"Aaaa....bocah setan!" Mew menjerit sambil mengelus kepalanya.
"Hentikan! Sudah aku katakan lebih baik kau diruanganmu saja."
"Anak ini benar-benar tidak tau sopan santun,"
"Kau yang mulai Mew! Bisa-bisanya pentil orang kau tarik,"
"Kau ikut keruanganku!" Ucap Mew pada Lentera.
Lentera jalan kearah Mew dan memungut botol minumnya."Yah..pecah? Ganti! Kepala Tuan yang pecahkan botol minumku,"
"Kau yang lempar, terus kau minta ganti rugi padaku,"
"Tuan lihat ini, buka mata Tuan lebar-lebar! Botolku bocor,"
"Terus apa masalahku?"
"Ganti! Ini Tuperware kesayangan Mamiku, kalau dia tau botolnya pecah, aku bisa digantung."
"Aku baru pertama kali bertemu dengan orang seperti ini!"
Mew pergi dari hadapan Lentera namun jasnya ditarik oleh Lentera.
"Tuan mau kemana? Tuan tidak mau bertanggung jawab,"
"Bersihkan dulu blush on mu yang sebelah, kau akan pergi dengan sebelah make up?"
"Jadi Tuan mau ganti Tupperwareku?"
"Aku tidak paham dengan benda seperti itu, lagi pula seberharga apa benda itu sampai kau takut dimarah Mamimu,"
"Hanya Tuhan dan Mamiku yang tau,"
Mew mengeluarkan dompetnya lalu dia memberi Lentera sejumlah uang.
"Apa ini sudah cukup?"
"Untuk?"
"Mengganti botol minummu,"
"Lalu aku harus membeli benda ini dimana?"
"Mana aku tau, aku tidak pernah mengurus benda-benda seperti itu,"
"Kalau begitu Tuan harus bantu aku mendapatkannya, Tuan harus pergi denganku mencari benda ini,"
"Apa uang yang aku berikan tidak cukup?"
"Uang sebanyak apapun tidak berguna jika barangnya tidak dapat,"
"Dimana manajermu?"
Lentera mengidikan bahunya.
"Tay?"
"Owh maaf Mew pemotretan belum selesai, aku tidak bisa pergi,"
Mew menatap Lentera, kemudian Lentera tersenyum dan pergi membersihkan make up diwajahnya lalu dia memakai bajunya.
"Aku sudah siap Tuan, ayo kita pergi,"
"Kau serius!"
"Tuan dari tadi tidak pergi, tetap menungguku disini, itu artinya Tuan juga ingin pergi kan?"
"Kalau aku tidak pergi apa kau akan diam?"
"Ya tentu saja tidak! Ayo kita pergi,"
Mew mengikuti Lentera entah kemana Lentera akan mengajak dia pergi.
"Kau mau kemana?"
"KeMall,"
"Maksud aku kenapa keluar gerbang,"
"Hah..tentu saja mau nunggu angkot,"
"Angkot! Kau mau suruh aku naik angkot?"
"Kalau kita tidak naik angkot bagaimana kita akan sampai ke Mall,"
"Aku CEO Guccaci lalu kau mau aku naik angkot,"
"Apa hubunganya angkot dengan jabatan Tuan?"
"Kita akan pergi dengan mobilku,"