Assalamu'alaikum
Bismillah~~~~~selamat membaca~~~~~
*****
HapppShaka tarik Salwa untuk mengikutinya kebelakang sekolah, sepi keadaan membuat Salwa di serang rasa panik.
Masalahnya wajah Shaka dan Salwa sangatlah dekat. Terkungkung bersandar di dinding mata Salwa terbelalak mengetahui posisi mereka saat ini.
"Kamu apa-apaan si Shaka? Nanti ada orang lihat Bagaimana?" Tanya Salwa Seraya mendorong tubuh kekar itu untuk menjauh darinya.
Tetapi usahanya tidak membuahkan hasil karena kekuatan Shaka lebih besar darinya.
"Disini gak ada orang" Ucap Shaka menyelami bola mata hitam istrinya.
"Ada nanti! Minggir Shaka!!" Dorongan demi dorongan Salwa lakukan tetapi Shaka malah merapatkan tubuhnya.
"Nakal" Ucap Shaka mengelus pipi Salwa menggunakan sebelah tangannya.
"Si-siapa?" Tanyanya gugup akibat atmosfer disekitar kian menipis.
"Ibu"
"Shaka kamu udah keterlaluan"
"Keterlaluan bagaimana?" Tanyanya dengan mata melihat gerak bibir Salwa.
"Kamu menyentuh saya!" Ucap pelan Salwa tepat di depan wajah Shaka.
"Ibu siapa?" Tanya Shaka memundurkan tubuhnya. Ia bersedekap dada sembari memandang istrinya.
Akhirnya Salwa bisa bernapas lega, jantungnya sedari tadi berdegup kencang.
"Saya Salwa!" Jawab berani Salwa menatap rambut Shaka karena tidak ingin melihat rupa cowok itu.
"Ck" Decaknya karena jawaban Salwa tidak sesuai dengan keinginannya.
Sebenarnya Salwa tau kemana arah pembicaraan ini. Cuma Salwa malu jika ia mengakuinya.
"Lupa?"
"Mau kamu apa sih? Saya sibuk mau ngajar" Geram Salwa berniat pergi dari sana.
"Saya mau bibir ibu"
Gila
Mata Salwa melotot mendengar celetukan Shaka.
"Gak! Saya gak mau" Ketika langkahnya sudah berpindah, Tiba-tiba kungkungan itu kembali lagi.
"Saya siapa?" Tanya Shaka dingin.
"Ka-kamu ya kamu" Jawab Salwa mengernyitkan kening.
"Akui dulu baru saya lepas" Tawarnya.
"Akui apa Shaka?"
"Bahwa saya suami ibu"
Glek
Ludah Salwa tertelan lambat. Ia malu, pipinya sudah memerah seperti tomat.
Shaka menyeringai melihat pipi merah chubby itu.
"Cup"
Plak
Tamparan panas mendarat di pipi Shaka. Ia terkekeh mendapatkan tamparan pertama dari istrinya.
"Astagfirullah, maaf maaf saya refleks" Akibat terkejut karena serangan mendadak Shaka, tangan mungil Salwa pun terangkat menampar wajah Suaminya.
Salwa mendekat untuk melihat pipi Shaka.
"Maafkan Saya" Khawatir Salwa takut Shaka kembali menyakitinya

KAMU SEDANG MEMBACA
MURIDKU SUAMIKU
De Todo{On going} Bagaimana jika takdir yang kita harapkan tidak sesuai dengan yang kita inginkan? Berjodoh dengan lelaki yang paham agama, dan baik sangat di inginkan perempuan bermata teduh ini. Akankah takdir perempuan ini akan bahagia? Atau malah sebal...