23

518 48 5
                                    

ZANAN dan Kaila sedang antri untuk memesan makanan di kantin sekolah. Jam istirahat seperti biasa menjadi surga bagi para siswa yang kelaparan. Kantin terasa lumayan sesak, bahkan beberapa siswa saling dorong karena rasa lapar sudah menyatu dengan emosi. Apalagi udara sedang panasnya, hal itu membuat siswa semakin ganas. Berlebihan memang, tapi begitulah kenyataannya.

"Gerah banget gue." celetuk Kaila sambil mengibaskan tangannya di depan wajah.

"Sabar. Gue juga panas ini."

"Misi gue mau lewat." suara Yogi membuat antrian yang tadinya saling berdesakan jadi melonggar. Memberi cela untuk Yogi dan teman-temannya lewat.

Yogi berjalan dengan tampang tak berdosa, membuat beberapa orang saling mencibir. Diantara mereka juga ada yang menatap sinis gerombolan itu.

Langkah Yogi terhenti tepat di sebelah Zanan. Cowok itu melirik Zanan dan Kaila, lalu tersenyum manis.

"Lo berdua jajan gih, mumpung dikasih longgar tuh antriannya." ujar Yogi membuat Zanan dan Kaila terkejut.

"Ma—maksudnya kak?" Zanan bersuara.

"Ya, lo langsung pesen aja."

"Tapi kak kita enggak enak motong antrian."

"Enggak apa, santai aja. Lo pada keberatan enggak?" Yogi bertanya pada beberapa siswa yang ikut andil antri untuk membeli mie ayam.

Mereka terpaksa mengangguk dan tersenyum. Dari pada nanti urusannya bisa gawat kalau tidak mengindahkan permintaan Yogi.

Yogi tersenyum puas, "Nah, lihat kan, enggak ada yang keberatan."

"Engg—"

"Gue keberatan." Gian muncul dan berdiri di sebelah Kaila. Ada Devan juga.

"Gue enggak nanya ke lo berdua ya."

"Kaila cewek gue. Ya gue keberatan." balas Gian dingin. Bahkan Kaila tidak pernah melihat Gian sedingin itu. Sebab diantara Devan dan Adam, Gian yang paling terlihat selalu ramah dan tidak bisa diam.

"Udah, Yan." sahut Kaila dengan sedikit menarik lengan baju Gian.

Zanan yang mulai merasakan atmosfer mulai memanas pun bersuara. Merasa tidak enak dengan para pengunjung lain yang menjadikan mereka bahan tontonan.

"A— aku enggak jadi makan deh." celetuk Zanan lalu berbalik meninggalkan kantin. Kaila yang melihat Zanan pergi pun menyusul, disusul Devan dan Gian di belakangnya.

— ㅇ —

"Kak Yogi kesurupan apaan deh jadi tiba-tiba baik kek gitu?" tanya Kaila setelah mereka tiba di kelas.

Zanan hanya mengangkat bahu sebagai balasan. Dia juga tidak tahu maksud dari perlakuan Yogi tadi. Benar-benar diluar kepala.

"Jangan diladenin lain kali. Dia caper doang itu. Kalau Adam tau, bisa habis dia gangguin Zanan." ujar Gian membuat Zanan melihat ke arahnya.

"Eh— Adam kemana? Kok enggak bareng kalian?" tanya Zanan setelah menyadari tidak Adam diantara Devan dan Gian. Padahal mereka bertiga selalu bersama.

ZADAMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang