PROLOG

144 61 8
                                    

Haii apa kabar semua.

First time aku bikin cerita.

Ini murni hasil dari otak aku sendiri vren.

Buat yang melibatkan tokoh ataupun lapak lain mohon maaf untuk keluar.

Kalau boleh tau,Kalian dapet cerita aku dari mana?

Seru gak?

Semoga menghibur ya☺️

•HAPPY READING•

Terlihat seorang gadis yang berlari tergopoh-gopoh dengan tas ransel yang ia gunakan untuk melindungi kepala nya dari deras nya hujan, Sesekali ia terjatuh karena Licin nya jalan.

Ia berlari sekuat tenaga menuju sebuah halte bis yang tampak sepi, karena minim nya warga yang beraktivitas saat hujan mengguyur.

Sesampainya di sana gadis itu segera meletakkan tas ransel yang basah pada sebuah kursi, lalu kemudian ia mendudukkan bokong nya pada kursi panjang.

Terlihat gadis itu meringis menahan perih pada lutut dan sudut bibir nya. Bahkan seluruh tubuh gadis itu penuh dengan lebam, ditambah lagi dengan darah segar yang mengalir dari sudut bibir nya. Ia kemudian mengusap wajah nya perlahan menggunakan jaket merah muda yang ia kenakan.

Hujan sangat deras, mustahil jika ada bus lewat. Ia segera merogoh sakunya kemudian mengambil benda pipih yang juga basah akibat hujan. Ia berusaha untuk menghubungi keluarga nya.

"Ma,..Naya di bully lagi." Lirih gadis itu menahan hawa yang dingin.

"Kamu lawan dong, kenapa? Gak berani?" ucap wanita paruh baya di sebrang sana.

"Ma,. Jemput Naya di halte. Naya sendirian ma." Ucap gadis itu.

Tiba tiba sambungan telefon langsung mati. Gadis itu tak menyerah, kemudian ia berusaha untuk menghubungi sang papa.

"Pa,..Naya di bully lagi sama temen temen." Lirih gadis itu.

"Kamu udah gede nay, masa gak bisa lawan sih?" Ucap pria itu kemudian mematikan sambungan telefon.

Jantung nya berdegup kencang, waktu sudah mulai gelap, ia masih menunggu bis yang lewat di depan nya. Kini harapan terakhir adalah menghubungi sang kakak, ia sibuk mencari kontak sang kak penuh teliti.

Dertttt...

Dertttt...

"Kak,. jemput Naya. Sakit kak Naya di bully lagi." Lirih gadis itu berusaha menyeka air matanya.

"Nay! Plis deh gue sibuk. Tinggal jalan aja apa susah nya sih." Sambung wanita di sebrang sana.

"Maaf,.."

Kini hilang sudah harapan nya. Cuma ia sendiri yang berada pada halte itu, di tambah dengan hujan yang tak kunjung reda. Tak terasa air mata nya menetes membasahi layar handphone yang ia pegang, gadis itu menangis sesegukan melihat betapa tidak peduli nya keluarga terhadap nya.

Harapan nya lenyap, memang hidup nya sudah tidak di butuhkan lagi oleh mereka, lelah mendapat bully-an, capek tidak di perdulikan, semuanya campur aduk.

Tapi ia gadis yang kuat, ia percaya bahwa semesta tengah menyusun kebahagiaan nya satu persatu, mungkin sekarang memang belum saatnya.

"Naya capek."

-Mine🕊️

Gimana seru gak?

Jangan lupa tetep stay sama lanjutan nya ya💗

TBC..........

M I N E (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang