BEST OF ME

163 25 5
                                    

I just want to do the best I can do


AURUM


Tubuhku terasa lebih ringan sejak menggunakan sihir. Aku berhasil mengalirkan energi ke salah satu tanganku membuat simbol-simbol perjanjian sihir terlukis di lengan kananku saat aku mengaktifkannya.

Sekali serangan, pukulanku bisa membuat tulang rusuk siapapun patah. Aku memang ahli dalam hal ini. Keterampilan pedang dan beladiri bukan masalah besar bagiku. Aku merasa puas ketika melihat musuhku tumbang sambil meringis kesakitan.

"Ah, kalau lemah begini jadi tidak seru," ucapku.

"Ah, kalau lemah begini jadi tidak seru," ucapku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kemarin Kakak menulis di buku harian. Aku membacanya saat Kakak tertidur. Usai perang, kami berjanji akan berkumpul lagi di depan paviliun utama. Kakak menyampaikan pesan pada kami, mungkin ia terlalu malu kalau mengatakannya langsung. Dari tulisannya, Kakak berharap kami semua selamat sampai akhir, menang atau kalah.

Aku sedikit takut ketika punggung Kakak menjauh. Ia mengejar Lucas dan bersikeras akan menghentikan Pak Tua itu. Kami sudah berjanji tidak akan terluka, tapi mengapa punggung itu terlihat rapuh sekali?

"Rupanya bocah yang ada di poster itu adalah seorang Viore," ujar seseorang yang baru saja datang bersama pasukan.

Lucas mengirim pasukan baru ke setiap titik. Aku memandang jauh ke bawah, tempat Tuan Levi bertarung. Di sana ia juga kedatangan pasukan baru yang siap tempur. Kekalahan seolah sudah ada di depan mata. Namun, sorot mata Tuan Levi terlihat sangat tajam seolah memberikanku keyakinan.

"Oh, kukira pasukan Lucas sudah habis. Rupanya yang lebih kuat baru datang," ucapku membuat mereka kesal.

"Kau cuma bocah. Apa Levi menyembunyikanmu selama ini?"

Aku memperhatikan seragam yang dikenakannya. Ia seorang prajurit yang berpangkat kapten divisi, seperti Veloz pada waktu menyerah desa Viore. Kurasa ia adalah pengganti Veloz setelah ia mengundurkan diri. Aku membaca nama yang tertera pada atribut di dada sebelah kirinya. Jarvis namanya, membawa tombak di tangan kanannya.

"Bukannya sembunyi. Aku cuma membantu Tuan Levi membuat orang-orang jahat seperti kalian tenang. Soalnya kalau tahu masih ada seorang Viore yang hidup, kalian sudah lari terbirit-birit sejak awal. Nanti, cerita ini jadi tidak seru," celotehku.

Pasukan yang dibawa Jarvis cukup banyak. Meskipun aku masih berada di balkon istana, tapi Lucas mengirim pasukan yang cukup banyak di sini. Beberapa dari mereka berdiri di atas menara yang berbentuk kerucut, dan bergelantungan di langit-langit.

Aku harus menghemat energi, karena nyatanya sihir memang menguras tenaga. Kulihat mereka semua membawa senjata pedang di punggungnya, beberapa membawa tombak seperti milik Jarvis. Jadi kuayunkan pedang untuk mengawali permainan ini. Aku memimpin beberapa orang anggota kami yang masih tersisa. Walau tidak sebanyak mereka, tapi aku dapat memastikan kalau kami tidak mudah dijatuhkan.

Behind The Story of King's Diary (SUDAH TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang