"tubuh ku sudah terlalu lemah, Kini mental ku hancur berantakan."
-jeevica Nayara Ella.-------------------------------------
•HAPPY READING•
•--------------------------------•Plakk.....
Plakk.....
Sebuah tamparan keras mengenai pipi bahkan wajah Nayara. Gadis itu hanya meringis menahan sakit di sekujur tubuh nya, Liza yang adalah sang mama kini malah memukuli, menampar bahkan sesekali ia memukul gadis itu menggunakan gagang sapu. Nayara berusaha melindungi tubuh mungil nya dari Hujaman serta pukulan dari sang mama.
"Dasar anak gak tau diri! Asal kamu tau beli tas itu pake uang bukan pake daun!" Bentak Liza menendang kaki gadis itu dengan keras.
Nayara meringis kesakitan. "Ma Naya minta maaf. Naya di bully ma, tas Naya rusak sama mereka." Tangis gadis itu air mata nya membanjiri kedua pipi nya yang sudah lebam kebiruan.
"Emang kamu yang bodoh! Gak bisa lawan mereka. Apa salah nya kalo kamu lawan!" Wanita itu semakin geram dengan Nayara, ia menarik keras rambut gadis itu hingga membuat kepala nya mendongak.
"Maaf maa. Jangan pukul Naya lagi." Mohon gadis itu memeluk erat kaki sang mama.
Sayang nya, wanita itu mencoba melepaskan pelukan Nayara, hingga wanita itu menendang keras bagian tangan gadis itu yang membuat nya merintih kesakitan.
"Jangan harap kamu bisa makan!" Ancam Liza meninggalkan Nayara yang masih terduduk dengan sekujur tubuhnya yang di penuhi oleh luka lebam.
"Naya minta maaf ma,..Naya mohon jangan pukulin Naya lagi."
Gadis itu perlahan merebahkan tubuhnya pada lantai rumah yang dingin. Gadis itu memeluk kedua lututnya di depan dada, tubuhnya serasa remuk, sakit sekali. Ia hanya bisa berharap derita nya akan berakhir.
Nayara perlahan bangkit walupun kaki nya sudah tak tahan lagi untuk menopang tubuh nya. Ia melangkah perlahan, bahkan kaki nya terasa lemah sekarang, gadis itu melangkah menuju ruang kamar nya.
Ia merebahkan tubuh mungil nya pada sebuah kasur yang berukuran besar itu. Terlihat, keluar darah segar yang mengalir dari sudut bibir nya. Ia hanya bisa meringis menahan perih di sekujur tubuh nya.
"Mama boleh benci Naya, mama boleh hina Naya, tapi Naya mohon jangan pukul Naya lagi ma. Naya cape, sakit ma. Naya mau istirahat." Lirih gadis itu, sebuah cairan bening kembali keluar dari sudut mata nya, mengalir bagaikan anak sungai.
Seketika Pandangan nya seketika tertuju pada seorang wanita paruh baya yang tak lain adalah Liza. Wanita itu berdiri di balik pintu sembari membawa sebuah roti di tangan nya.
"Nih, makan. Giliran sakit bisa nya cuma nyusahin orang." Ketus Liza yang sembari menutup pintu kamar Nayara dengan kuat.
Gadis itu menatap sebungkus roti di hadapannya, tangan mungil nya meraih bungkus itu lalu mulai membuka nya.
Terbayang betapa sakit nya kehidupan gadis itu. Air mata nya masih mengalir bak anak sungai, dirinya perlahan memakan roti itu sesekali gadis itu menyeka setiap air mata yang akan menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E (On Going)
Teen Fiction[FIRST STORY, JANGAN LUPA FOLLOW] CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BULLYING SERTA KEKERASAN MENTAL. DAN MENGANDUNG KISAH KEHIDUPAN AUTHOR SENDIRI. MOHON UNTUK TIDAK MENJIPLAK! BIKIN IDE ITU SUSAH! GAK GAMPANG! ********* apa itu bahagia? apa itu cinta? a...