Hari ini semua anggota organisasi yang ada di SMA Vintage melakukan sosialisasi di kelas sepuluh, sekaligus perekrutan calon anggota baru gelombang kedua. Perekrutan gelombang pertama sudah dilakukan pekan lalu.
Ada beberapa organisasi yang saling bergantian untuk masuk ke kelas sepuluh untuk memperkenalkan organisasi mereka. Dan tentu saja, tidak semua anak kelas sepuluh antusias untuk memasuki hal seperti itu. Contohnya Adam, Devan dan Gian. Mereka bertiga sama sekali tidak memperhatikan beberapa anggota organisasi yang sedang menjelaskan mengenai organisasi mereka. Mereka bertiga juga sama sekali tidak tertarik untuk masuk ataupun terlibat dalam kehidupan berorganisasi.
Apalagi mereka tahu jelas bahwa sebelum menjadi anggota, para calon akan melewati beberapa tahap untuk bisa mendapatkan lambang dari organisasi tersebut. Seperti ditatar oleh senior dalam tujuan untuk membentuk fisik dan mental para calon anggota. Sekadar informasi, lambang adalah penanda sekaligus hal yang membedakan anak yang berorganisasi dengan yang tidak.
Adam pernah dengan tidak sengaja melihat salah satu organisasi melakukan pelatihan. Para senior dengan songongnya meneriaki junior mereka dan menyuruh mereka untuk berbaring ditengah lapangan dalam posisi menghadap ke matahari. Padahal waktu itu, matahari sedang dalam keadaan terik. Berbaring di lapangan adalah hal yang benar-benar tidak masuk diakal. Dia bahkan meneriaki para senior itu dengan..
"Woi! Itu pelatihan masuk organisasi atau mau masuk tentara? Mau gosongin anak orang lo pada? Gila bener!"
Adam bahkan pernah meminta ayahnya untuk membubarkan semua organisasi, sebab Rio adalah direktur di SMA Vintage. Tapi sayang sekali, Rio menolak dengan keras. Adam bahkan melaporkan bahwa para senior yang ada di organisasi tersebut menjemur para junior mereka di bawah matahari yang begitu terik. Namun, Rio menganggap semuanya hal yang biasa. Alhasil Adam menyerah.
"...Jadi kami sangat berharap adik-adik sekalian ingin bergabung di organisasi kami." ujar salah satu anggota yang tadi menjelaskan didepan kelas. Seisi kelas X-6 bertepuk tangan sebagai tanda apresiasi. Setelah itu, salah satu anggota organisasi tersebut pun mulai mencatat nama dan nomor telpon para calon anggota yang berminat masuk di organisasi mereka.
"Baiklah, terima kasih banyak untuk antusias kalian. Sampai bertemu di pertemuan pertama ya!"
"Siap kak!"
— ㅇ —
"Yan, aku daftar jadi anggota PMR lho, kamu ikutan nggak?" Kaila bersuara setelah menyelesaikan makanannnya.
Gian menggeleng, "Enggak."
"Kenapa?"
"Nggak apa. Kamu aja yang ikut. Biar kalau aku habis berantem, kamu bisa obatin." ujar Gian menggoda Kaila.
"Ngalus terus lo monyet!" celetuk Devan menabok lengan Gian. Adam yang melihat hal tersebut hanya menggelengkan kepala.
"Zanan juga ikutan bareng Kaila." Zanan bersuara membuat Adam hampir tersedak dengan makanannya.
"Ngapain ikut gituan?"
"Nyari pengalaman," Zanan nyengir, "Adam nggak ikutan emang?"
"Nggak." Adam menjawab dengan singkat.
"Dia mah anti organisasi club, Nan." sahut Devan. Zanan hanya mengangguk lalu kembali menikmati makanannya.
Adam sebenarnya ingin sekali melarang Zanan untuk tidak ikut andil dalam dunia organisasi. Bukannya ingin mengatur hidup Zanan, hanya saja Adam tidak ingin sesuatu hal yang buruk terjadi pada Zanan. Meskipun Adam tidak tahu persis seperti apa kehidupan berorganisasi, namun apa yang dia lihat beberapa waktu yang lalu cukup menjelaskan semuanya. Tapi dia memutuskan untuk diam, sebab Zanan pun butuh kebebasan. Dia tidak ingin mengekang, sebab Adam sendiri tak ingin dikekang.
KAMU SEDANG MEMBACA
ZADAM
Ficção Adolescente"If you are broken and I'm broken, why don't we trade the pieces and make something new?"