Enola tidak mengerti mengapa lelaki itu selalu menghampirinya pada jam tengah malam. Enola pikir saat ini dirinya benar-benar sudah gila.
"Tadinya dia berdiri disana Ma. Nola tidak berbohong."
"Sayang, apa kau sudah meminum obatmu?"
"Ma-" Enola menyerah.
Kenapa tidak ada yang mempercayai nya? Enola tidak gila.
Enola akui beberapa bulan ini pikirannya benar-benar kacau, hingga Micel sang Ibu harus kembali membawa nya ke skiater.
Katanya Enola mengidap Skizofrenia, penyakit mental yang menyebabkan dirinya berhalusinasi.
Enola pikir sudah cukup selama ini dirinya mempunyai Anxiety Disorder akibat kehilangan sang Ayah.
Jangan lagi dengan Skizofrenia.
Enola sungguh tidak gila.
Dia tidak berhalusinasi.....
Jam menunjukan pukul 00.00 tengah malam.
Enola belum memejamkan kedua matanya. Enola menunggu seseorang.
Menunggu lelaki yang sudah membuat dirinya hampir disebut gila."Enola-"
Enola sudah hafal dengan suara itu.
Bagaimana tidak? Terhitung di jam tengah malam pertama kalinya, ini adalah bulan ke 4 lelaki itu mendatanginya.
Masih dengan pakaian yang sama.
Setelan jas berwarna hitam gelap.Enola mengatur nafas.
"Kau kembali?"
"Apa kau menunggu ku?" lelaki itu berjalan mendekati Enola.
Ia berdiri tepat di samping ranjang milik Enola."Kenapa hanya aku yang dapat melihat mu?"
Lelaki itu hanya diam. Ia tidak terlihat ingin menjawab pertanyaan Enola.
"Kenapa kau diam saja? Gara-gara kamu, orang-orang berpikir aku gila!" nada suara Enola meninggi.
Lelaki itu masih tidak menjawab. Enola menyembunyikan wajahnya diantara kedua lutut.
Lama Enola menunggu, hingga lelaki itu bersuara-
"Aku datang hanya untuk mu Enola.""Tapi kenapa? Kenapa harus aku?" tanya Enola lagi.
Kembali lelaki itu terdiam tidak menjawab.
"Sudahlah. Aku lelah."
"Hari ini aku pergi ke skiater. Aku menemui Dokter Chang lagi. Dokter Chang memberikan ku beberapa terapi perilaku, bersama dengan obat yang aku tidak tahu apakah dosisnya sudah diturunkan atau belum. Aku tidak pergi bersama Mama. Mama harus bekerja. Banyak pekerjaan menumpuk di kantor katanya."
"Kau tahu, hari ini aku memuji diriku sendiri karena berani mengemudi sendirian tanpa Mama maupun Eldon. Aku juga tidak bisa mengajak Eldon, karena bocah itu harus ke tempat kursus. Kau tahu bukan jika sekarang adalah tahun ke tiga baginya. Ia harus benar-benar mempersiapkan diri untuk masuk Universitas. Mama tidak mau jika dirinya gagal sepertiku, hah-" Enola menarik nafas, saat sadar bahwa ia kembali menceritakan semuanya pada lelaki itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
V I R G O
Подростковая литератураSiapa sangka, jika Virgo hanya dapat dilihat oleh Enola. Enola bahkan tidak tahu, jika Virgo memainkan dua peran yang berbeda, dengan dimensi yang berbeda pula. Selama ini yang Enola tahu, jika Virgo adalah lelaki yang selalu mendatanginya tepat p...