♡3

4.2K 135 7
                                        

Assalamu'alaikum
Bismillah

Chapter ini semua tentang flashback mereka nikah.

Jadi ikuti dan heja setiap katanya... Hehehe

~~~~~selamat membaca~~~~~

*****

Flashback on

"Bun Awa pergi dulu ya ke kampung sebelah mau ngambil pesanan sebentar kok gak sampai malam insyaallah, Awa pulangnya cepat"

Izin Salwa kepada perempuan paruh baya bibi Maya, Salwa memanggil bibinya dengan sebutan bunda karena bagi Salwa Bibi Maya adalah orang tua kandung sendiri, begitu pun sebaliknya bibi sudah menganggap Salwa sebagai anak kandung bibi sendiri karena bibi tidak menikah dan punya anak.

"Yasudah hati hati di jalan, kerena kampung sebelah rawan kejahatan, kamu berdoa supaya Allah selalu melindungi kamu" Mengusap usap pundak Salwa.

"Jangan ngebut bawa motornya hati hati di sana soalnya sepi banget jadi kamu harus cepat pulangnya biar gak kemalaman" Khawatir bunda Maya pada Salwa.

"Iya bunda, kaya bunda gak tau aja Awa ini cepat bawa motornya, jadi insyaallah Awa sampai sebelum malam, jadi bunda do'ain Awa supaya Awa selamat ya bunda" Banggannya seraya menepuk dadanya.

"Assalamu'alaikum bunda Awa pergi" Mencium tangan dan pamit, selepas itu Salwa melangkahkan kakinya keluar rumah menuju ke halaman depan.

Rumah minimalis itu sangat indah, bersih, luas, dan segar.

Salwa kan kaya kenapa tinggal nya di rumah sederhana tidak mewah? Karena rumah ini peninggalan dari orang tua Salwa, dan dekat juga ketempat Salwa mengajar, bunda Maya lah temannya untuk menempati rumah tersebut.

Setelah itu, Salwa langsung menuju ke sepeda motor meticnya yang sudah terparkir di depan rumahnya, kemudian Salwa pergi dengan kecepatan laju motor yang sedang.

Memakai pakaian tertutup, adalah pakaian sehari-hari Salwa, kerudung panjang menutup dada adalah fashion Salwa.

Membelokan motor ke area mesjid karena waktu Asar sudah berbunyi. Salwa ingin melaksanakan kewajibannya dulu sebagai seorang muslimah untuk menunaikan sholat ashar.

Sesudah ia beribadah ia lanjutkan perjalanannya yang sebentar lagi akan sampai ke tujuan.

Kenapa paketnya gak diantar aja? Karena kampung tersebut tidak memiliki sarana antar jemput, jadi Salwa harus mengambilnya sendiri itung-itung jalan-jalan pikir Salwa.

Sudah kebiasaan Salwa hidup dengan sederhana, tidak mementingkan imagenya, Salwa tidak peduli akan hal itu. Dia ya dirinya orang ya orang, itulah cara pikir Salwa.

Memiliki rupa yang sangat cantik tidak membuat Salwa berpilih-pilih teman, kebanyakan orang segan berteman dengan dirinya, karena dirinya jutek jika bersama lawan jenis, orang yang mau berteman dengannya kebanyakan orang yang memanfaatkan kecantikan dan kekayaannya untuk terkenal.

Jadi Salwa jarang berteman, sahabatnya yang setia dan baik cuma satu, bernama Mawar Diani. Yang sekarang tinggal di kota tempat kelahirannya.

Sesampainya dia di kampung tersebut, Salwa langsung mengambil pesanan baju couple yang dibuat manual oleh penjahit asli kampung situ. Baju untuk dia dan bundannya. Harga yang murah tetapi kualitas bagus sekali.

MURIDKU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang