6.Iris biru

15 2 13
                                        

Netra Javier tidak henti-hentinya menatap keindahan paras sang gadis yang saat ini sedang sibuk memilih beberapa jenis bunga pesanan pelanggan.

Enola gadis yang dimaksud, tidak menyadari jika ada sepasang mata yang terus memperhatikan nya tanpa henti.

Waktu yang menunjukan hampir tengah hari, seolah tidak diperdulikan Javier. Niat dari rumah ingin berangkat kerja harus dibatalkan Javier demi melihat paras gadis yang dikagumi nya.

"Kekasih mu terus melihat ke arah mu Nona. Saya rasa dia sungguh memuja mu."

Kepala Enola diputar sedikit untuk melihat ke arah Javier. Benar saja apa yang dikatakan pelanggan itu, Javier menatapnya dengan tatapan penuh dimabuk asmara.

"Dia bukan kekasih ku Nyonya-"

"Apa kalian sedang dalam tahap pendekatan?"

"Tidak juga hehe." Senyum tipis Enola berikan, berharap agar sang pelanggan tidak lagi menanyakan hubungan dirinya dan Javier. Rasanya sedikit tidak nyaman.

"Ini bunga pesanan anda Nyonya. Terimakasih sudah mampir."

"Sama-sama Nona. Saya harap kau dan si tampan itu adalah sepasang kekasih. Kalian sangat serasi." Tidak ada balasan yang diberikan Enola. Gadis itu hanya tersenyum tipis sembari sedikit membungkuk kan tubuhnya sebagai tanda terimakasih.

Belum sempat Enola berbalik, tangan kekar Javier kembali memeluk tubuhnya. "Bagaimana menurut mu?" tanya Javier tepat pada telinga Enola.

"Apa nya?"

"Hubungan kita. Apa perlu kita menjadi sepasang kekasih seperti yang dikatakan orang tadi?"

"Jangan berlebihan Javier. Dia hanya bercanda mengatakan semua itu. Kita sendiri juga tahu bukan? Hubungan ini tidak akan berhasil."

"Semua akan berhasil jika aku meninggalkan Stevi-" Enola memutar tubuhnya. Menatap wajah Javier sebentar, sebelum akhirnya membuang nafas kasar.

"Hah-jangan gila Javier. Tante Stevi sedang sakit. Bagaimana kau tega melakukan itu?"

"Sekarang lepaskan aku!" Tatapan tajam diberikan Enola. Merasa gadis dihadapannya sedang dalam mood yang kurang baik, Javier memilih melepas pelukannya, dan membiarkan Enola menjauh darinya.

"Kau marah padaku?"

"Menurut mu? Sudahlah Er, pulanglah. Bukankah kau harus bekerja?"

"Aku masih ingin bersama mu Nola."

"Sudah cukup untuk hari ini. Aku harus kembali mengurus toko ku."

"Aku mohon Er, mengertilah." Dengan sangat Enola memohon agar Javier segera pergi meninggalkan nya.

"Baiklah Nola. Jika itu membuat mu merasa lebih baik, aku akan pergi."

Cup-tidak lupa kecupan singkat diberika Javier pada gadisnya.
Mata Enola terpejam saat mendapatkan kecupan singkat itu. Javier selalu lembut padanya. Perlakuan kecil seperti ini yang selalu membuat Enola lupa jika Javier bukanlah miliknya seutuhnya.

....

|Enola Pov

Aku menatap kepergian Javier. Sebenarnya aku tidak tega mengusirnya. Aku masih ingin bersama Javier.

Tapi-aku sadar semua itu adalah hal yang salah.
Javier itu suami Tante Stevi. Aku tidak ingin terlihat bermain dengan Javier dibelakang Tante Stevi. Apalagi Tante Stevi sangat baik padaku.

Tanganku ku bawa untuk mengelus kedua lengan kosongku yang terasa hampa setelah Javier melepaskan pelukannya beberapa saat yang lalu.
Walaupun hampa, tapi wangi tubuh Javier masih tercium disana.

V I R G O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang