Tidak ada yang lebih menarik perhatian melihat seorang Adam datang ke sekolah dengan pakaian rapih. Seragam yang biasanya keluar dan tak mengikuti aturan, kini terlihat rapi. Adam bahkan menggunakan ikat pinggang dan dasi/ Membuat ketampanan lelaki itu lebih meningkat di mata para gadis.
Adam anteng melangkahkan kakinya di koridor dan menuju kelas untuk bertemu dengan temannya. Sebab ia yakin Gian dan Devan pasti sudah datang. Sesampainya di kelas, semua teman kelas Adam bahkan terkejut melihat penampilan Adam lebih rapi dari hari-hari kemarin. Gian dan Devan bahkan menatap ke arah Adam heran.
"Nggak usah ngelihatin gue segitunya. Baru lihat cowok ganteng?" celetuk Adam, membuat semua teman kelasnya mengalihkan pandangan. Adam lalu berjalan menuju kursinya dan duduk disana.
"Gila! Lo habis kesambet apaan nih jadi rapi begini?" ujar Gian heboh.
"Taktik buat pedekatein Zanan ya, bro?" tebak Devan.
"Ngapain gue pedekatein? Kan udah jadian." jawab Adam blak-blakan membuat Devan dan Gian tentu saja terkejut.
"Seriusan, nyet?" Gian kembali heboh. Adam hanya mengangguk lalu tersenyum.
"Gerak cepet juga lo." celetuk Devan, "Lo kalah gercep dari Adam, Yan." Devan meledek Gian. Disusul tawa Adam.
"Sialan!" umpat Gian membuat kedua temannya makin tertawa.
Tak lama setelah itu, bel masuk pun berbunyi.
— ㅇ —
Zanan tidak tahu mengapa hari ini terasa sangat berbeda. Ia bahkan terlihat sangat gelisah dan terus mengetukkan pulpennya pada meja. Mencoba untuk menenangkan diri, namun itu justru menarik perhatian Kaila.
"Lo kenapa? Gelisah banget kayaknya. Ada masalah, Nan?" tanya Kaila penasaran. Ia tidak pernah melihat Zanan bersikap seperti itu sebelumnya.
Zanan menggeleng. Membuat Kaila jadi semakin bingung.
"Lo kenapa sih? Habis ditembak cowok?" tebak Kaila.
Zanan seketika berhenti mengetukkan pulpen tersebut. Tebakan Kaila tepat sasaran. Zanan jadi tidak tahu harus menjelaskannya bagaimana. Dari raut wajah Zanan, sudah terbaca jelas bahwa tebakan Kaila benar.
"Siapa nih cowoknya? Kak Yogi lagi?"
Zanan lantas menggeleng dengan cepat, "Bukan Kak Yogi."
"Oh, bukan ya?" Kaila memastikan, "Terus siapa? Yang terang-terangan deketin lo kan Kak Yogi."
"Anu.. Itu.." Zanan terbata-bata, membuat Kaila jadi gemas sendiri. Zanan memang selalu seperti itu.
"Adam ya?" tebak Kaila membuat mata Zanan langsung membulat sempurna. Zanan terkejut mendengar tebakan Kaila yang tepat sasaran. Kaila yang melihat reaksi Zanan lau tersenyum puas.
"Nggak usah kaget gitu dong. Adam kan?" tanya Kaila memastikan.
Zanan lalu mengangguk, dan menunduk malu, "Iya."
Tiga detik setelah itu, Kaila langsung bersorak kegirangan. Untuk saja sekarang jam pelajaran di kelasnya sedang kosong. Jadi tidak ada guru yang masuk mengajar.
"Gila! Gila! Udah ketebak sih kalau dia suka sama lo, Nan."
"Maksud lo?"
"Itu.. Yang pas Adam ikut sama lo buat pesen makanan di kantin, Devan bilang ke Adam sukses ya pedekatenya. Awalnya gue kira mereka cuma becanda aja. Tapi, ternyata beneran!" ujar Kaila terlihat bersemangat, "Jadi gimana? Lo terima?"
KAMU SEDANG MEMBACA
ZADAM
Teen Fiction"If you are broken and I'm broken, why don't we trade the pieces and make something new?"