Mine[02🕊️]

79 52 1
                                    

HAPPY READING

"Bahkan aku pun lelah jika terus tidak di perdulikan."
-Jeevica Nayara Ella

•-----------------------------------------•

"Nay Lo beresin kamar gue ya, Gue mau pergi dulu." Suruh Moza sembari meraih jaket rajut warna navy milik nya.

Nayara menghentikan aktivitas menyapu nya di saat sang kakak berteriak memanggil namanya. "Tapi kak, Naya udah beresin dapur tadi." Jawab gadis itu.

"Tinggal kerjain aja susah! Masih untung Lo gue suruh beresin kamar gue, klo gak udah gue suruh Lo benerin genteng mau?!"

Mendengar keributan di dalam rumah, Liza sontak menghampiri asal keributan itu.

"Ada apa kok ribut ribut" tanya Liza.

"Naya ma, masa gak mau beresin kamar Oza sih ma. Kan Oza ada janji sama temen temen mau nongkrong." Moza merengek kepada Liza agar mau membujuk Nayara untuk membersihkan kamar nya.

Perempuan itu mengalihkan pandangan pada Nayara yang sudah tertunduk sembari meremas gagang sapu di tangan nya.

"Nay, Kakak kamu ada acara sama temen nya tolong kamu bersihin ya kamar kakak kamu." Jelas Liza merangkul pundak Nayara.

Nayara hanya tersenyum tipis, padahal dirinya sudah lelah dengan semua pekerjaan rumah yang ia kerjakan sendiri. Ia bukan di anggap sebagai anak melainkan pembantu.

Tanpa basa-basi gadis itu melangkah menuju kamar sang kakak. Sesekali ia menoleh kebelakang, menyaksikan sang mama dan kakak yang bagaikan tuan. Sungguh malang nasib Nayara.

Waktu berlanjut tak terasa semua pekerjaan Nayara selesai. Gadis itu bergegas menuju kamar nya kemudian merebahkan tubuhnya pada sebuah kasur empuknya.

Gadis itu menatap langit langit kamar. Ia bergumam. "Enak ya punya keluarga Cemara, bisa ngumpul bareng, bercanda bareng. Sedangkan aku, cuma bisa iri dengan kehidupan orang lain, kapan aku bisa hidup bahagia?"

Gadis itu memejamkan kedua matanya terlelap pada tidur nya. Ia tenggelam dalam alam mimpi membuat nya semakin terlelap.

Waktu sudah menunjukkan senja. Nayara masih bergelung pada selimut tebal yang menutupi seluruh tubuhnya. Gadis itu semakin tenggelam, terlelap di bawah alam sadar nya. Perlahan ia membuka matanya, menelisir setiap ruang kamar, gadis itu terduduk dengan sedikit mengucek mata yang perih, sesekali ia merapihkan rambutnya.

Melihat cahaya matahari yang mulai tenggelam, gadis itu bergegas untuk merapihkan diri, Nayara membuka pintu kamar nya.

Diri nya terpaku melihat sang kakak yang sudah tergeletak lemas di atas sofa. Langkah Nya melemah melihat sang kakak yang mabuk sambil mengigau.

Nayara mendekat lalu menyingkirkan setiap helai rambut yang menutupi wajah Moza. "Kak. Kakak kenapa?" Nayara menggoyangkan tubuh Moza.

"Shuttt!! Jangan ganggu gue!" Bisik Moza yang kemudian bangkit.

"Kak Naya bantu antar ke kamar ya?"

Nayara merangkul tubuh Moza, menuntun nya untuk beristirahat ke kamar. Namun, Moza malah mendorong tubuh mungil Nayara hingga sikutnya membentur sudut meja.

"Gue bilang jangan ganggu gue! Vero gue sayang sama Lo" Moza mengigau dengan menyebut nama Vero.

Nayara terpaku mendengar ucapan sang kakak. Diri nya tak percaya, bahwa sang pacar main belakang dengan sang kakak.

M I N E (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang