Ciel Sagezza
Kami sepakat untuk mencari anggota dari elit-elit istana. Aku dan Levi punya beberapa orang kawan lama yang kini bekerja sebagai pegawai negeri sipil yang bisa kami jadikan anggota. Beberapa dari mereka juga sudah menjadi informan Levi sejak lama. Kami juga mengumpulkan orang-orang yang mendukung Reich dan menentang Lucas.
Kami bertemu dengan mereka di istal kuda tempat Vion dahulu bekerja. Ivan memberikan fasilitas dan akses bagi kami dengan kebaikan hatinya. Syukurlah masih ada beberapa orang yang berada di pihak kami, termasuk Ivan dan beberapa orang sipir penjara.
"Kami siap membantu Anda, Pangeran," ujar salah seorang di antara mereka.
"Bagaimana aku bisa percaya pada kalian sepenuhnya?" sahut Levi masih dengan gaya lamanya.
"Saya memastikan dapat memberikan informasi tentang Yang Mulia Ibu Suri dan Putri Sharon. Saya juga akan membantu Anda jika ingin menyelamatkan mereka," ujar seorang sipir penjara yang direkomendasikan oleh Reich.
"Kudengar ia yang menjaga Reich selama dikurung, jadi kita bisa percaya padanya," kataku pada Levi.
Kami mengumpulkan sebanyak hampir tiga puluh orang. Kami akan meminta mereka kembali ke pekerjaan sehari-harinya, namun setiap orang harus melapor jika ada informasi penting. Levi sedang menempatkan mata-mata, seperti Lucas yang dahulu menempatkan Jay di sisi Reich. Kami harap mereka tidak akan terluka selama membantu pekerjaan kami.
...
Raut wajah Levi berubah saat mendapat panggilan dari Genio. Tak kusangka ia lebih kalut ketimbang aku saat mendengar kabar tentang Vion dan Aurum. Ia juga khawatir karena tempat tinggal kami diserang.
Kami tidak bisa kembali, kurasa prajurit Lucas masih berkeliaran mencari kami. Mereka tidak dapat memastikan kami bertujuh mati atau tidak meski rumah kami terbakar habis sekalipun. Ivan meminta kami untuk berada di istal sebentar lagi sampai keadaan menjadi aman. Kami disuguhi teh bunga yang bahkan sudah tidak menarik untuk diminum.
Pada hari berikutnya tidak ada yang berubah. Aku mondar-mandir di dalam ruangan Ivan, tak peduli dengan ucapan Levi yang memintaku untuk tenang. Rasanya aku tidak berguna saat hanya bisa bersantai di dalam sini, sementara teman-teman yang lain sedang berjuang di luar sana. Aku ingin berteriak keras lalu berlari keluar mencari Vion. Namun, aku tidak segila itu mengingat saat ini kami sedang diincar oleh satu negara.
"Jay sudah tiba di Mellius," ucap Levi setelah mendapat panggilan terkini dari Jay. "Reich aman di rumah pengasinganku."
"Syukurlah."
Meski ada banyak yang kupikirkan, aku tidak mau banyak bicara. Kulihat Levi menggigiti kukunya karena cemas. Aku tidak akan mengganggunya sedikitpun karena itu akan menambah beban pikiran untuknya. Aku yakin Aurum dan Vion sangat berharga baginya, seperti Reich.
KAMU SEDANG MEMBACA
Behind The Story of King's Diary (SUDAH TERBIT)
FanfictionViore adalah bangsa terkuat di Armeeya yang telah mempertahankan warisan sihir dari leluhurnya. Vion kehilangan segalanya saat keluarganya, Viore, dibantai habis pada malam itu. Bersyukur ia diselamatkan. Paman Veloz yang merawatnya selama sepuluh t...