan tangan kanan untuk meraba punggungnya. "Oh... shit." desisnya saat menyadari jika telapak tangan kanannya tidak menemukan kain apapun melapisi punggungnya. Wajahnya semakin panik ketika menemukan kaus yang ia kenakan semalam tergeletak cantik di dekat lemari. Kaus berwarna putih itu seperti sedang mengoloknya; Lelaki mana lagi yang tidur denganmu kali ini?

Sial.

Padahal Zoey sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menghentikan kebiasaan buruk itu, tapi sepertinya semalam dia kecolongan?

Sambil berusaha mengingat, Zoey mengubah posisinya menjadi duduk seraya menarik selimut bersamanya agar tetap menutupi tubuh polosnya sampai leher. Zoey menatap sekeliling, menatap setiap jengkal kamar yang terasa tidak asing baginya... seperti kamar... "Sean?" tebaknya tak yakin. Ia mengerjap beberapa kali. "Sean!" jeritnya setelah yakin bahwa dirinya ada di kamar Se-fucking-an. "No, please jangan Sean dong, aaaah!" Zoey menjambak rambutnya yang sudah kusut.

(Hiatus) NormalesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang