Bab 2

1.4K 142 2
                                    

Mereka masih mengudara di atas.
Butuh waktu untuk sampai di koordinat tujuan.

"Aku dengar kau memimpin operasi saat Raccon City diserang untuk pertama kalinya" ucap Frank.

Leon menoleh.
"Tidak, itu bukan aku. Dia Chris. Chris Redfield" ucap Leon.

"Ah, si BSAA itu" ucap Frank.

Leon dan Chris berteman baik meskipun awalnya mereka bermusuhan.

"Focus on mission" ucap Krauser.

Mereka semua diam. Satu kata yang ucapkan oleh Krauser pasti akan langsung dilakukan, dan itu benar-benar terjadi.

"Kita sampai, sir" ucap pilot.

Mereka berdiri dan memakai perlengkapan mereka. Tali diturunkan dan mereka turun satu persatu kebawah.

Setelah semuanya turun, Krauser mengangkat tangannya dan memberikan isyarat menggunakan jari jempolnya kepada sang pilot helikopter, dan pilot itu melakukan hal yang sama lalu pergi dari sana.

"Berkumpul" ucap Krauser.

Mereka berjongkok ditanah.
Krauser membuka peta yang dibawanya dan menunjuk sebuah tempat yang sudah dilingkari oleh spidol berwarna merah.

"Titiknya berada disini. Sekitar 15 km dari titik kita mendarat disini. Kita akan melewati beberapa bukit dan hutan Amazon itu saat kembali. Persediaan sudah cukup untuk 1 minggu, gunakan sebaik mungkin. Dan aku ingin tidak ada yang mati dalam operasi ini, kalian mengerti?" Ucap Krauser.

"Yes sir!"

.

.

.

Leon berjalan ditengah-tengah orang-orang berbadan besar ini. Tingginya memang tak terlalu jauh, mungkin beda 10cm saja, tapi postur tubuh yang membedakan mereka.

Leon cukup... Insecure.

"Krauser, sudah berapa km?" Ucap Ramos.

"Baru 10 km" ucap Krauser.

Tinggal 5 km lagi.

"Tunggu" ucap Leon.

Dia berhenti berjalan dan pergi ke sebuah semak belukar yang ada di sisi kanannya.

"Ada apa?" Ucap Krauser.

"Ini..." Ucap Leon.

Karena penasaran, mereka mendekat. Sebuah bangkai rusa yang sudah mati mengenaskan ada disana. Mereka langsung menutup hidung karena bau busuk yang sangat menyengat.

"Itu hanya bangkai, Leon" ucap Dio.

"Tidak, ini sama seperti dulu" ucap Leon.

"Apa maksudmu?" Ucap Krauser.

Sebelum menjawab, terdengar suara berisik disekitar mereka. Sontak mereka semua langsung menunduk, bersembunyi.

"Aku mendengar suara helikopter tadi!"

"Apakah ada yang turun dari sana?"

"Aku tidak yakin, tapi sepertinya ada"

"Sialan, beritahu semuanya"

Dua orang asing itu berjalan cepat menuju desa yang mereka akan tuju. Sepertinya kedatangan mereka diketahui lebih cepat.

"Kita harus lebih cepat dari mereka" ucap Frank.

"Habisi mereka" ucap Krauser.

Dio, Frank dan Ramos berjalan cepat untuk menyusul dua pria tadi. Mereka harus segera menangkapnya sebelum dua orang itu pergi jauh.

Saat di sergap, dua orang itu memberontak. Karena tenaga kedua orang itu tidak sebanding dengan ketiga tentara itu, mereka berdua kalah.

Tapi saat mereka lengah, salah satu dari dua orang itu menginjak kaki Ramos dengan kuat dan langsung berlari dari sana.

"Hey!"

Dor.

Pria itu langsung tersungkur di tanah. Mereka menoleh kebelakang, dimana Leon masih mengangkat tangannya dengan sebuah senjata disana.

"Wow" ucap Frank.

Orang yang ditembak tadi meninggal. Peluru yang dikeluarkan oleh Leon terlalu dekat dengan titik vitalnya.

"Kau mengenal pria ini?" Ucap Krauser sembari menunjukkan foto Javier.

Pria itu diam.

Krauser mengeluarkan jurus yang ampuh saat interogasi seperti ini, yaitu menyiksa.

Menurut Leon, lebih baik menyiksa dan membunuh zombie daripada menyiksa manusia seperti ini.

"Kau mengenal pria ini?" Ucap Krauser lagi.

"L-lord Javier..."

Krauser tersenyum puas.

"Dimana dia sekarang? Di desa itu?" Ucap Krauser.

Pria itu mengangguk.

Krauser berdiri lalu menarik pistolnya. Tanpa basa-basi dia langsung menebak kepala pria tadi dan langsung tewas.

Leon tercengang.

"Kenapa kau membunuhnya" ucap Leon.

"Dia sudah tidak berguna lagi" ucap Krauser sembari memasukan pistolnya kembali.

Dio dan yang lainnya hanya tersenyum kearahnya, seakan menyuruhnya untuk diam tidak berkata apa-apa lagi.

Mereka pun segera melanjutkan perjalanan ke desa tersebut.

.

.

.

Saat sampai, desa itu sangat sepi dan seperti sudah ditinggal kan oleh penduduknya.

"Dimana mereka semua" ucap Ramos.

Semuanya sepi, hanya terlihat beberapa anjing yang berkeliaran di jalan.

Tapi mereka tetap waspada.

Lalu ada seorang pria yang keluar dari sebuah bangunan, dia tidak bersuara apalagi menyerang. Hanya berjalan kearah mereka.

Krauser mendekat kearahnya.

"Tunggu!" Ucap Leon memegang tangan Krauser.

Pria besar itu menoleh.

"Ada apa?" Ucap Krauser.

"Ada yang aneh dengan pria itu" ucap Leon.

Krauser melepaskan tangan Leon dan tetap mendekati pria itu. Saat di lihat, pria itu hanya menatap tanah dengan tatapan kosong.

"Hey, sir?" Ucap Krauser.

Tiba-tiba pria itu menyerang Krauser. Dengan wajah yang berbeda, urat-urat di tubuhnya menonjol dan mata yang memerah.

"Sudah kuduga!" Teriak Leon.

.

.

.

TBC

KREONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang