ADAM sibuk menyetel senar dari gitarnya agar menemukan nada yang pas. Devan dan Gian juga sama sibuknya. Cafe Container terlihat ramai pengunjung. Padahal ini bukan malam minggu.
Setelah menemukan nada yang pas, Adam mencoba memetik senar gitarnya dan bernyanyi kecil sambil menunggu Devan dan Gian selesai. Kurang lebih lima belas menit, mereka sudah harus menghibur para pengunjung cafe tersebut.
Kebanyakan pengunjungnya adalah perempuan yang Adam perkirakan seumuran dengannya. Ada juga yang berpasangan sedang menikmati pesanan mereka sambil bergurau. Beberapa perempuan juga terlihat memperhatikannya, namun Adam menghiraukan.
Suara pintu cafe terdengar, menandakan pengunjung baru datang. Adam mendongak, terkejut ketika melihat sosok yang datang dari balik pintu itu— Rio.
Rio datang bersama seorang wanita yang memeluk lengannya mesra. Mereka berdua terlihat seperti pasangan yang baru saja merasakan kasmaran namun diusia yang sudah tidak terbilang muda. Rahang Adam mengeras, dia yang tadinya menikmati petikan gitarnya kini diam.
Matanya masih tertuju pada pasangan itu hingga Rio duduk dan memesan sesuatu. Beberapa pertanyaan kembali menghujam kepalanya. Rasanya juga terlihat sesak saat melihat Ayahnya menggandeng wanita lain. Persis saat Adam melihat Ibunya menikah dengan pria lain. Benar-benar mimpi buruk ketika seorang anak harus melihat kedua orang tuanya berpisah lalu memiliki kehidupan baru atau orang asing dalam hidup mereka lagi.
Adam bisa saja pergi dari tempat itu sekarang juga, namun dia tidak ingin mengecewakan kedua temannya. Cowok itu tidak mau di cap sebagai orang yang tidak profesional karena mencampurkan masalah pribadi dengan pekerjaannya.
Cowok itu menarik napas dalam, lalu membuangnya. Mencoba menenangkan diri agar bisa menyelesaikan urusannya.
"Udah siap?" Gian bersuara yang dibalas anggukan oleh Devan dan Adam.
"Ehem—" Gian berdeham agar pengunjung cafe memperhatikan, "Kami akan menyanyikan lagu What You Did Last Summer dari Shawn Mendes feat. Camila Cabello. Selamat mendengarkan."
Baik Devan, Gian dan Adam pun mengambil posisi masing-masing. Lalu mereka mulai memetik gitar, dan bernyanyi secara bergantian. Pandangan pengunjung tak lepas dari ketiganya. Rio pun melihat ke arah mini panggung yang terdapat di cafe tersebut. Tentunya dia terkejut melihat Adam berada disana bersama kedua temannya. Menyanyi dengan diiringi gitar.
Rio secepatnya ingin pergi dari tempat itu, namun wanita yang bersamanya menolak. Memaksa Rio untuk tetap disana, menikmati pesanan mereka dan mendengarkan musik.
"Mereka masih mudah udah berbakat ya." puji wanita yang berada di sebelah Rio. Kedua matanya menatap lurus ke arah panggung.
Rio hanya diam. Tidak memberi komentar. Beliau juga memalingkan pandangannya. Berharap Adam tidak melihatnya.
Setelah lagu pertama selesai, Rio kembali mengajak wanita untuk pergi dari sana dengan alibi ingin pindah ke tempat lain. Alhasil pada akhirnya, wanita itu pun nurut.
Adam melihat ke arah punggung Rio yang merangkul wanita tersebut berjalan keluar meninggalkan cafe. Dalam hati dia paham, bahwa Ayahnya pergi setelah melihatnya disini.
"Dasar brengsek." umpat Adam dalam hati.
— ㅇ —
KAMU SEDANG MEMBACA
ZADAM
Teen Fiction"If you are broken and I'm broken, why don't we trade the pieces and make something new?"