21

504 54 7
                                    

"Saya bukan aneh. Ini namanya beda. Manusia tuh diciptain dengan karakter yang berbeda-beda. Biar apa? Biar mereka enggak sama dengan manusia lain. Jadi manusia itu punya bagian spesial dari diri mereka tersendiri biar terlihat beda."


KELUARNYA Adam dari kelas berarti tidak akan kembali lagi selama pelajaran pertama berlangsung. Tepat seperti dugaan Gian dan Devan. Dari dulu Adam memang selalu begitu. Cowok itu akan benar-benar belajar jika memang dia ingin. Walaupun Adam terbilang bisa menerima materi dengan baik, hanya Gian dan Devan yang memberinya apresiasi untuk itu. Bahkan guru di SMA Vintage ini tidak pernah memedulikan prestasi Adam. Sebab mereka lebih mengingat kenakalan yang dilakukan cowok itu ketimbang hal positifnya.

Adam juga bukan tipikal siswa yang suka tepe-tepe ke guru. Karena menurutnya, kalau emang kita mampu, guru juga bakal sadar. Biarlah orang lain menyukai kita dengan keinginan mereka sendiri, bukan karena kita sibuk mencari perhatian demi mendapatkan nilai bagus di rapor sekolah.

Berhubung masih ada waktu sekitar tiga puluh menit sebelum pelajaran pertama berakhir, Adam memutuskan untuk ke UKS. Sebab kantuknya masih berasa. Sesampainya disana, dia hanya melihat seorang anggota palang merah yang sedang mengemas kotak obat.

"Lo piket apa gimana?" tanya Adam setelah menyandarkan tubuhnya di brankar."

Siswi itu sedikit terkejut saat Adam menanyainya, "Piket." jawab siswi itu seadanya, "Kamu sakit?"

"Kagak."

Siswi itu memasang wajah bingung, "Terus ngapain disini?"

Adam tersenyum, membuat siswi itu terasa gugup, "Emang harus sakit dulu baru bisa kesini?"

Anggota tersebut tidak menjawab. Dia lalu keluar dari UKS tanpa mengucapkan sepatah kata. Mau bagaimana pun, dipikirannya mustahil Adam sakit dsn ke UKS. Paling cowok itu hanya bosan, lalu bolos kelas yang berujung memutuskan untuk kesana.

Setelah mendengar suara pintu tertutup, Adam memperbaiki posisinya. Mencari posisi ternyaman lalu memejamkan mata.

"Kirain Zanan piketnya hari ini." celetuk Adam pada diri sendiri. Beberapa menit kemudian, cowok itu pun tertidur.

— ㅇ —

Adam berjalan di koridor dengan Zanan berada disampingnya. Mereka tentu saja menjadi pusat perhatian. Hal itu membuat Zanan lumayan risih, namun Adam tetap bersih keras ingin menemani Zanan untuk berkumpul dengan anggota PMR.

"Kata temen Zanan, tadi pagi kamu ke UKS ya?" tanya Zanan sembari menyamakan langkahnya dengan Adam.

Adam hanya berdeham sebagai balasan.

"Kenapa? Kamu sakit?" Zanan melihat ke arah Adam, memperhatikan wajah cowok itu.

"Enggak. Ngantuk aja di kelas terus ketiduran. Ehh, malah ketahuan Pak Yasin. Iya udah, saya disuruh cuci muka tapi saya jamah sampai UKS." jawab Adam lalu tersenyum mengejek ke arah Zanan.

"Itu namanya bolos!" Zanan memukul bahu Adam.

"Itu namanya menjalankan tugas. Pak Yasin kan nyuruh saya cuci muka, say harus laksanain. Beliau juga bilang katanya biar enggak ngantuk. Nah, satu-satunya cara biar enggak ngantuk lagi ya tidur dulu. Bener kan?"

ZADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang