9. Nyaman

908 167 97
                                    

JESLIN POV

Perjalanan balik ke rumah sama Jefri.

"Are you okay?" Tanya Jefri yang mungkin liat aku keliatan banyak pikiran.

"Nggak okay lah."

"Kenapa? Soal resiko menentang perjodohan?"

Aku mengangguk.

"Nggak usah dipusingin Jes, kita kan tinggal buat anak aja, kelar."

Liat deh liat.
Omongannya selalu enteng banget.
Padahal yang bikin rumit disini tuh sebenernya karna hubungan dia sama Rose.
Coba aja hidupku bahagia sama dia tanpa gangguan orang ketiga, mungkin perkara buat anak banyak masih bisa aku pikirin.

Tapi kalau kaya' gini gimana?
Masa' selamanya aku hidup dengan liat tingkah Jefri yang masih seenak jidat membagi hidupnya kaya' sekarang.
Apalagi kalau udah anak, yakin deh aku pasti nggak akan kebagian.

"Kalau gitu kamu putus dulu mas sama Rose."

"Nggak bisa."

Argh! 😤

"Yaudah bodo' amat deh mas sama keturunan keluarga. Kamu aja nggak bisa ambil keputusan kaya' gitu. Kamu pikir aku bakal nurut terus gitu huh?"

"Kamu mau apa selain aku putus sama Rose, pasti aku turutin."

"Mas, pasangan mau buat anak itu kudu saling nyaman dulu nggak sih? gimana caranya aku bisa menikmati hubungan kita kalau pikiran aku selalu mikirin hubungan kamu sama Rose. Kan kalau mau cepet punya anak bukannya kita harus menikmati ya mas waktu berhubungan badan?"

Maaf rada dewasa nih obrolan kita.

"Nggak perlu pakai perasaan ah Jes. Yang penting sel telur kamu dan sperma aku bersatu lalu--"

"Udah lah mas. Terserah kamu aja."

Capek banget sumpah.
Buntu banget ngobrol sama Jefri.
Ujung-ujungnya aku harus bilang -Terserah- lagi kaya' barusan.

"Kamu udah punya perasaan lebih ya ke aku?" Jefri malah tanya pertanyaan bodoh kaya' gitu.

"Enggak mas." Jawabku kesel. "Aku juga punya orang yang aku sayang. Kamu pikir kamu aja ya yang bisa semena-mena." Lanjutku berharap dia bakal cemburu lalu berubah pikiran.
Udah abis juga nih sabarku. Ngobrol sama Jefri rada panjang dikit aja langsung tensi darah aku berasa naik gini, lebih lama lagi mungkin aku bisa kena stroke.

Tapi harapanku selalu berujung sia-sia.
Dia nggak cemburu. Nggak berusaha tanya orang itu siapa... Hubunganku sama dia seperti apa...
Jefri malah cuma diem aja.

"Turun sini aja lah mas. Kamu mau ke rumah Rose kan hari ini??"

"Ah bener juga."

See, emang jancuk.🖕🏻

"Turunin aku disini aja." Pintaku lagi sambil udah lepas sabuk pengaman.

"Is that okay?"

Emang kalau aku bilang nggak okay kamu bisa apa mas?
Paling banter cuma nambah transferan.

Dan bukannya berusaha bujuk aku biar berhenti di rumah aja. Bajingan satu ini beneran menepi lalu buka pengunci pintu mobil di sebelahku. Gini amat sih punya suami. 🥺

"Nanti aku transfer buat kamu seneng-seneng ya. Take care. Besok aku pulang awal."

"Terserah."

Nggak ngerti lagi Jefri ini otak dan hatinya terbuat dari apa sih sebenernya? 😭

Mau aku diem..  mau aku marah terang-terangan kaya' barusan.. Dia tetep bertingkah seolah dia nggak akan pernah peduli. 😔

.
.

TERSERAH [ JAEHYUN x JISOO x MINGYU ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang