"Tak ada tempat terbaik selain rumah dan keluarga. Tapi, kali ini keluarga adalah alasan aku menderita"
-Jeevica Nayara Ella-
.
.
.-----------------------------
•HAPPY READING•
-----------------------------Vella terduduk pada balkon kamarnya yang berada di lantai 2, di iringi dengan dengan derai angin malam yang menusuk kulit nya. Gadis itu menyeruput secangkir teh manis hangat di hadapannya.
Matanya mengamati daerah sekitar yang begitu sepi, malam hari yang begitu banyak di kelilingi bintang, serta bulan yang bersinar terang. Vella meraih sebuah ponsel lipat berwarna ungu lavender itu, jari jari nya meng-klik sebuah galeri pribadi dan menemukan sebuah foto bersama dengan keluarga nya.
Gadis itu menatap nanar gambar itu, kemudian ia terkekeh kecil melihat foto keluarga yang masih tersimpan di ponselnya.
"Kaya gini di bilang keluarga? Cih. Urusan kerja no.1, urusan anak gak pernah ada yang perduli!" gumam Vella yang menekan keras ponselnya.
Gadis itu menutup layar ponsel nya, melempar benda itu pada meja yang ada di hadapannya. Ia kembali meraih segelas teh kemudian menyeruput nya.
"Mama selingkuh? Gue bakal kejar orang itu, gue bikin dia berlutut dihadapan gue!"
"Vella."
Gadis itu spontan menoleh kebelakang, terlihat seorang pria paruh baya berdiri tepat di akangnya. Pria itu sedari tadi menyaksikan sang putri yang tengah duduk sendiri di kamar nya. Ia melangkah perlahan dan mulai mendekati Vella yang masih berada pada tempat duduk nya. Hingga, pria itu berada tepat di samping Vella.
"Gimana sekolah nya?" Tanya pria itu yang tak lain adalah Ayah Vella.
Gadis itu memutar bola matanya malas, "Biasa aja."
"Papa denger denger, kamu sering bully teman sekelas kamu?" Tanya pria itu menatap serius ke mata Vella.
Vella yang sedikit gugup, langsung mengalihkan pandangan nya kearah lain, "Menurut papa? Terserah Vella juga mau ngapain aja. Itu bukan urusan papa!"
Pria itu tersenyum tipis sembari mengelus lembut kepala putri nya, "Papa harap kamu jangan bersikap jahat dengan sesama teman, Vella mau kan Dengerin Papa?"
"Vella gak janji, keadaan yang udah buat Vella seperti monster!" Cibir vella yang sedikit melotot menatap wajah sang Ayah.
"Sekarang. Papa pergi, Vella masih mau sendiri. Pergi!" usir Vella yang di angguki oleh Aldi.
"Baik. Papa keluar, tapi kamu jangan lupa makan ya sayang," kata Aldi yang kemudian berlalu dari sana.
Kedua mata nya mendung, menahan setiap tetesan cairan bening yang akan mendarat di kedua pipinya. Wajah nya memerah, kedua tangan nya mengepal kuat. Vella kembali menatap kearah langit malam yang begitu indah di hiasi dengan bintang bintang.
KAMU SEDANG MEMBACA
M I N E (On Going)
Teen Fiction[FIRST STORY, JANGAN LUPA FOLLOW] CERITA INI MENGANDUNG UNSUR BULLYING SERTA KEKERASAN MENTAL. DAN MENGANDUNG KISAH KEHIDUPAN AUTHOR SENDIRI. MOHON UNTUK TIDAK MENJIPLAK! BIKIN IDE ITU SUSAH! GAK GAMPANG! ********* apa itu bahagia? apa itu cinta? a...