"Tante, aku pulang,"
"Kau pulang dengan siapa? Tante tidak dengar mobil Mew?"
"Aku pulang sendiri! Memangnya Tuan Mew belum pulang?"
"Belum, ini sudah pukul 10 malam, tidak biasanya dia pulang malam,"
"Mungkin Tuan Mew pergi dengan teman-temanya,"
"Kau sudah makan?"
"Sudah Tan, Lentera mau mandi dulu na, Lentera tidak akan makan mau langsung tidur saja,"
"Ok baiklah!"
Waktu sudah menunjukan pukul 12 malam namun Mew belum juga pulang.
Lampu rumahpun sudah dipadamkan dan semua isi rumah sudah berada dikamar masing-masing."Ceklek,, brakkk!"
Mew menutup pintu rumahnya pelan-pelan karena dia takut mengganggu penghuni rumah yang sedang istirahat.Mew masuk kedalam kamarnya, sesekali dia menghela nafas panjang kerena memikirkan nasib Lentera.
Mew menaruh tasnya diatas meja lalu dia pergi mandi, setelah mandi dan memakai piama Mew pergi kekamar Lentera untuk mencari sesuatu siapa tau Lentera menyimpan sesuatu yang Mew tidak tau.
"Tek!" Mew menyalakan lampu kamar Lentera, Mew mematung di depan pintu kamar sambil mengucek-ngucek matanya.
"Lentera? Kau kah itu?"
Mew mendekati ranjang Lentera lalu naik keatas ranjang."Lentera! Ini serius Kau?"
Mew menyentuh pipi Lentera dan benar saja orang itu nyata dan sudah tertidur pulas."Ya Tuhan, sukurlah kau sudah pulang! Aku tidak tau bagaimana jadinya aku jika kau benar-benar hilang, terima kasih Tuhan kau sudah mengembalikan Lentera dalam keadaan selamat."
"Ya Tuhan kenapa berisik sekali, aku baru saja tidur,"
"Katakan padaku kau pergi kemana saja? Aku sangat mencemaskanmu."
Lentera tidak menjawab dia kembali tidur.
Mew memandang wajah Lentera lalu membawa Lentera kedalam pelukannya."Aku mohon, tetaplah seperti ini! Tetaplah berada disisiku cup.." Mew mengecup pipi Lentera dan membiarkan Lentera tidur didalam pelukannya hingga pagi menjelang.
"Tuan! Kenapa Tuan ada dikamarku,"
"Tentu saja aku jalan pakai kakiku,"
"Lalu apa yang Tuan lakukan disini,"
"Menunggu kau bangun,"
"Tuan sejak kapan menatapku seperti itu,"
"Sejak malam, aku tidak tidur! Aku tunggu kau bangun dan ceritakan padaku, Art membawamu kemana?"
"Biarkan aku mandi dulu,"
"Tidak! Aku sudah tunggu kau semalaman,".
"Siapa suruh Tuan tunggu aku,"
"Kau tidak tau, aku khawatir padamu katakan padaku kemana kau pergi dengan Art,"
"Tuan tau aku pergi dengan Art?"
"Yanti yang bilang padaku,"
"Iya, aku diajak keapartemnnya, bertemu dengan ibunya,"
"Untuk apa kau pergi keapartemennya?"
"Tuan tau? rupanya Art anak dari Papa Trai, adik dari Phi Zoom dan Mama mereka ternyata masih hidup,"
"Apa maksudmu?"
"Aku tidak bohong mereka yang memberitauku,"
"Itu artinya kau diculik oleh Art?"
"Awalnya iya, tapi mereka melepaskanku karena mereka tau Phi Zoom juga diculik, apa Tuan tau siapa yang Culik Phi Zoom?"