Mine[08🕊️]

53 42 0
                                    

"Naya mau seperti bulan. Walupun selalu sendiri tapi di sukai banyak orang."
-Jeevica Nayara Ella.
•-------------------------------------•

Pagi yang cerah, sinar mentari terlihat begitu menyilaukan mata. Cahaya yang menerobos masuk lewat celah celah dinding kamar seorang gadis itu. Ia masih tertidur, terlelap dalam alam bawah sadarnya. Hingga saat cahaya itu mengenai wajah nya, ia dengan cepat menutupi seluruh tubuhnya menggunakan selimut tebal miliknya.

Nayara gadis yang sedari tadi masih bergelung pada selimut nya, tubuh nya meringkuk di saat hawa dingin nya pagi menyentuh kulit nya.

Dorr...

Dorr...

Suara gedoran pintu yang begitu merusak gendang telinga. Gadis itu mengerjap kan mata nya. Tubuh nya bersandar pada bantalan kasur. Nayara sedikit mengucek kedua matanya yang sedikit perih.

"Nay! Bangun! Lo gak mau sekolah?" Suara yang begitu nyari itu seakan akan ingin mendobrak paksa pintu kamar Nayara. Moza yang sudah dari tadi ingin mendobrak pintu itu.

Nayara perlahan bangkit, wajah nya begitu pucat. Kaki nya seakan akan tidak kuat menopang tubuh mungil nya. Gadis itu melangkah pelan menuju pintu kamar nya.

Ceklek...

Suara pintu di buka. Memperlihatkan seorang gadis bertubuh tinggi berdiri di ambang pintu dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada.

"Mau jadi apa Lo jam segini belum berangkat sekolah!?" Bentak Moza.

Nayara tertunduk sembari meremas ujung baju tidur nya. "Naya sakit kak. Naya izin gak sekolah." Suara gadis itu seperti melemah. Ia merasa suara nya perlahan akan hilang.

"Ck. Lebay!" Cetus Moza meninggalkan Nayara yang masih berdiri di ambang pintu kamar nya.

Nayara hanya menghela nafas panjang. "Naya juga manusia kak." Gumam gadis itu kembali masuk ke dalam kamar nya.

Ia menoleh ke arah jendela. Nayara membuka sedikit tirai jendela, membiarkan cahaya matahari masuk ke dalam kamar nya. Gadis itu berdiri sembari menatap sekeliling.

"Huftt...Naya sakit salah, Naya sehat di bilang cepet sakit. Mereka mau nya Naya mati kali ya?" Gumam Nayara menghela nafas panjang.

"Dulu nenek pernah bilang. Sebenci benci nya mereka kepada kita, jangan pernah kita balas dengan kebencian juga. Balas lah dengan hal baik. Tapi walupun Naya sudah baik sama mereka, tetap saja mereka membenci Naya. Naya cape. Pengen ikut nenek."

Mata nya mendung, menahan setiap tetesan cairan bening yang terus menerus keluar dari sudut matanya. Kalau waktu boleh di ulang kembali, ia akan kembali ke masa lalu di mana ia bahagia bersama keluarga kecil nya. Tapi itu dulu, sekarang? Ia hanya bisa merasakan derita.

• • • • •🕊️• • • • •

"Nay. Udah gue bilang jangan sampe tas gue kotor! Dasar gak becus!"

Moza melotot di saat tas kesayangan basah akibat noda dari minuman Nayara. Gadis itu hanya tertunduk di saat sang kakak menatap nya tajam seolah olah akan menghabisi nya.

M I N E (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang