PART 1

14.3K 574 67
                                    

Selamat membaca babes!Jangan Lupa vote dan comment ya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Selamat membaca babes!
Jangan Lupa vote dan comment ya.
Typo Bertebaran!!






LIMARIO POV

Pernikahan adalah ikatan suci diatas sumpah sehidup semati, tak ada yang bisa memisahkannya kecuali maut. Semua sumpah dan janji itu telah aku ikrarkan didepan istriku saat menikah dulu. Namun sekarang, semua janji yang telah kami ikrarkan dulu seakan sudah tak bermakna lagi. Kehidupan rumah tangga kami semakin hari kian memburuk, sikap manis seperti awal-awal menikah sudah tidak ada. Pernikahan yang kami jalani bukanlah waktu yang sebentar, sudah lima tahun kami terikat dengan ikatan ini dan ditambah dua tahun sebelum pernikahan. Lama bukan? Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat.

Kim Jennie dia adalah istriku, wanita satu-satunya yang aku cintai. Pertama kali aku mengenalnya langsung jatuh cinta, tak ada yang bisa menebak wanitu lucu itu kini menjadi istriku. Kisah percintaan kamipun terbilang romantis, tak ada godaan ataupun tantangan yang begitu berarti saat bersamanya. Namun semua itu berubah setelah kami menikah dan disitulah tantangan dan godaan itu dimulai.

Awalnya kami memutuskan untuk menunda momongan terlebih dahulu karena keadaan financial kami yang masih belum matang. Kami berdua memutuskan untuk fokus kepada karir masing-masing dan mengumpulkan banyak materi untuk kehidupan kami berdua. Tuhan memang sangat baik, semua doa yang kami panjatkan dikabulkan-Nya. Namun menginjak tahun kedua aku mulai mengingkan hadirnya sosok anak dipernikahan kami. Setelah berdiskusi cukup panjang akhirnya jennie meminta satu tahun lagi, ia masih belum siap memiliki anak. Karirnya dalam bekerja mulai berkembang dan sebagai suami aku hanya bisa menyetujui keputusan istriku itu.

Hingga pada tahun ketiga akupun managih janjinya, aku sedikit memaksa saat itu karena pernikahan kami terasa hambar tanpa hadirnya sosok anak. Jennie marah dan mengatakan jika aku tak peduli dengannya.

"KAU EGOIS LIM...."

Itulah kalimat yang terlontar dari mulutnya saat itu.

Aku hanya bisa terdiam dan pasrah, bukannya aku lemah hanya saja bertengkar dengan wanita bukanlah gayaku. Aku akan menuruti semua kemauannya selama aku mampu.

Ditahun ketiga itu juga pernikahan kami banyak sekali cobaan yang cukup berat, dan aku yang paling merasakannya. Jennie yang saat itu karirnya mulai menanjak dan mendapatkan jabatan manager di perusahaan tempat ia berkeja. Aku sangat senang dan bahagia mendengarnya, namun kebahagian itu harus mengorbakan keinginanku untuk menunda lagi memiliki momongan.

Dan sampai sekarang memasuki tahun kelima aku tidak bisa memujudkan mimpiku satu itu. Jennie tak pernah mau membahasnya, dan sama sekali tak akan pernah mau menyinggung soal anak. Akupun akhirnya diam tak ingin membahas keinginanku lagi.

Dua tahun belakangan sifat jennie mulai berubah, kesibukannya dalam bekerja membuat dia mengabaikan tugasnya sebagai seorang istri. Bukannya aku ingin selalu diperhatikan, namun kewajiban tetaplah kewajiban. Jennie harus bisa mengimbanginya antara dirumah dan ditempat kerja. Tapi semua itu ternyata tak bisa ia lakukan, hidupnya sudah menggila dengan pekerjaan. Kadang aku penasaran apa yang ia lakukan ditempat kerja hingga selalu pulang larut malam? Apa bossnya tak mempunyai hati terus memperkejaan istriku lembur setiap hari. Fikiran negatifpun mulai berterbangan di otakkku.

AFFAIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang