Mine[19🕊️]

30 16 12
                                    

Hallooo cayang cayang kuu😘
Udah lama nih nggak up!

Kangen gak?

Kangen aku gak?

Hehe,...jila jarang up karena ada banyak tugas sekolah 😌mohon di maklumi ya boo, jila masih sekolah makanya agak susah ngatur waktunya:(

Kali ini, jila up lagi nihh!

Cie nungguin yaa?

Yaudah deh, dari pada kebanyakan intro gak jelas seperti hubungan kalian dan doi😲

Sini, mampir lagi ke cerita jilaa!

Selamat datang kembali^^

Sekian terimakasih
Sama sama^^
----------------------------
•HAPPY READING •
-----------------------------

sehabis pulang dari taman tadi, Nayara sampai di depan pekarangan rumah nya. Gadis itu berjalan perlahan karena letih usai menempuh perjalanan yang lumayan jauh. Tangan nya bergerak memutar pegangan pintu kemudian mulai membuka nya secara perlahan. Ia terheran usai melihat seisi rumah yang begitu berantakan, seperti sedang di rampok seseorang.

Sigap, gadis itu memeriksa ke seluruh isi rumah, memastikan bahwa semua keluarga nya dalam keadaan baik baik saja. Ia berlari menuju kamar sang mama yang berada tepat di samping kamar Moza. Gadis itu terheran, di saat Seisi rumah sangat sepi.

Nayara meraih ponselnya, kemudian berusaha untuk menghubungi kedua orangtuanya.

1... 2... 3... dan, nihil.

Sambungan telefon tak terjawab.

Ia tak menyerah, Nayara bergerak mencari kontak sang kakak untuk ia hubungi, namun sama saja, sambungan telefon tak terjawab.

Nayara mulai gelisah, ia takut akan terjadi sesuatu pada keluarganya. Terlebih waktu sudah menunjukkan pukul 06.57 WIB, yang di mana suasana akan berubah menjadi gelap.

"Mama kemana? Naya takut," hirau nya meremas kedua telapak tangannya.

Gadis itu bergerak untuk membersihkan semua benda benda rumah nya yang sudah berceceran di lantai. Ia dengan hati hati membereskan serpihan kaca serta vas bunga.

"Oy!"

Suara berat seseorang yang membuat nya terdiam sejenak, kemudian kepala nya menoleh kearah belakang secara spontan. Mata nya melotot, melihat seorang gadis yang berdiri tepat di belakangnya, dengan serpihan kaca yang tajam di tangan nya.

Nayara terkejut, membuat nya sedikit menjauhkan tubuhnya pada gadis yang berdiri di hadapannya. Gadis itu perlahan melangkah maju, Dengan tangan yang membawa kaca, seakan akan siap mengeksekusi Nayara.

Nayara menangis tersedu-sedu memohon kepada gadis itu untuk tidak menyakiti atupun menghabisi nya. Gadis itu tak mendengarkan ucapan Nayara barusan, ia masih melangkah maju sembari tangan nya melayang di udara Dengan menggenggam sebuah kaca.

Perlahan, tubuhnya mulai dekat dengan Nayara yang kini sudah terpojok, tangan Nayara sibuk mencari sesuatu sebagai alat perlindungan dirinya. Perlahan wajah gadis itu mulai terlihat usai mengenai cahaya lampu rumah Nayara. Ternyata, gadis itu adalah Moza, sang kakak yang kini sedang mabuk berat.

M I N E (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang