Bab 3

1.2K 139 2
                                    

Setelah tembakan dikeluarkan, lebih banyak orang keluar dengan kondisi yang sama.

Menyerang mereka.

"Apa yang terjadi dengan mereka!" Ucap Frank.

"Mereka terinfeksi virus" ucap Leon.

Mereka berlari ke sebuah bangunan untuk berlindung, jumlah orang-orang itu sangat banyak. Bisa-bisa peluru mereka terbuang sia-sia melawan orang-orang itu.

Setelah bersembunyi, mereka mendengar jika orang-orang diluar sana mulai menghilang satu persatu.

"Mereka pergi" ucap Dio.

Ramos dan Frank menghela nafasnya. Ini pertama kalinya mereka melihat hal seperti ini, biasanya mereka menjalankan misi rahasia yang berurusan dengan manusia, bukan manusia yang terinfeksi virus seperti ini.

"What the hell is that" ucap Frank.

"Virus. Tapi aku tidak tahu virus tipe mana" ucap Leon.

"Ada berapa tipe?" Ucap Ramos.

"Saat kejadian Raccon, A-Virus yang dikeluarkan oleh umbrella. Kejadian London, E-Virus. Kejadian Tokyo, S-Virus. Masih banyak lagi, aku tidak bisa menyebutkan satu persatu" ucap Leon.

"Setiap virus memiliki infeksi yang berbeda-beda?" Ucap Dio.

"Tentu saja. Gejalanya berbeda, yang paling unik adalah A-Virus. Orang yang terinfeksi virus ini diberikan perintah oleh pemiliknya, Wesker. Mereka tahu mana kawan dan lawan, berbeda dengan virus lainnya yang bertindak ganas" ucap Leon.

Suara telpon satelit berbunyi.

Telpon dengan antena serta layar yang cukup untuk melakukan panggilan vidio sederhana.

"Krauser, jenderal ingin kau mengambil sampel darah orang-orang itu"

"Rebecca?" Ucap Leon.

"Eoh? Leon? Itu kau?" Ucap Rebecca.

Leon muncul di layar.

"Itu kau! Astaga! Sudah lama tidak bertemu! Sudah berapa tahun ya" ucap Rebecca.

"3 tahun setelah kejadian mansion itu" ucap Leon.

Rebecca terkekeh mendengar itu.

"Bagus jika kau ada dalam misi ini. Tolong ambilkan sampel nya ya, setelah kalian pulang, aku akan meneliti virus baru ini" ucap Rebecca.

"Baiklah" ucap Leon.

Panggilan itu berakhir.

"Kau... Mengenal banyak orang" ucap Krauser.

"Hanya karena pekerjaan" ucap Leon.

"Ck. Kalian, siapkan tempat. Kita akan diam disini sampai semuanya tenang diluar sana" ucap Krauser.

"Yes sir"

Mereka melakukan tugas yang diberikan oleh Krauser.

"Oh, tanganmu terluka" ucap Leon.

Krauser menatap tangannya yang berdarah, mungkin tergores saat mereka berlari tadi. Awalnya dia acuh, tapi Leon menarik tangannya untuk duduk di sebuah sofa disana.

"Jika diabaikan, nanti infeksi" ucap Leon.

"Ck"

Dengan telaten dia membersihkan luka dan membalut luka Krauser.
Pria besar itu bisa melihat dengan jelas wajah Leon disana.

 Pria besar itu bisa melihat dengan jelas wajah Leon disana

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Wajahmu juga terluka" ucap Krauser.

Leon kaget, dimana?

"Here" ucap Krauser sembari menyentuh wajahnya yang memar.

Mata mereka saling bertatapan.

Leon memutuskan kontak mata mereka dan membereskan kotak obat yang dibawanya, dia berdiri dan berjalan kearah Dio yang sedang memeriksa lantai atas.

"Hm" dehem Krauser.

.

.

.

Keesokan harinya mereka keluar dari sana, memang benar sangat sepi. Mungkin orang-orang itu akan tiba-tiba muncul kembali seperti kemarin.

Krauser meminta mereka diam dan hati-hati saat berjalan.

"Leon Scott Kennedy"

Mereka berbalik dan melihat seorang pria blonde sedang berdiri di atas sebuah gedung dibelakang mereka.

"Wesker!" Ucap Leon geram.

"5 tahun berlalu dengan cepat bukan?" Ucap Wesker.

Leon hanya menatapnya tajam.

Wesker melompat dari atas sana dan berdiri beberapa meter didepan mereka. Krauser langsung memegang senjatanya, mengantisipasi jika pria gila itu tiba-tiba menembak.

"Bagaimana kabar Chris? Aku merindukannya" ucap Wesker.

"Fuck! Apa yang kau lakukan pada desa ini sialan!" Ucap Leon.

"Seperti biasa, mencoba virus baru" ucap Wesker santai.

"Dia benar-benar bajingan" ucap Frank.

Wesker tertawa mendengar itu.

"Sepertinya aku harus menyingkirkan mu terlebih dahulu" ucap Wesker.

Sialan.

Krauser melepaskan tembakan. Tapi tetap, itu tidak mempengaruhi Wesker. Tubuhnya tetap utuh meskipun direnteti peluru seperti itu.

Wesker berjalan dengan cepat dan menyerang Krauser dan yang lainnya. Meskipun Krauser sigap, tapi gerakan Wesker terlalu cepat hingga dia terkena tendangan dan terhempas beberapa meter.

"Got you" ucap Wesker sembari mencengkram leher Leon.

Shit.

Wesker mengeluarkan sebuah suntikan dari balik tubuhnya, mata Leon seketika membulat. Tidak mungkin pria ini akan memberikan itu padanya kan?

"Hadiah reuni dari ku" ucap Wesker.

Jarum itu menancap di lehernya, cairan didalam tabung suntik itu masuk kedalam tubuhnya.

Krauser menusuk punggung Wesker menggunakan pisau kesayangannya. Itu cukup ampuh, Leon terlepas. Krauser menarik Leon dan menatap Wesker waspada.

"Saatnya berpesta" ucap Wesker.

Lalu keluar orang-orang yang sudah terinfeksi virus disana.

"Shit!"

Jumlahnya ratusan, mereka kalah jumlah. Jika dilawan, peluru mereka tidak akan cukup untuk membunuh semuanya.

"Mundur!" Teriak Krauser.

Krauser menggendong Leon yang mulai tak sadarkan diri itu. Mereka berlari ke hutan dekat desa, dan sialnya mereka berpencar disana.

.

.

.

TBC

KREONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang