Bab 15

850 111 5
                                    

Tadi ke pencet unpublis awokawok;v

.

.

.

Leon berjalan menelusuri desa itu, semuanya sungguh sunyi. Hanya ada hewan ternak dan suara burung-burung saja disana.

"Ini seperti desa mati" ucap Leon.

Dia masuk kedalam sebuah rumah dan saat masuk ternyata rumah itu lebih besar dari kelihatannya.

"Kenapa rumah-rumah disini seperti ini?!" Ucapnya.

Saat akan berjalan ke lorong, tiba-tiba keluar seseorang dari dalam lemari. Leon kaget tapi dia langsung menembak pria itu hingga tewas.

"Sial, dia mengejutkan ku" ucap Leon.

Dia menemukan sebuah pintu bawah tanah, dia menyalakan senternya dan melompat masuk kedalam sana. Ruangan yang sangat berdebu.

Leon berjalan dan melihat sebuah karung yang sudah diikat, tapi karung itu uyek-uyekan. Sepertinya ada sesuatu didalam karung itu.

Dia berjongkok dan membukanya. Ternyata ada seorang pria yang mulut serta tubuhnya diikat didalam karung itu. Leon menarik lakban yang menutupi mulutnya.

"Aw! Itu sakit, kau tahu!?"

"Siapa kau?" Ucap Leon.

"Ah, kau mempunyai rokok?"

Leon mengerutkan keningnya.
Ada apa dengan pria ini?

"Kau tahu? Rokok bisa membunuhmu"

"Oh well, bisakah kau melepaskanku?"

Saat pria itu melihat kebelakangnya, dia langsung terkejut dan mundur.

"Not this guy!!!"

Ada seorang pria tinggi besar yang berdiri dibelakang Leon. Saat dia berbalik ingin menembak, pria itu lebih dulu mencekik lehernya dan membantingnya ke tong-tong kayu hingga dia tidak sadarkan diri.

Pria itu mendekat dan menyuntikkan sesuatu pada leher Leon.

Note: Jika kalian nanya kenapa jadi bahan uji coba mulu, sorry. Aku ngikutin alur RE 4 untuk season 2 ini hehehe

.

.

.

Leon membuka matanya setelah mengalami mimpi aneh. Dia mendapati dirinya dirantai.

"What the fuck!" Umpatnya.

Dia menarik tangannya kebawah tapi ada sebuah suara yang terdengar ketika dia melakukannya.

"Hey! Stop it!"

Dibelakangnya ada pria yang ada didalam karung tadi! Mereka sama-sama dirantai dan saling membelakangi.

Leon berdiri karena rantai itu cukup panjang hingga tidak membuatnya susah berdiri.

"Kau mempunyai nama?"

Leon menatap pria itu sebentar.
"Leon"

"Aku Luis Serra. Dan aku mengira jika kita memilih tempat yang salah heh?" Ucap Luis.

Dia tidak mendengarkan perkataan Luis, dia mencoba berjalan ke sisi kiri tapi Luis menariknya.

"Hey! Hentikan! Kau bergerak aku juga bergerak! Aku sudah beberapa kali terjatuh!" Ucap Luis.

Leon tidak menjawabnya. Dia mencoba menarik katrol yang ada diatasnya, dia harus segera pergi menemukan Ashley.

"Aku bisa melihat pikiranmu. Tapi kau sepertinya belum pernah kesini. Tebakanku, kau mencari seseorang disini? Tebakan lainnya, mungkin seseorang yang hilang, senorita?" Ucap Luis.

Bagaimana bisa dia tahu?

"A young girl?" Ucap Leon.

Luis tersenyum.

Leon langsung menarik rantai dan menatap Luis dengan serius.
"Talk. Now!"

"Mereka memindahkannya" ucap Luis.

"Memindahkannya? Kemana?"

"Not really. Tapi seseorang membawanya ke sebuah gereja tua"

Leon menarik rantai hingga roda rantai itu terlepas dan mereka tidak terangkat lagi. Setelah itu, ada seseorang yang mencoba memalu kepala Luis, sontak Leon langsung menarik rantai yang terhubung dengan Luis.

Mereka berdua bekerjasama untuk melumpuhkan pria itu. Tapi Luis curang, dia mengambil kunci rantai ini dan lepas begitu saja.

"Hey!" Teriak Leon.

"Later, Amigo" ucap Luis sembari melemparkan kunci itu.

"Pria sialan itu"

Leon berjalan kearah kunci itu dan membuka rantai yang melilit tangannya.

Dia keluar dan mencari perlengkapan senjata miliknya. Setelah menemukannya, dia langsung pergi keluar dan mencari gereja tua itu.

"Leon?"

"I'm here"

"Syukurlah kau selamat. Kau hilang kontak beberapa saat yang lalu"

"Aku mendapat informasi tentang keberadaan baby eagle, di gereja tua"

"Gereja tua? Baiklah, aku akan menentukan rute untukmu. Jaraknya tidak terlalu jauh dari sana, keluar dari tempat kau berdiri dan berjalan ke arah jembatan kayu"

"Copy. Aku tutup salurannya"

Dia berjalan keluar dan ekor matanya menatap sebuah benda berkilau yang membuatnya merasa deja Vu disana. Leon berbalik dan melihat benda apa yang membuat perhatiannya teralihkan.

"Ini..."

Sebuah pisau.
Dengan corak ular.
Seperti milik Krauser.

.

.

.

Leon sudah sampai didekat gereja. Tapi sepertinya bukan gereja ini yang dimaksud oleh Luis.  Tapi gerbang gereja itu terkunci. Dia tidak bisa memanjat karena kondisi pagar yang tinggi dan tidak ada pijakan untuk naik.

Dia harus menemukan kunci terlebih dahulu.

"Astaga, dimana benda sialan itu!" Ucap Leon.

Lalu matanya menatap kearah sebuah rumah yang berada disamping gereja itu. Mungkinkah kunci gerbang itu ada disana?

Rumah ini masih terlihat bagus, malahan lebih bagus dari rumah-rumah sebelumnya.

Dia masuk kedalam sebuah kamar dan melihat lukisan besar, seorang pria dengan tudung jubah besar yang menutupi kepalanya.

Karena tidak menemukan apapun, Leon hendak keluar dari kamar itu. Tapi saat dia membuka pintu, tiba-tiba pria besar yang melemparkannya tadi muncul.

Pria itu langsung menendang Leon hingga dia terlempar kebelakang sana. Pria itu menginjak tangannya dan mencekik lehernya. Leon diangkat.

Dia tidak bisa bernapas.

Tapi tiba-tiba, ada suara tembakan.
Seorang wanita dengan baju merah menebak pria besar itu hingga mengejarnya.

Leon dilempar dan dia sendirian.

Dia sedikit termenung melihat orang tadi. Tapi suara hunnigan mengalihkan pandangannya.

"Leon, aku menemukan sesuatu tentang Luis Serra. Dia adalah seorang peneliti untuk Umbrella. Aku akan memberikan detail padamu. Tapi ingat, baby eagle adalah prioritas mu"

"Copy"

.

.

.

TBC

KREONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang