D-DAY

127 25 3
                                    

You know how long I waited for d-day?


LEVI MELLIO


Aku berhasil mengevakuasi warga yang datang ke istana untuk menyambut penobatan raja baru. Aku membuka gerbang dan menggiring orang-orang keluar dari dalam sambil memastikan tidak ada yang terluka. Kulihat keributan terjadi, sebenarnya penyebabnya adalah kami, karena seenaknya mengacau di upacara yang penting.

Bukan tidak ada alasannya, kami memang ingin memperlihatkan kepada seluruh warga bahwa Lucas adalah pembual. Kami tidak kalah dan kami tidak pernah menyerah sedikitpun.

Kulihat dari bawah sini Lucas melarikan diri dan kemudian Vion mengejarnya. Meskipun sejujurnya aku ingin menghabisi Lucas dengan tanganku sendiri, tapi kami bersepakat untuk melaksanakan rencana ini. Jadi, aku harus mempercayakan itu pada Vion. Genio bilang, selemah apapun, kami tidak akan kalah jika saling percaya.

"Kau masih keras kepala, ya," ujar seseorang menyerangku dari belakang.

Rigel dan Kepala Polisi muncul bersama pasukan Lucas di belakangku. Mereka tersenyum meremehkanku. Aku menerka mereka ditugaskan Lucas untuk membunuhku hari ini sebagai musuh terbesar yang mengancam keberadaan Lucas sejak dahulu.

"Aku hanya ingin mengembalikan apa yang seharusnya jadi milikku," kataku.

"Aku hanya ingin mengembalikan apa yang seharusnya jadi milikku," kataku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kau hanya remah-remah yang harus disingkirkan," kata Rigel.

Pedang kami bertabrakan. Rigel menatap mataku sehingga aku bisa melihat jelas bola matanya yang membesar karena amarah. Ia menjauh dan segera melempar bom kecil untuk melumpuhkanku.

Aku dapat melindungi diri dengan tameng sihir yang kuciptakan. Aku membuat dinding perisai tak kasat mata yang hanya bisa dilihat dengan mata Viore. Kemudian, aku menciptakan bola-bola api dengan ilmu sihir kebanggaanku lalu melemparkannya kepada mereka.

Mereka terlihat sedang mengulur waktu. Aku tidak tahu apa, tapi sepertinya kepergian Lucas barusan adalah bagian dari rencana mereka untuk melumpuhkan kami. Mereka hanya menghindar dari seranganku dan membalas sekenanya. Pasukan Lucas dan beberapa anggota kami yang membantuku juga bertempur imbang.

Ketika aku sudah yakin akan berhasil, kudengar suara tembakan dari arah Istana Utama. Tak lama kemudian, satu barisan pasukan Lucas muncul membawa persenjataan lengkap. Mungkinkah suara tembakan tadi adalah kode dari Lucas untuk anak buahnya?

Kelihatannya Lucas menambahkan pasukan dan sengaja memancing Vion untuk mengikutinya sendirian. Di tempatnya, Aurum juga kewalahan karena musuhnya bertambah. Pertempuran di balkon itu terlihat cukup merepotkan, tapi aku yakin Aurum bisa mengatasinya dengan baik. Lucas sengaja memisahkan Vion dari kami dan menambah jumlah pasukan untuk melawan kami. Ia ingin memastikan kami tidak bisa saling melindungi dan akan berakhir tinggal nama saja.

Behind The Story of King's Diary (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang