7.Virgo

14 3 13
                                    

Jalanan malam nampak terlihat cantik dengan banyaknya lampu-lampu kota yang menyinari di sepanjang garis jalan, membiarkan siapa saja yang melewati, memandang dengan perasaan kagum. Di dalam mobil terdengar Enola yang terus menerus menggoda Eldon hingga saudara laki-laki nya itu berulang kali menunjukan wajah kesal. 

"Hentikan Enola, kau membuatku kesal!" 

"Bagian mana nya? Aku tidak merasa seperti itu hahaha." 

Eldon merasa malam hari ini saudari perempuannya itu sungguh kelebihan energi. Tidak biasa nya Enola seperti ini, apa yang membuat Enola merasakan kebahagiaan sebegitu sangat?

"Apa ada yang membuat mu senang?" Enola memalingkan wajah nya, memandang ke arah Eldon yang masih fokus pada jalanan. 

"Tidak ada—ah, aku ingat! Seperti nya karena sebentar lagi Paman Halley akan berkunjung?"

"Uncle Halley? Ah, jangan lagi. Aku membenci Halley! Sungguh!" Raut wajah Eldon semakin kesal takkala mendengar nama Halley. Sungguh Eldon katakan, bahwa dia sangat membenci adik dari Ayah-nya.
"Dapatkah kau membuat nya tidak menghampiri ku nanti? Aku tidak ingin bertemu dengan nya. Dia sangat cerewet!"

"Ayolah El, Paman Halley itu kerabat kita. Akrablah dengan nya."

"Tidak Nola, tidak. Aku akan akrab jika Uncle Halley berhenti menjadi orang yang menyebalkan!"

Sekali lagi Eldon membuat Enola tertawa. Enola sungguh tahu, kalau saudara laki-laki nya itu tidak menyukai Halley.
Bukan tanpa alasan Eldon tidak menyukai lelaki itu. Hanya saja Halley selalu memperlakukan Eldon layak-nya bayi yang harus selalu dimanja, dielus, dan dilindungi.
Itu semua membuat Eldon tidak nyaman, dan menjauhkan diri dari Halley.

....

Perjalanan kedua Kakak beradik itu harus terhenti sebentar saat terjebak macet di tengah jalan.
Padahal jika melihat kembali, waktu sudah menunjukan pukul 11.00 malam, yang arti nya sudah jauh dari jam pulang kerja.
Entah ada apa malam ini sampai-sampai jalanan yang biasa mereka lalui terlihat sangat padat dengan kendaraan roda empat.

"Seperti nya kita akan terjebak cukup lama."

"Mau bagaimana lagi? Antrian nya cukup panjang—ah, aku hampir lupa. Aku mempunyai snack di belakang, apa kau mau? Sekalian meredakan rasa bosan karena macet." Tawaran Eldon dianggukan oleh Enola, tanda setuju.

Eldon memundurkan tubuh nya ke belakang, meraba-raba saku belakang kursi menggunakan tangan, mencoba meraih sesuatu di dalam saku itu.
"Ini—" Eldon memberikan sebungkus cokelat dengan merek silverquuen kepada Enola.
"Rasa matcha kesukaan mu." Senyum sumringah tercetak pada wajah Enola.

"Matcha? Kau menyimpan nya untuk ku? Setahu ku, kau tidak menyukai rasa ini."

"Seseorang yang ku kenal menyukai nya. Dan kebetulan ia meninggal kan nya di saku belakang. Jadi, dari pada dibuang lebih baik ku berikan pada mu." Mata Enola menyipit, memandang Eldon penuh rasa curiga.

"She a girl?"

"I think maybe?"

"Haha, ayolah Eldon kau membawa wanita kedalam mobil mu? Sejak kapan? Kau sangat anti jika ada wanita menaiki mobil mu selain aku, Mama, dan Rivera."

"Haruskah aku memberitahu mu?"

"Awh!" Eldon meringis ketika sebuah pukulan melayang pada lengan nya.
"Terbuat dari apa tangan mu itu? Apa kau petinju?" Eldon mengelus lengan nya yang baru saja menjadi samsak tinju Enola.

V I R G O Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang