Bukan rahasia umum lagi jika di setiap sekolah memiliki siswa yang suka membuat onar dan melanggar aturan. Meskipun kehadiran mereka membuat para guru naik darah, tapi merekalah yang membuat masa putih abu-abu kalian berwarna dengan tingkah laku mereka yang songong dan juga konyol. Ada satu gerombolan pembuat onar di SMA Vintage yang kelakuannya seperti itu.
Adam dan teman-temannya dikenal sebagai gerombolan tukang rusuh tapi mengundang tawa. Mereka mungkin kelihatan menyebalkan dan membuat takut, tapi sebenarnya banyak murid yang menyukai anak-anak dari gerombolan itu, terlebih lagi Adam.
Jam istirahat sudah berlangsung sepuluh menit yang lalu. Waktu istirahat yang harusnya digunakan untuk mengisi perut dan menenangkan pikiran, Adam gunakan untuk bermain bola yang notabenenya menguras tenaga.
"ADAM BANGSAT OPER BOLA WOI!" teriak Gian― sahabat Adam yang meminta lelaki itu untuk mengoper bola padanya.
Namun ketika Adam mengoper bola pada Gian, bola itu malah melewati atas kepala Gian, dan berakhir mengenai kepala seorang gadis yang sedang berjalan ke arah kantin. Karena tendangan Adam terbilang cukup keras, gadis itu spontan berjongkok dan memegangi kepalanya yang terasa nyut-nyutan.
Orang-orang yang melihat itu pun lantas berlarian menuju gadis tersebut. Gian menatap Adam yang terlihat terkejut sama sepertinya. Lalu detik berikutnya, Adam berlari menghampiri gadis itu.
"Eh, eh, sori gue enggak sengaja." ujar Adam sedikit panik.
Beberapa siswa dan siswi mulai mengerumuni mereka dan menjadikan hal itu sebagai tontonan.
"Lo enggak pa-pa?" tanya Adam namun tak dapat jawaban, "Yaudah kalau gitu, gue anter lo ke UKS, ya." Adam memegang pergelangan tangan gadis itu, berniat untuk membawanya ke UKS, "Sori nih, gue cuma mau tanggung jawab. Enggak bermaksud pegang-pegang cuma buat modus."
Gadis itu hanya mengangguk. Dia bahkan tak bisa bicara karena kepalanya terasa nyeri. Penglihatannya juga sedikit demi sedikit memburam. Gadis itu berusaha berdiri dengan bantuan Adam. Namun tak cukup dari semenit dia berdiri, ia pun kehilangan keseimbangan dan semuanya berubah menjadi gelap.
— ㅇ —
Kejadian itu pun dengan cepat tersebar seantero sekolah. Beberapa orang kagum dengan sikap gentleman Adam yang langsung menggendong gadis itu menuju UKS. Beberapa mereka juga ada yang mengganggap Adam cari kesempatan dalam kesempitan. Sebab tadi sudah ada anggota PMR yang mengambil tandu berniat untuk mengangkat gadis itu, tapi karena terlalu lama menunggu dan khawatir, Adam sendiri yang menggendong gadis itu menuju UKS.
Di UKS sekarang ada Adam, Gian, Pak Budi, Kaila— sahabat gadis itu, dan dua anak kesehatan yang bertugas mengoleskan minyak kayu putih di beberapa bagian tubuh gadis tersebut. Kaila juga ikut membantu.
"Kamu lagi! Kamu lagi!" bentak Pak Budi. Setelah mendengar kabar bahwa ada siswi yang pingsan gara-gara terhantam bola, beliau langsung menuju UKS. Apalagi alasan siswi itu pingsan karena Adam.
Adam hanya diam dan fokus memperhatikan seorang gadis yang sedang terbaring di brankar UKS. Wajah gadis itu pucat pasih. Adam jadi merasa bersalah akan hal itu.
"Kamu ikut saya ke lapangan sekarang!" pinta Pak Budi dengan suara meninggi. Namun Adam tak mengindahkan ucapannya. Lelaki itu masih diam, dan anteng berdiri tidak jauh dari brankar. Ada Gian juga di sampingnya.
"ADAM!" bentak Pak Budi marah. Mengatasi siswa seperti Adam benar-benar membutuhkan kesabaran ekstra.
"Bentar, Pak." Adam bersuara meminta waktu sebentar lagi.
"Ikutin aja maunya Pak Budi." bisik Gian lalu menyenggol tangan Adam. Gian jadi geram sendiri melihat tingkah Adam yang tak gentar meskipun di bentak.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZADAM
Teen Fiction"If you are broken and I'm broken, why don't we trade the pieces and make something new?"