♡5

5.1K 162 4
                                        

Assalamu'alaikum
Bismillah

~~~~~selamat membaca~~~~~

*****


Happp

Shaka tarik Salwa untuk mengikutinya kebelakang sekolah, sepi keadaan membuat Salwa di serang rasa panik.

Masalahnya wajah Shaka dan Salwa sangatlah dekat. Terkungkung bersandar di dinding mata Salwa terbelalak mengetahui posisi mereka saat ini.

"Kamu apa-apaan si Shaka? Nanti ada orang lihat Bagaimana?" Tanya Salwa Seraya mendorong tubuh kekar itu untuk menjauh darinya.

Tetapi usahanya tidak membuahkan hasil karena kekuatan Shaka lebih besar darinya.

"Disini gak ada orang" Ucap Shaka menyelami bola mata hitam istrinya.

"Ada nanti! Minggir Shaka!!" Dorongan demi dorongan Salwa lakukan tetapi Shaka malah merapatkan tubuhnya.

"Nakal" Ucap Shaka mengelus pipi Salwa menggunakan sebelah tangannya.

"Si-siapa?" Tanyanya gugup akibat atmosfer disekitar kian menipis.

"Ibu"

"Shaka kamu udah keterlaluan"

"Keterlaluan bagaimana?" Tanyanya dengan mata melihat gerak bibir Salwa.

"Kamu menyentuh saya!" Ucap pelan Salwa tepat di depan wajah Shaka.

"Ibu siapa?" Tanya Shaka memundurkan tubuhnya. Ia bersedekap dada sembari memandang istrinya.

Akhirnya Salwa bisa bernapas lega, jantungnya sedari tadi berdegup kencang.

"Saya Salwa!" Jawab berani Salwa menatap rambut Shaka karena tidak ingin melihat rupa cowok itu.

"Ck" Decaknya karena jawaban Salwa tidak sesuai dengan keinginannya.

Sebenarnya Salwa tau kemana arah pembicaraan ini. Cuma Salwa malu jika ia mengakuinya.

"Lupa?"

"Mau kamu apa sih? Saya sibuk mau ngajar" Geram Salwa berniat pergi dari sana.

"Saya mau bibir ibu"

Gila

Mata Salwa melotot mendengar celetukan Shaka.

"Gak! Saya gak mau" Ketika langkahnya sudah berpindah, Tiba-tiba kungkungan itu kembali lagi.

"Saya siapa?" Tanya Shaka dingin.

"Ka-kamu ya kamu" Jawab Salwa mengernyitkan kening.

"Akui dulu baru saya lepas" Tawarnya.

"Akui apa Shaka?"

"Bahwa saya suami ibu"

Glek

Ludah Salwa tertelan lambat. Ia malu, pipinya sudah memerah seperti tomat.

Shaka menyeringai melihat pipi merah chubby itu.

"Cup"

Plak

Tamparan panas mendarat di pipi Shaka. Ia terkekeh mendapatkan tamparan pertama dari istrinya.

"Astagfirullah, maaf maaf saya refleks" Akibat terkejut karena serangan mendadak Shaka, tangan mungil Salwa pun terangkat menampar wajah Suaminya.

Salwa mendekat untuk melihat pipi Shaka.

"Maafkan Saya" Khawatir Salwa takut Shaka kembali menyakitinya

MURIDKU SUAMIKUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang