Setiap detik, setiap menit, setiap waktu yang berjalan. Tak terasa bahwa waktu mejadi sangat cepat, dimana ini adalah minggu minggu baby T akan lahir. Kontraksi palsu semakin sering datang hilang dan timbul, bahkan Jimmy beberapa kali mengingatkan pada Book untuk menghitung waktu kontraksi tepat pada HPL baby T lusa nanti.
2 hari sebelum baby T lahir. Tay dan New yang bahkan sibuk itu saja rela cuti seminggu, demi menanti sang jabang bayi dari ForceBook yang sudah lama ditunggu kehadirannya. Seluruh atensi kini semuanya tertuju pada Book, dia benar benar berlimpah kasih sayang dan perhatian setiap harinya dari kakak dan adik adiknya itu.
Sama seperti hari ini, saat Book malas untuk turun karna perutnya sudah sangat besar. Seluruh saudaranya yang rela naik ke lantai atas, untuk menerima New naik emang agak berat untuk Force. Tapi bagaimanapun juga, New yang lebih bisa mengerti. Apalagi posisinya New kan dokter kandungan, dia sudah berpengalaman menghandle banyak orang hamil.
Jadi, saat ini. Yang ada dikamar menemani Book hanya ada 3 orang. New, Nanon, Aj. Nanon dan Aj berganti untuk mengusap perut Book, sementara New ada disebelah Book sembari mengusap usap rambut kepalanya seperti anak sendiri jatuhnya.
"Kak" panggil Book
"Hmm?" jawab New
"Kontraksi tuh, rasanya sakit gak?" tanya Book
"Sakit sih, tapi masih bisa ditahan kok" jawab New
"Kalo aku gak bisa tahan gimana?" tanya Book
"Bisa sayang. Kamu tenang aja" jawab New
"Kakak kenapa sih gak langsung aja operasi caesar kemarin? Toh kan nanti kakak melahirkan lewat operasi juga, kak" tanya Aj
"Kalo nunggu dia lahir, malah ngerasain sakit lho kak" tambah Nanon
"Kalian tuh gak paham konsepnya. Gender kakak kalian ini beda. Memang kita harus nunggu HPL dulu untuk lahiran, kalo misalnya Book nggak sanggup nahan sakitnya. Nanti bakal operasi darurat lebih cepat dari seharusnya" jelas New
Nanon dan Aj hanya mengangguk mendengar penjelasan dari New itu, sementara Book tersenyum melihat kedua adiknya itu. Seperti sedang belajar jadinya, dan sepersekian detik setelah itu. Baby T didalam perutnya menendang, Book merasakan dan Aj yang tangannya masih mengusap perut Book itu juga merasakannya.
"Dia nendang. Keknya dia seneng denger suaranya kak New" ucap Aj
"Emang iya?" tanya New
"Baby T itu, kalo dia senang sama suara orang. Dia bakal nendang, sekali doang sih. Karna dia lebih suka dengar suara abang sama kakak, kecuali dia dua atau tiga kali nendang. Itu tandanya kakak mungkin bakal jadi bibi favorite untuk dia" jelas Nanon
"Oh gitu. Tapi kalo diliat dari perkembangannya, baby T pinter ya. Bisa jadi pinternya dia ngalahin ibunya sendiri" puji New
"Pinter dari aku juga gapapa, asalkan bisa diurus sama jadi anak manis cukup" ucap Book
"Dia banyak nurun kamu, Book. Kalo dari USG lebih mirip siapa?" tanya New
"Lebih mirip abang" jawan Nanon
"Tuh kan, udah pasti. Fisiknya ngambil Force sifatnya ngambil Book" ucap New
"Eh iya. Masalah nama, Force ada bilang ke kamu gak namanya siapa?" tanya New
"Gaada kak, Force bener bener mateng sendiri nyiapin nama anaknya. Segala keperluan anaknya juga gak ada yang belum ada, dia bener bener nunggu anaknya lahir. Padahal dulu waktu tau aku hamil malah pengen minta digugurin" jawab Book
"People change, Book. Apalagi kan dia liat sendiri kalo kamu sayang sama bayi ini, jadi naluri kamu yang manggil naluri dia sebagai ayah" jelas New
Yup, seperti biasanya. Book tidur ditemani oleh Nanon, namun kali ini ada Force yang tidur di sofa kamar untuk jaga jaga. Karna mereka tak ada yang tau kapan baby T akan lahir. Takutnya Nanon masih keenakan tidur, Book sudah mulai kontraksi.
Sekitar jam 1 malam, Book terbangun. Posisi tidurnya tak nyaman, namun karna sudah terlanjur terbangun. Makanya akhirnya Book memilih duduk beranjak dari ranjang, dia hanya ingin ambil air putih saja. Tidak turun, dilantai atas ini juga ada dapur bersih untuk sekedar informasi.
Namun saat dia baru saja memijakkan telapak kakinya di lantai, perutnya terasa nyeri. Bukan kontraksi, tapi emang sering nyeri saja. Jika tak ada yang membantunya bangun, karna nyeri Book otomatis meringis. Dan itu didengar oleh Force yang membuatnya langsung bangun dan membantu Book untuk berdiri.
"Kenapa? Udah mulai kontraksi?" tanya Force
"Enggak, aku mau ambil air. Pengen minum" jawa Book
"Yaudah, aku ambilin. Kamu gak usah gerak, takutnya nanti kamu udah kecapean duluan" ucap Force
Force dengan segera keluar dari kamar menuju dapur bersih di lantai atas, lalu mengambil air untuknya. Sementara di kamar, Book bersandar pada headboard ranjang sembari kedua tangannya mengusap usap perutnya yang buncit itu sambil tersenyum memandang lurus kearah sofa tempat Force tidur.
"Nak. Kamu ngerasain juga gak kalo papa berubah banget? Kamu inget nggak, 9 bulan yang lalu mama sempat stress karna papa kamu gak mau nerima kamu. Tapi sekarang, dia udah sepenuhnya nerima kamu. Papa gak cuman merhatiin mama, tapi kamu juga" ucap Book
"Nanti, kalo kamu udah semakin besar. Mama cuman minta satu, jangan nakal sama papa. Karna untuk papa bisa nerima kamu gak gampang, jadi kamu jangan bikin papa capek ya nak" pinta Book
Setelah selesai mengucapkan kalimat kalimat itu, baby T menendang. Membuat Book semakin tersenyum cerah karna anaknya itu menendang seakan mengiyakan perkataannya, dan tak lama setelah itu barulah Force masuk dengan membawa minuman untuknya.
"Ini sayang, kalo ada apa apa kamu panggil aja. Gak usah gerak sendiri dulu, aku takut tiba tiba perutmu sakit waktu kamu diluar sendirian" jelas Force
"Iya sayang makasih ya" turut Book
Book meminum air yang diambil oleh Force itu, dan selesainya minum. Force menaruhkan air itu diatas nakas dan beralih duduk disebelah Book sambil mengusap usap kepala dan pipi lembut Book itu.
"Sayang, aku mau jujur. Tapi maaf ya, jangan tersinggung" ucap Force
"Iya, jujur aja" terima Book
"Badan kamu kan makin besar. Aku takutnya nanti kamu gak bisa ngontrol berat badanmu, jadi sebulan setelah hamil. Kamu nge gym ya, aku takut kamu obesitas" pinta Force
"Iya, nanti aku kurusin badan ya. Kamu yang jadi personal trainer aku" turut Book
"Jangan males ya kamu kalo diajak nge gym, inget lho kamu udah janji sama aku" larang Force
"Iya sayangku, aku tau kok" ucap Book mengusap pipi Force
Saat kedua orang tuanya itu tengah berbicara, tiba tiba baby T menendang. Nampaknya mereka memang harus membiarkan paling tidak Ohm dan Nanon untuk bonding dengan baby T agar Force Book punya waktu pacaran.
T.B.C
Lanjut? Komen dulu..
Makasih untuk yang udah mampir..
Jangan lupa vote sama comment..
Stay healthy and have a nice day!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beloved Astrophile Wife [FORCEBOOK]
FanfictionMain Cast! Jiratchapong Srisang Kasidet Plookphol Korapat Kirdpan Chinnarat Siriphongchawalit Perawat Sangpotirat Sattabut Laedeke Java Bhobdhama Pawat Chittsawangdee Force itu terlalu sibuk pada pekerjaannya, mengurus perusahaan keluarga dan milikn...