Kita lanjut ceritanya ya hehehe
.
.
.
Seperti sebelumnya, desa ini sangat sepi dari aktivitas manusia. Membuat mereka yakin jika sesuatu akan terjadi nantinya.
"Kakimu terluka Leon?" Ucap Ramos.
"Tidak" ucap Leon.
"Kenapa kau berjalan seperti itu?" Ucap Ramos.
Huh?
Apakah cara berjalannya aneh?
"Ah! Tadi aku terjatuh sebelum bertemu kalian, cukup keras hingga masih sakit sampai sekarang" ucap Leon sembari tertawa.
"Apakah kau terj-"
"Focus!"
Leon menghela nafasnya lega. Sepertinya Krauser mengerti disana. Dan untungnya pria itu peka.
"Shit!" Ucap Leon sembari memegang kepalanya.
Dia berlutut dengan senjatanya sebagai tumpuan. Kenapa kepalanya sakit lagi sekarang? Perasaan, ini lebih sakit dari kemarin.
"Kau kenapa?" Ucap Frank.
"No, just a headache" ucap Leon.
Mereka menunggu Leon disana.
Setelah beberapa menit, dia berdiri sembari terus memegang kepalanya. Leon mengadahkan kepalanya dan menatap teman-temannya yang terlihat cukup kaget."Leon"
"Kau berdarah"
Huh?
Dia mimisan.
Cukup banyak.Leon berbalik dan menekan hidungnya. Dan kenapa darah-darah ini tidak mau berhenti? Hidungnya perih, dia ingin menangis.
"Let me see" ucap Krauser.
Dia berjalan dan berdiri didepan Leon. Sarung tangan Leon sudah dipenuhi oleh darahnya sendiri, matanya juga sudah berkaca-kaca karena hidungnya sangat perih.
"Tekan hidungmu disini, bukan disana" ucap Krauser membenarkan tekanan jari Leon.
Setelah itu Krauser menyeka air mata Leon yang sudah turun dengan punggung tangannya.
"Jangan menangis, itu menjijikan" ucap Krauser.
Dasar sialan emang.
Dia sedang kesakitan.Ketiga orang itu menatap kapten tim mereka kaget. Ternyata krauser bisa se care itu kepada Leon dibandingkan dengan mereka. Dulu, mereka hanya diberikan kotak obat jika terluka, tidak sampai disentuh seperti itu.
"Dude, sumbat hidungmu dengan ini" ucap Dio sembari memberikan kapas padanya.
Leon melakukannya dan menyumbat hidungnya. Perlahan darah yang keluar dari hidungnya mulai berhenti.
"Ganti sarung tanganmu" ucap Krauser sembari memberikan cadangan sarung tangannya.
"Disana!"
Beberapa orang yang sudah terinfeksi muncul disana.
"Sudah saatnya kah?" Ucap Ramos.
Mereka langsung bergerak dan menembak orang-orang itu sembari terus berjalan ke tempat informan mereka berada.
Karena desa ini berada di atas danau, jadi sangat susah untuk bergerak karena bambu yang mereka pijak selalu goyang karena genangan air.
"This way!!"
Karena didepan jalannya putus, mereka mengambil jalan pintas dengan masuk kedalam sebuah rumah.
"Fuck! That's piranhas!"
Ternyata ada ikan piranha didalam danau ini.
"Great"
Saat mereka masuk ke dalam sebuah rumah lain yang sudah hancur, ada seorang pria yang sudah terduduk dengan bersimbah darah.
"Dia informan kita" ucap Krauser.
Hah?
"Apa yang terjadi?" Ucap krauser.
"Major?"
"Ya, ini aku. Apa yang terjadi?" Ucap Krauser.
"Aku menyelamatkan seorang wanita. Dia kabur dari Javier... Tapi dia..."
Pria ini tidak berbicara dengan jelas.
"Dia membawa iblis ke desa ini"
"Dimana dia sekarang?!"
"Gereja..."
Lalu pria itu tewas.
"God"
Mereka berdiri dan menatap pria itu. Dalam sekejap mata, ada sesuatu yang menarik pria itu kedalam air dan lenyap begitu saja.
"Apa itu?!"
"Ikan lele?"
"Kita pergi ke gereja sekarang" ucap Krauser.
Mereka keluar dari rumah itu dan melihat sekeliling untuk mencari dimana letak gereja yang dimaksud oleh pria tadi.
"Itu dia!" Ucap Dio.
Tidak terlalu jauh.
Semuanya berlari karena dibelakang mereka banyak orang-orang yang terinfeksi. Saat sedang berjalan, tiba-tiba ada yang melompat dari danau.
"Sialan itu katak!"
Katak yang sangat besar dan menjijikan.
"Run!"
Leon memimpin karena larinya cepat. Krauser dan yang lainnya menangani orang-orang dibelakang sana.
Saat dia sampai di dekat gereja, kepalanya menoleh ke kiri karena mendengar suara air. Dia memperhatikan titik air yang bergerak dan tiba-tiba ada monster yang melompat kearahnya.
"Leon!!!!"
Tubuhnya terbawa kedalam air.
Krauser berlari dan mencarinya didalam air, tapi tidak ada. Mereka semua mencari-cari Leon yang masih belum muncul ke permukaan.
"Disana!"
Leon naik ke permukaan setelah berhasil lepas dari cengkraman monster itu.
Krauser mengangkat pinggangnya untuk dinaikkan keatas bambu.
"Shit"
Lengannya robek.
Dengan erat Krauser memegang lukanya itu agar tidak mengeluarkan lebih banyak darah lagi.
"Kapten, ada seorang wanita didalam gereja itu" ucap Frank.
"Bawa dia" ucap Krauser.
Selagi menunggu ketiga orangnya membawa dan memeriksa sekitar. Dia mengeluarkan medkit miliknya lalu mulai mengobati luka Leon.
"Still alive, officer?" Ucap Krauser.
"Yeah, I think" ucap Leon.
Krauser terkekeh.
Wah, baru kali ini dia melihat Krauser tersenyum sembari terkekeh seperti itu.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
KREON
FanfictionKisah tentang seorang Leon dan Major Krauser. Note: Sekarang Leon sama Krauser dulu ygy. Ceritanya ga akan terlalu mengikuti alur game nya, mungkin aku akan buat sendiri. Ini lapak BxB ya, jangan salah.