14. One Fine Day

1.6K 122 2
                                    

Saat tengah bermain dengan Nanon dan Drake. Kedua adik dari Book itu memberi kode untuk Force menoleh kebelakang, dan saat dia menoleh. Book terlihat seperti tak nyaman, ada sesuatu yang dia pendam.

"Sayang" panggil Force

"Hah?" jawab Book

"Kamu kenapa?" tanya Force

"Oh, enggak. Bosan aja" jawab Book

"Yakin bosan? Kita bicara jujur jujuran deh. Atau kamu maunya ngomong diatas berdua?" tawar Force

"Aku gapapa. Cuman, aku pengen keluar. Ide nulisku lagi ada, kan buku baruku masih setengah jadi" ungkap Book

"Yaudah, kalo gitu ayo. Aku temenin keluar" ajak Force

"Ihhh, kan kamu lagi main sama adek adek. Jangan nanti aku malah ganggu" tolak Book

"Nanon, Drake. Lo berdua keberatan apa gak gue pergi?" tanya Force

"Pergi aja gapapa bang. Kami bisa main berdua kok" jawab Nanon

"Toh juga kayaknya itu bang Tay mau ngajak berenang. Pergi aja gapapa" tambah Drake

"Tuh. Mereka gapapa, kalo gitu kita siap siap" ajak Force lagi

Yah, kalo sudah begini Book menurut saja. Sayang jika ditolak, nanti ide menulisnya hilang kan ribet lagi menunggu idenya balik. Sekitar 5 menit bersiap siap, akhirnya kedua insan pasangan suami istri itu pergi dari pekarangan rumah milik ForceBook itu.

Disini, Force hanya mengikuti maunya Book apa. Pertama tama, mereka pergi menuju restoran yang ingin Book kunjungi karna tempat itu enak untuk menulis. Sementara dijalan, Book mendapat pesan dari perempuan yang menjadi penerbit buku nya. Gigie Chanunphat.

"Ngingetin tapi udah kayak nagih" gerutu Book

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ngingetin tapi udah kayak nagih" gerutu Book

"Gigie ya, sayang?" tebak Force

"Hmm, udah lewat 3 bulan katanya" jawab Book

"Santai aja sayang, kan yang nulis kamu. Jadi gak usah terlalu mikirin apa kata orang, apalagi kan kamu lagi hamil" ucap Force

"Iyaa, kayaknya kalo dia nagih sekali lagi mending aku block aja sampe bukunya selesai" ucap Book

Force hanya mengiyakan saja. Nanti dia akan membicarakan ini pada Gigie, yang pasti Book tak boleh sampai terbeban karna sang penerbit ingin buku baru dari Book itu segera diterbitkan.

Tanpa terasa, akhirnya mereka sampai di gedung restoran yang diinginkan Book. Keduanya itu masuk kedalam restoran itu dan duduk ditempat favorite Book untuk menulis. Sendari awal duduk, Book hanya langsung terfokus untuk menulis di bukunya. Sementara Force, dia hanya memesan kopi sambil menunggu.

Sebenarnya, Force tak suka jika menunggu Book menulis. Karna jika istrinya itu menulis untuk bukunya, Book akan tahan berjam jam tanpa berkata kata sedikitpun. Namun, baiknya situasi ini. Force menyadari bahwa istrinya itu dua kali lipat lebih cantik saat tengah menulis begini, dan hal itu diabadikan oleh Force dan mengunggahnya di akun sosial medianya.

Beloved Astrophile Wife [FORCEBOOK]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang