"Tuan, jangan seperti ini,"
Lentera berusaha menarik tangannya namun Mew menahan tangan Lentera.
"Kenapa bisa kena pisau bukan kau sudah biasa pegang benda itu,"
Ucap Mew lalu menarik kotak P3K dan memberi plaster pada jari Lentera.Lentera menyentuh bibir Mew dan membersihkan darah yang menempel dibibir Mew.
"Aku tidak sengaja menyentuh pisau yang ada di tangan Phi Zoom,"
"Lain kali menjauh dari bahaya, pergi kekamarmu!"
"Aku mau masak,"
"Sudah seperti ini masih mau masak, biarkan saja ada Zoom yang akan masak, owh ya Zoom obati juga lukamu, kalian kenapa tidak bisa hati-hati,"
"Mew, tolong obati lukaku,"
"Aku mau mandi, minta tolong Mama saja,"
"Owh tidak bisa Mama harus mandiin Chopper, Zoom kau ingin masak kan? Silahkan dilanjut nanti kita akan makan siang sama-sama,"
"Tapi Tan, aku...?"
"Selamat masak mantuku,"
Mama J pergi dari dapur diikuti oleh Mew."Semangat Phi!" Ucap Lentera lalu dia juga pergi meninggalkan Zoom.
"Sialan kau!"
"Ko aku, memangnya aku salah apa?"
"Ini pasti rencanamu kan! Kau ingin menghancurkan hidupku,"
"Aku? Tidak salah? Aku atau kau,"
"Lalu kenapa kau ada disini?"
"Aku disini karena dibawa oleh Tante J jika Phi tidak percaya Phi bisa tanya pada Tante J lagi pula kenapa Phi segitu takutnya padaku bukan Phi dan Tuan mew akan menikah,"
"Kalau aku tidak tau kau itu Gay mungkin aku tidak akan takut, kalau seperti ini jelas aku curiga padamu kapan saja kau bisa merebut Mew dariku,"
"Memang itu niatku, aku suka saat kau ketakutan,"
"Bangsat kau,"
"Kau tidak beda jauh denganku,"
"Aku akan bilang pada Papa agar kau dicoret dari daftar harta warisan,"
"Kau fikir aku takut? Aku tidak perduli dengan harta warisan Papa kau, yang harus takut itu kau, bagaimana kalau Papamu meninggal apa kau bisa mengelola harta yang dititipkan padamu, tentu saja tidak bisa, membedakan garam dan micin saja kau tidak tau, dasar bodoh wanita tidak berguna,"
"Lenteraaa...!"
Teriak Mama J dari dalam kamarnya."Iya Tan, aku datang! Kau dengar kan aku dipanggil calon mertuamu, selamat masak kakak tercintaku, Owh iya aku lupa mulai sekarang jangan panggil aku Kana, namamu Lentera! Bye!"
Zoom mengepalkan tangannya dia benar-benar kesal dengan kata-kata Lentera.
"Ada apa Tan?"
"Bisa bantu Tante?"
"Bantu apa?"
"Tolong bawa jas ini kekamar Mew! Tante harus menyortir baju-baju Mew dan Ayahnya,"
"Baik Tan, berikan padaku,"
Tok..tok..
Lentera mengetuk pintu kamar Mew namun tidak ada jawaban.
Lentera membuka pintu kamar sepertinya Mew ada dikamar Mandi."Ok baiklah Tuan biar aku yang menyusun bajumu dilemari."
Lentera menyusun baju-baju Mew didalam lemari.
"Hei kau sedang apa?"
"Tuan tidak lihat, aku sedang menyusun baju-baju Tuan,"