Bab 11

1.2K 130 5
                                    

2 bulan setelahnya, mereka diberi penghargaan dan kenaikan pangkat atas keberhasilan misi mereka.

Leon yang sekarang menjabat sebagai seorang detektif di kepolisian dan ketua tim dim Paspampres sedangkan Krauser serta ketiga lainnya direkrut ke tim Chris yang ada di BSAA.

Cukup setimpal bukan?

"Kau hebat" ucap Dio.

Leon yang sedang berpatroli tak sengaja bertemu dengan Dio yang sedang duduk di sebuah cafe sendirian.

"Apa maksudmu?" Ucap Leon.

"Kau membuat Krauser pindah kemari, itu sungguh mengejutkan saat mendengarnya menetap disini" ucap Dio.

"Apakah sebelumnya tidak pernah?" Ucap Leon.

Dio meletakkan kopinya.
"Dia sangat menjunjung tinggi tanah dimana dia dilahirkan dan tidak mau pergi kemanapun meskipun mendapatkan misi yang jauh dari rumahnya. Tapi kau dengan mudahnya membujuk Krauser agar pindah kemari" ucap Dio.

Ah, itu.

Leon hanya tersenyum disana.

.

.

.

Saat jam pulang tiba, Leon mampir ke minimarket untuk membeli bahan makanan mereka nanti malam.

"I'm home" ucap Leon.

Tapi tidak ada jawaban.
Sepertinya Krauser belum pulang.
Pas sekali, dia bisa langsung memasak agar nanti saat Krauser pulang, makanan sudah siap.

Leon memotong daun bawang dan beberapa sayuran. Dengan tenang dia memotongnya dengan cepat dan rapih.

"Argh!"

Tangannya teriris pisau.

"Leon, kau sed— hey!"

Krauser yang baru saja pulang itu langsung berjalan cepat kearahnya dan menatap jarinya yang terluka.

"Hanya tergores, Jack" ucap Leon.

"Tetap saja!" Ucap Krauser.

Dia mencuci jarinya yang terluka lalu mengobatinya. Setelah selesai dia menempelkan plester dan selesai.

"Aku harus lanjut memasak" ucap Leon.

Krauser ikut dibelakangnya dan saat dia sedang memasak, Krauser malah memeluknya dari belakang sembari memperhatikan apa yang sedang dilakukan oleh Leon.

"Aku sedang memasak, jika makanannya tumpah awas saja" ucap Leon.

"Aku hanya memelukmu, tidak mengganggumu" ucap Krauser.

Leon menghela nafasnya.
Dia lanjut memasak dengan tangan kekar Krauser yang terus melingkar di pinggangnya sedari tadi.

"Lepaskan, aku harus menuangkannya ke piring" ucap Leon.

Krauser tidak mendengarkan.

Dia berbalik lalu menciumnya.
"Sebentar saja, ya?" Ucap Leon.

Krauser mengalah, dia melepaskan pelukannya dan berjalan kearah meja makan.

"Makanlah" ucap Leon.

Leon duduk dan menatap Krauser yang makan. Ditatap seperti itu, siapa yang tidak salting?

"Jangan menatapku seperti itu" Ucap Krauser.

"Kau malu?" Ucap Leon.

Pria besar itu menutup wajahnya.
Leon sungguh pandai menggodanya sampai wajahnya memerah seperti kepiting rebus.

"Kemari kau!" Ucap Krauser.

Dia menarik tangan Leon dan mendudukkan Leon diatas pahanya. Krauser langsung menciumnya.

Mereka hanyut dalam ritmenya.

"Can I?" Ucap Krauser sembari terengah-engah.

"Sure" ucap Leon.

Krauser melepaskan celana Leon dan dirinya. Dia melonggarkannya terlebih dahulu, tidak mungkin langsung.

"Jack..."

Leon membenamkan wajahnya pada leher Krauser, mengigit leher dan memberikan beberapa tanda disana.

"Aku masuk" ucap Krauser.

Leon mengangguk.

"Nghhh!"

"Fuck, kenapa tetap ketat"

Saat sudah sepenuhnya, Krauser menatap Leon yang sudah menangis seperti biasa. Dia menciumnya lalu menyeka air matanya.

Perlahan, Krauser mulai menggerakkan pinggulnya. Temponya perlahan naik, membuat Leon terbang disana.

"Good?"

"Yeah"

Mata mereka bertemu disana.
Keduanya tersenyum lalu tertawa ditengah-tengah gempuran hebat Krauser.

"W-wait!"

"No baby"

Leon mengigit bahu Krauser saat datang. Disusul geraman Krauser. Mereka diam dan mengatur nafas.

"That was great"

Saat Krauser hendak melepaskan penyatuan mereka, Leon mencegahnya.

"Tunggu dulu"

Krauser mengangguk.

"Bagaimana dengan misimu?" Ucap Leon.

"Berjalan baik" ucap Krauser.

"Apakah mereka jahat padamu? Aku pernah sekali masuk dalam operasi BSAA, dan itu tidak menyenangkan" ucap Leon.

"Tim Chris sangat baik, beruntung bisa masuk kedalam timnya yang hebat" ucap Krauser.

Leon mengangguk.

"Syukurlah" ucap Leon.

"Ada masalah di kantor mu? Aku dengar dari Joey jika kau bertengkar dengan ketua timmu" ucap Krauser.

Leon menghela nafasnya.
"Dia sedikit menyebalkan. Aku sudah bertugas di lapangan selama bertahun-tahun dan aku paham bagaimana mengamankan TKP, tapi dia malah menyuruhku melakukan hal yang salah. Itu melawan prinsip ku sebagai seorang polisi" ucap Leon.

"Atasan memang selalu seperti itu" ucap Krauser.

Lalu ponsel mereka berdering karena ada pesan masuk, untungnya itu ada diatas meja makan dan tidak jauh. Krauser membawa ponselnya lalu milik Leon.

"Ah"

"Sepertinya kita dalam satu misi lagi"

.

.

.

TBC

KREONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang