Bab 4

1.2K 141 2
                                    

"Dimana yang lainnya?" Ucap Leon pelan.

"Terpisah" ucap Krauser.

Mereka sudah masuk kedalam hutan. Sangat lebat dan rimbun. Daun dan akar menjuntai dimana-mana, dan mereka buta arah sekarang.

"Turunkan aku" ucap Leon.

Krauser melakukannya.

Leon sedikit terhuyung saat turun, tapi Krauser langsung memegang pinggangnya agar tidak terjatuh.

"Fucking Wesker" ucap Leon.

"Apa yang dia suntikan padamu?" Ucap Krauser.

"Aku tidak tahu" ucap Leon.

Krauser membuka peta yang dibawahnya. Untuk yang lainnya juga membawa, kecuali Leon.

"Kita masuk kedalam hutan. Akan sedikit sulit kedepannya. Kau baik-baik saja?" Ucap Krauser.

"Ya, I'm ok" ucap Leon.

Baru saja dia melangkah beberapa meter. Leon terjatuh, dia memegang kepalanya yang terasa sangat sakit.

"Aarggghh!!!!"

Krauser berbalik dan melihat Leon yang sudah tersungkur diatas tanah. Dia mendekat lalu melihat keadaannya.

"Shit"

Leon memegang tangan Krauser lalu meremat nya dengan erat. Menyalurkan rasa sakit yang dia rasakan pada kepalanya.

Tak berapa lama kemudian dia pingsan juga.

.

.

.

Leon membuka matanya, dan gelap.

Apakah dia buta?

Lalu terlihat percikan api yang mulai membesar dan ada cahaya yang membuatnya bisa melihat kembali disana.

Dan ada Krauser didepannya.

Api itu berasal dari api unggun yang dibuat oleh Krauser untuk menghangatkan tubuh mereka.

Suara gemericik air hujan terdengar. Sepertinya sedang hujan besar diluar sana.

"Makanlah" ucap Krauser sembari memberikan ransum yang sudah dia masak.

"Ini dimana? Dan apa yang terjadi padaku?" Ucap Leon.

"Ini di gua, kita meneduh karena diluar terjadi badai. Kau pingsan tadi" ucap Krauser.

Ah, benar.
Sekarang dia ingat semuanya.

"Terimakasih" ucap Leon.

Krauser tidak menjawab.

Mereka makan dalam keheningan.

"Apa rencanamu?" Ucap Leon.

"Terus lanjutkan misi. Besok, kita bergerak ke desa itu" ucap Krauser.

Leon mengangguk setuju. Bagaimanapun mereka harus tetap melakukan misi ini, jika pergi tanpa perintah sama saja mereka membangkang.

"Bagaimana dengan yang lainnya?" Ucap Leon.

"Mereka pasti selamat" ucap Krauser optimis.

"Ya, mereka selamat" ucap Leon.

Langit sudah lebih gelap. Udara juga semakin dingin. Mereka bersiap-siap untuk tidur dengan membentangkan tempat tidur kecil militer mereka.

Mereka tidur bersampingan.

Leon sudah tidur lebih dulu, tapi Krauser tidak bisa tertidur karena dia memiliki insomnia. Terlebih dia sudah terbiasa tidak tertidur selama beberapa hari.

Dia masih memikirkan bagaimana nasib anak asuhnya, apakah mereka selamat? Atau tidak?

Meskipun dia terlihat dingin diluar tapi dia begitu memperhatikan orang-orang disekitarnya. Dia selalu memastikan jika orang-orang yang bersamanya aman.

"Ughh"

Matanya beralih kearah Leon yang meringkuk didalam selimutnya. Alisnya mengerut melihat bibir Leon yang terlihat pucat.

"Hey, kau baik-baik saja?" Ucap Krauser.

Saat tangannya menyentuh lengan Leon, tubuhnya sangat panas. Krauser juga kaget saat memegang tubuhnya.

"Demam?!" Ucap Krauser.

Apa yang harus dia lakukan?
Dia tidak pernah merawat orang demam.

"Shit. Berpikirlah, Krauser"

Lalu dia teringat ucapan Frank, kompres dahi jika seseorang panas. Tapi dengan apa dia mengompres dahi Leon huh?

Dia melihat kain didalam kantong yang dibawa Leon. Tanpa pikir panjang dia langsung membawanya dan berjalan ke mulut gua sembari membawa wadah ransum tadi untuk menampung air.

"Tunggu, air hangat atau air dingin?" Ucap Krauser.

Jika memasak air akan lebih lama. Jadi dia memutuskan untuk menggunakan air dingin.

Krauser memeras kain itu dan meletakkannya diatas dahi Leon yang sudah dibasahi oleh keringat. Semoga ini bisa membantu menurunkan demamnya.

Mereka akan pergi besok, Leon harus sembuh.

"Dingin..."

Leon menggigil.

Krauser sudah mencoba dengan memberikan selimut miliknya pada Leon dan tetap tidak berhasil. Leon masih saja kedinginan disana.

Lalu dia ingat jika seseorang sedang demam dan menggigil maka buka bajunya dan peluk dia, saat kulit menyentuh kulit, rasa hangatnya akan lebih terasa. 

Dia melakukannya.
Setelah baju Leon terlepas, dia langsung masuk kedalam selimut dengan dada telanjang dan memeluk Leon.

Ternyata benar, tubuhnya terasa hangat.

Leon yang merasakan kehangatan langsung mendekat lebih dekat pada Krauser dengan membenamkan wajahnya pada dada Krauser.

Entah kenapa jantung Krauser berdetak lebih cepat dari sebelumnya.

Matanya melihat wajah Leon yang memerah karena demam. Dia tersenyum tapi itu langsung luntur ketika dia sadar apa yang sedang dia lakukan.

"Fuck Krauser!"

Untuk pertama kalinya, tanpa bantuan obat tidur, matanya mulai terasa berat disana.

Krauser keheranan sekaligus kaget. Dia mengantuk sekarang?

Karena tidak bisa menahan matanya yang sudah terasa berat itu, akhirnya dia menutup matanya dan tertidur dengan Leon yang berada didalam pelukannya.

Keajaiban untuk Krauser.

.

.

.

TBC

KREONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang