Bab 10

1.1K 134 21
                                    

Sudah setengah jam mereka bertarung dengan bow itu. Tapi bow itu tidak kunjung mati, apakah karena senjata mereka berbeda dengan senjata milik BSAA?

"Shit!" Teriak Frank saat potongan tubuh bow itu hendak mengenainya.

Krauser menarik pisaunya, mungkin sekarang dia harus menunjukkan keahlian pisaunya.

Leon merasa jika kepalanya sudah tidak benar lagi, dia ingin menyerang teman-temannya disana. Apakah dia akan berubah sekarang?

Dia tertinggal jauh dibelakang karena teman-temannya sengaja agar aman. Tapi kata siapa aman? Buktinya bow itu melompat kearahnya.

"Shit!" Teriak Krauser.

Leon melihat keatas, mungkin sekarang dia mati. Dia menutup matanya dan diam. Tubuhnya sudah tidak bisa digerakkan lagi.

"No!!!!!"

Krauser tidak sempat berlari kesana, terlalu jauh dan kecepatannya juga tidak sebanding dengan bow itu.

Tapi tiba-tiba sekelebat bayangan muncul dan melindungi Leon hingga bow itu terpental beberapa meter. Setelah asap hilang, rupanya itu Manuela.

"Leon" ucap Manuela.

Kesadarannya sudah hampir hilang.

Bow itu hendak menyerang kembali tapi Manuela berdiri dan menatapnya.

"Ibu. Berhenti" ucap Manuela.

Dan ajaibnya berhenti.

Krauser mendekat dengan hati-hati. Dia meraih Leon dan menariknya.

"Leon" ucap Krauser.

Manuela berjalan mendekat kearah Leon dan memberikan sebotol cairan kepadanya. Dia tersenyum lalu memberikannya kepada Krauser.

"Ini adalah vaksinnya" ucap Manuela.

"Bagaimana kau mendapatkannya?" Ucap Krauser.

"Membunuh ayahku" ucap Manuela.

Mereka terdiam disana.

"Why? Cepat berikan itu kepada Leon sebelum terlambat" ucap Manuela.

Bicaranya nanti saja. Kondisi Leon lebih penting sekarang. Krauser mengambil suntikan dan mengisinya dengan vaksin itu. Dia langsung menyuntikan itu tepat di nadi lehernya.

Note: mohon maaf ini mah, aku malah jadi inget vidio Leon sama si merchant di tw itu😭😭🙏

Awalnya Leon memberontak karena dia kesakitan saat vaksin itu masuk kedalam tubuhnya, tapi teman-temannya menahannya.

Perlahan, urat-urat yang tadinya terlihat jelas kini menjadi normal. Nafasnya mulai teratur dan pengelihatannya menjadi jelas lagi.

"Huh?" Ucap Leon kaget.

"Welcome back, officer" ucap Manuela.

"Bagaimana..." Ucap Leon.

Booommm.

Mansion itu tiba-tiba meledak dan muncul Javier dengan tubuh yang sudah berubah menjadi monster yang sangat besar.

"Apa lagi ini!" Teriak Dio.

Mereka berdiri dan menatap Javier. Sepertinya ini adalah the real last bos.

"Ambilkan rpg disana!"

Mereka bergerak dengan cepat.
Bow Javier ini harus segera dihancurkan sebelum pergi kemana-mana.

Manuela ikut membantu, dia mengangkat senjata kearah ayahnya lalu menembaknya dengan membabi buta.

Tapi tiba-tiba bow Javier malah mengarah ke bow ibunya Manuela dan langsung menghancurkannya.

"Mom!!!!!" Teriak Manuela.

Wanita itu menatap marah ayahnya.
"You son of bitch!!!!!!!!!!!"

Dia membuka perban di lengannya dan langsung melompat kearah bow Javier. Dia langsung menghantam mahluk itu hingga kepala Javier terlepas dari badannya yang besar.

Untuk kedua kalinya, Manuela membunuh ayahnya.

"Manuela....."

Mereka melihat Manuela menangis di bow ibunya.

Sepertinya sudah selesai. Bukan?

Manuela berdiri dan berjalan mendekati mereka. Dia tersenyum lalu mengambil kembali perban untuk melilit lengannya.

"Bisakah kalian membunuhku?" Ucap Manuela.

"Why? Kita bisa mencari vaksinnya lagi" ucap Leon.

"Tidak ada lagi, Leon. Hanya ada 1" ucap Manuela.

"Kenapa kau memberikannya padaku" ucap Leon.

"Karena kau lebih pantas mendapatkannya, Leon. Kau membasmi bow dan virus, jika kau terbunuh dengan menjadi salah satu dari mereka, kau akan dibunuh oleh rekanmu sendiri" ucap Manuela.

Benar juga.

"Karena itu, tolong bunuh aku. Aku ingin mati sebagai manusia, bukan monster seperti ayahku" ucap Manuela.

"Baiklah" ucap Krauser.

Manuela tersenyum senang.
"Terimakasih" ucap Manuela.

"Sebelum itu, biarkan aku..."

Manuela berjalan kearah Leon lalu menarik lehernya, wanita itu menempelkan bibirnya pada bibir Leon.

Mencium Leon.

Semuanya kaget, termasuk Krauser.

"Terimakasih" ucap Manuela.

"Y-yes" ucap Leon.

Setelah semuanya selesai, mereka menutupi jasad Manuela sembari menunggu jemputan mereka datang.

Dio dan yang lainnya sibuk mencari berkas-berkas penting yang kemungkinan masih berada di puing-puing bangunan itu.

"Leon" ucap Krauser.

Dia menoleh, dan bibirnya langsung disambar oleh Krauser. Cukup agresif hingga Leon hampir saja terjatuh.

"Mmpph!"

"Only mine" ucap Krauser sembari mengusap bibirnya.

"that's very aggressive, sir" ucap Leon.

"I don't care" ucap Krauser.

Leon tersenyum, dia berjinjit dan meraih bibir krauser lagi. Tangannya mulai melingkar di leher Krauser.

"Sir, we don-"

Mereka bertiga membatu disana.

"Sir?"

Kegiatan mereka harus terhenti karena mendengar suara helikopter. Leon menatap ketiga temannya yang sudah menatap kearah lain.

Mereka melihat?

"Major Krauser"

"Philips" ucap Krauser.

"Senang melihatmu selamat"

"Kami bisa masuk sekarang?" Ucap Krauser.

"Tentu!"

Mereka masuk kedalam dan memakai peredam telinga. Akhirnya selesai juga. Beberapa tentara dan BSAA sudah membersihkan area mansion Javier dan mengambil jasad ? Manuela serta ibunya untuk dibedah.

Leon menatap keluar, hamparan hutan berada di bawah mereka.

Dia menoleh karena merasa ada sesuatu yang memang tangannya, dan itu adalah Krauser yang memegang tangannya secara diam-diam.

Sepertinya dia mendapatkan sesuatu yang lain selain pengalaman sekarang.

.

.

.

TBC

KREONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang