Mine[07🕊️]

59 43 0
                                    

Hai anak anak😍
Apa kabar nya kalian? Lagi happy or sedih? Kalo memoy sih dua dua nya><

Huftt.. memoy minta maaf buat anak anak klo sering telat up. Mood memoy sedang tidak baik baik saja😪 tapi memoy usahain up biar para anak anak kuh happy:3

Tapi, memoy minta like, komen, dan follow yaa. Jujur memoy butuh saran dari kalian🙃

Pokoknya love sekebonn buat anak anak kuu♥️♥️

HAPPY READING•
----------------------

"ARGHHH.... BANGSAT!" Umpat cowok itu melempar benda yang berada di hadapannya.

Cowok berjaket hitam yang sedari tadi tak henti henti melempar, bahkan menghancurkan semua benda yang ada di hadapannya. Emosi nya menyeruak, rahang yang mengeras, wajah yang memerah terang, serta kedua tangan nya yang terus mengepal kuat.

Kenapa Arga berani melempar semua barang nya karena, orang tua Arga sedang berada di luar kota untuk beberapa Minggu. Jadi cowok itu bebas melakukan apa saja yang ia rasa bisa menyenangkan hati nya.

Arga adalah cowok yang susah untuk mengatur emosi nya. Dia adalah cowok yang keras, tegas, serta bringas, menghancurkan benda jika emosi nya tak terkendali. Jangan sesekali mengganggu atau mengusik ketenangan nya jika tidak mau dijadikan manusia geprek oleh Arga.

Arga mendudukkan bokong nya pada sebuah sofa yang berada pada ruang tengah rumah nya. Cowok itu bahkan meremas rambutnya dengan kedua kaki nya yang menendang kuat meja hingga berpindah tempat.

"BANGSAT!" Umpat nya sekali lagi sembari merebahkan tubuhnya.

"Lo kalo lagi emosi kaya gini mirip reog Ponorogo anjir!" Cetus bima. Cowok itu sedari tadi hanya memperhatikan Arga yang menghancurkan semua barang milik nya bagaikan perampok handal. Melempar nya hingga hancur tak bersisa.

Bima ikut duduk di samping Arga yang sudah frustasi berat. Cowok itu memperhatikan gelagat Arga sembari menyebat sepuntung rokok miliknya.

"Nih rokok." Cowok itu mengulurkan tangannya untuk memberikan sepuntung rokok miliknya.

Arga meraih cepat rokok pemberian bima. cowok itu selain hobi balapan tapi ia juga seorang perokok, menurut Arga akan hampa hidup nya jika tidak ada rokok. Cih anak brandal jadi wajarlah.

"Tumben Lo semarah dan se-emosi ini?" Tanya Bima.

Arga meniupkan asap rokok nya mengubah nya menjadi lingkaran. "Lo tau? Si bajingan itu pacar naya! Gimana gue gak emosi coba. Dia jadiin cewek jelek itu taruhannya!"

"Lah kan naya emang pacar nya kali." Sambung bima.

Arga yang mendengar itu langsung melirik tajam kearah bima yang asik menyebat sepuntung rokok di tangan nya.

"Bangsat! Lo kenapa gak bilang monyet!" Bentak Arga.

Bima menghela nafas pelan. "Gue kan udah pernah bilang sama Lo. Lo nya aja yang pikun." Cetus cowok itu.

"Tinggal di batalin aja apa susah nya sih." Ucap bima santai mengangkat kedua kaki nya ke atas meja.

"Bangsat! Lo kira gampang apa batalin taruhan?! Yang ada gue di cap munafik tau gak!" Emosi nya kini benar benar tak terkendali. Cowok itu menatap tajam kearah bima sembari menghisap rokok miliknya.

M I N E (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang