Mine [01🕊️]

109 60 6
                                    

Hai kalian.

Gimana masih stay sama Nayara kan?

Kasih semangat dong buat Jila sama Nayara yaaa✨

Thank You💐❤️

HAPPY READING

"Tuhan, kapan semuanya akan berakhir? Izinkan aku untuk beristirahat. Tuhan, sampaikan kepada semuanya bahwa aku akan baik baik saja."
-Jeevica Nayara Ella.

•------------------------------------------------------•


"Hidup Lo itu gak ada gunanya tau gak! Bisa nya cuma nyusahin orang doang!" Nayara tak kuasa menahan air mata nya di saat sang kekasih -Vero mendorong tubuh mungil nya hingga terjatuh menghujam lantai koridor.

Ia terisak, Kini semua mata tertuju padanya. Mereka menatap nya sinis, jijik mungkin mereka sudah menganggap gadis itu gadis yang memalukan. Rasanya sakit di permalukan di depan banyak orang. Ia menganggap bahwa sang pacar akan menjaganya, tapi sang pacar lah yang menambah setiap penderitaan Nayara.

Gadis itu perlahan bangkit dari jatuh nya. Kemudian berdiri tepat di hadapan sang pacar. "Ver,.." lirih Nayara menatap kedua mata sang pacar penuh tulus.

"Nyesel gue bisa kenal Lo! Manusia bodoh Lo!" Bentak cowok itu kemudian beranjak pergi dari sana.

Nayara hanya bisa memejamkan matanya, berharap ini akan berakhir. Kini, gadis itu termenung di saat semua orang juga pergi meninggalkan nya. Keluarga, cinta, dan kasih sayang tak pernah ia rasakan ia hanya menerima bully-an, ejekan dari semua orang bahkan, keluarga nya pun tak acuh terhadap nya . Perih rasa nya.

Disisi lain Nayara melangkah menuju toilet sekolah nya, sesampainya di sana gadis itu menatap wajah nya pada sebuah cermin berukuran sedang. Tak terasa cairan bening membasahi kedua pipinya. Ia kembali terisak mengingat apa yang ia rasakan.

Gadis itu terduduk pada pojok toilet sembari Mengacak acak rambut nya. Ia lelah jika terus begini, di tambah lagi masalah keluarga yang ia hadapi. Mungkin mengakhiri hidup adalah jalan yang tepat Baginya. Ia sudah cukup lelah untuk menderita.

Nayara menyeka air mata nya yang sudah beranak sungai. Ia kembali menatap wajah nya di cermin sembari tersenyum untuk menyemangati diri. Harapan nya pada suatu saat nnti adalah, ia ingin merasakan bahagia bersama keluarga nya, merasakan kasih sayang dari orang tua, dan ia berharap bisa di ratukan oleh kekasihnya.

• • • • •🕊️• • • • •

"Masih mau nempel aja tuh cewek sama Vero" suara seseorang yang tengah membicarakan Nayara, Terdengar hingga ujung toilet.

"Nama nya juga sayang. Mau di banting di tenggelam kan dia tetep sayang sama Vero." Sambung salah satu dari mereka.

"Dih. Cewek murahan kaya dia gak Pantes buat Vero."

Sedangkan, Nayara terpaku saat mendengar semua orang membicarakan dirinya murahan ia segera berlalu dari sana di saat banyak orang yang tengah membicarakan nya. Kini, air mata nya tak bisa terbendung lagi, gadis itu sigap menyeka kembali air mata nya yang menetes menggunakan kedua telapak tangan mungil nya.

Ia lelah jika terus begini, Nayara butuh bahagia.

Di sepanjang koridor, semua orang tampak menatap nya sinis. Mengartikan bahwa Nayara adalah gadis yang begitu menyedihkan dan murahan. Nayara mengepal kuat kedua tangan nya,Rasa takut yang menyeruak di saat semua orang mengolok olok dirinya. Ia bahkan tak sanggup jika harus hidup dengan semua insan yang terus menyudutkan diri nya.

Disisi lain, Vero tampak berada pada rooftop sekolah. Terlihat cowok itu tengah menyebat rokok miliknya, kemudian mengembuskan asap hingga membentuk sebuah lingkaran.

Vero, seorang cowok yang dikenal brandal, bringas dan hobi balap liar, ia Salah satu cowok idaman siswi sekolah karena ketampanan nya, namun ada sifat cuek serta tidak pedulian nya terhadap siapapun terlebih kepada sang pacar Nayara.

saat asik menikmati kesendirian nya di rooftop pandangan nya teralihkan pada benda pipih yang berada tepat di samping nya. Sebuah sambungan telefon, dengan ekspresi malas cowok itu mengangkat telefon pada handphone milik nya.

"Ver,. Kamu udah makan? Aku ada bekel buat kamu." Terdengar suara lembut Nayara dari sebrang sana.

"Bisa gak sih jangan ganggu gue! Lagian tuh makanan gak akan gue makan! Najis!." Bentak Vero kemudian memutuskan sambungan secara sepihak.

Vero meletakkan kembali ponsel nya, Cowok itu menatap setiap gedung sekolah dari atas, Terlintas di pikiran nya kenapa ia bisa mengungkapkan cinta 4 bulan yang lalu pada Nayara gadis yang sekarang sangat amat ia benci.

Waktu demi waktu, seorang gadis cantik bertubuh tinggi nan indah tengah terduduk pada sebuah sofa dengan benda pipih yang ia pegang.

"Za, makan dulu sini kamu belum makan kan?" Ajak perempuan paruh baya itu.

Terdengar suara ketukan pintu menandakan bahwa ada seseorang yang akan datang. Pada balik pintu, seorang gadis lugu dengan wajah penuh memar, ia berusaha menutupi luka menggunakan rambut panjang nya yang tergerai.

"Ma,..Naya pulang." Ucap Nayara bernada halus.

"Kamu udah pulang? Sana ganti dulu." Sahut -liza mama Nayara.

Tanpa Ba bi Bu gadis itu melangkah menuju kamar nya kemudian membersihkan diri. Nayara bergegas keluar kamar nya, ia merasa kini perut sangat amat lapar.

Gadis itu mendudukkan bokong nya pada sebuah kursi makan. Bersama dengan sang mama dan kakak perempuan nya.

"Eh, jangan ambil ayam nya ini buat kakak sama papa kamu. Nih ambil telur aja." Liza mengambilkan sebuah telur mata sapi lalu meletakkan nya pada piring Nayara.

"Tapi ma, Naya gak suka telur." Sambung Nayara.

"Masih untung di kasih makan! Emang gak bersyukur kamu ya?!"

Gadis itu tertunduk sembari melihat sepiring telur dengan nasi dihadapan nya. Saat ia mesih kecil, Nayara memang tidak terbiasa makan dengan telur, ia alergi terhadap telur.

"Dasar gak tau diri, masih untung di kasih telur kalo gak mau makan apa Lo?!" Cibir Moza -kakak perempuan Nayara.

Dengan keberanian nya Nayara memakan sepiring nasi dengan telur di hadapan nya. Hingga ia berhasil menghabiskan makanan nya walupun, seluruh tubuhnya kini muncul ruam akibat alergi telur.

"Nah itu habis, besok mama beliin lagi yang banyak buat kamu." Ucap Liza.

"Za, besok kamu mama belikan ayam ya kamu kan alergi telur." Lanjut Liza mengelus rambut panjang Moza.

Nayara hanya tersenyum tipis melihat sang mama Hanya peduli dengan sang kakak. Padahal ia juga alergi terhadap telur. Sudah biasa ia di perlakukan seperti ini.

•-------------•

Mau lanjut?

Jangan lupa tinggalkan jejak berupa vote, comen dan follow ya.

-Mine🕊️





M I N E (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang