PROMISE

231 20 0
                                    

Thank you for keeping your promise...


REICH AMIROS


Jay celingukan setelah kutepuk pipinya beberapa kali. Aku sama terkejutnya. Kurasa, beberapa waktu yang lalu, aku telah menyerah saat tertimbun bebatuan yang runtuh. Aku pikir kematianku tetap datang meski telah berusaha menghindarinya.

Aku melihat sekeliling dan suara terkejut Jay membuatku ikut terkejut. Bebatuan yang harusnya runtuh kini berhenti bergerak, melayang di atas kepala kami. Putri Sharon dan Ibu Suri juga tersadar dari pingsannya dan kami pun berniat untuk segera melarikan diri.

"Apa yang terjadi di sini?" tanya Jay mendapati beberapa prajurit juga tidak bergerak seolah waktu telah dihentikan.

"Bukankah ini sihir milik V? Apa dia ada di sini?"

Drap drap, kudengar langkah kaki seseorang mendekat. Wajah Amore muncul di ujung lorong, dengan keringat dan air mata yang bercucuran.

"Kita harus selesaikan urusan yang ada di sini, lalu temui V sama-sama," ujarnya sambil menahan tangis.

Aku dan Jay tak punya pilihan. Kami harus mengeluarkan Ibu Suri dan Putri Sharon dari dalam sini dan membawa mereka ke tempat aman, seperti yang dilakukan Alvin dan Amore sebelumnya.

Jadi, kami bergegas.

Atas petunjuk dari Amore, kami sampai di paviliun Ratu yang telah digunakan Amore sejak pertunangannya denganku diumumkan. Para tahanan yang kami bebaskan, termasuk Ibu Suri dan Putri Sharon akan aman berada di sana.

Sepeninggal kami, penjara bawah tanah itu runtuh kembali menandakan sihir Vion telah berakhir. Perasaanku bercampur aduk karena sihir Vion berakhir secepat itu. Aku pun berlari kencang, diikuti Jay dan Putri Amore yang sedikit kesulitan. Kaki Amore mungkin sakit, tapi ia menolak saat aku menawarkan bantuan. 

Tujuan kami adalah cepat sampai di paviliun utama untuk bertemu dengan Vion, dan kalau ada yang bisa kami lakukan untuknya, kami pasti melakukannya. Aku masih berharap.

Namun, langkahku melambat kemudian berhenti ketika melihat di depan mataku Vion sudah tak berdaya dalam pelukan adiknya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Namun, langkahku melambat kemudian berhenti ketika melihat di depan mataku Vion sudah tak berdaya dalam pelukan adiknya. Levi juga ada di sana terlihat kusut dan kecewa berat. Apa yang terjadi? Pikirku, seharusnya kisah ini tidak berakhir menyedihkan. Vion sendiri yang mengatakannya padaku.

Lucas terkapar dengan luka menganga di perutnya. Aku bisa melihat darah kental berwarna merah pekat dari tubuh Si Tua itu menjalar di atas salju putih membuatnya kontras bagai lukisan. Kulihat pedang milik Levi berlumuran darah tergeletak di samping tubuh Lucas. Aku pun akhirnya tahu semua ini telah berakhir memuaskan, kecuali keadaan V saat ini.

"Ada apa dengan anak itu?" tanya Jay yang menyusulku.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Behind The Story of King's Diary (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang