31

325 42 6
                                    

Mohon bijak dalam membaca, semua karakter hanya sebagai hiburan para pembaca.
Apabila ada kesamaan/kesalahan harap dimaklum karena saya penulis pemula yang ingin mengembangkat bakat sebagai penulis.
Mohon untuk yang dibawah umur agar bijak dalam membaca. Apabila tetap memaksa membaca dosa tanggung sendiri.



























































Pete yang terkurung di dalam kamar kini hanya bisa menangis disamping jendela.Pete ingin pulang dan ingin bertemu Vegas.Semua orang pasti sangat mengkhawatirkannya apalagi Rain.Pete mengusap air matanya begitu mendengar suara pintu yang dibuka.

"Nona Veve?".Ucap Pete terkejut jika sekretaris Vegas bisa ada disini,namun Pete juga senang jika Veve ada disini dengan otomatis bukankah Veve akan menyelamatkannya.

"Ini makanan anda".Namun,Pete tidak menemukan raut wajah ramah semana biasanya yang ada hanya tatapan datar sambil memberikan nampan berisi makan siang untuknya.

"Tu-tunggu nona Veve".Pete menahan tangan Veve saat hendak keluar.

"Bagaimana bisa kau berada disini?".Pertanyaan dari Pete mendapatkan delikan malas dari Veve.

"Kau bisa pikirkan itu,aku harus pergi".Jawab Veve sambil terus menuju pintu keluar kamar dan menghiraukan Pete begitu saja.

"Apa mungkin--".

Prang...

Nampan yang sempat Pete pegang kini nampak berserakan di lantai.Pete menutup mulutnya tidak percaya jika Veve yang dipercayai Vegas apa memang menghianati Vegas.Tapi karena apa?padahal Vegas begitu baik padanya.

Pintu kembali terbuka dan Pete terkesiap gelagapan begitu kedua matanya bertemu dengan mata Jay yang tersirat datar.Pete dengan cepat membersihkan lantai kamar yang berserakan makanan.Akan tetapi...

"Kau membuangnya?Kau tidak ingin makan?".Pete menengadah menatap Jay yang melipat kedua tangannya diatas dada,Pete menunduk menatap nanar makanan yang berserakan dilantai karena rasa terkejutnya.

"Kau ingin diperlakukan secara kasar dengan melakukan hal ini?".Ucap Jay kali ini berjongkok untuk mensejajarkan dirinya dengan Pete.

"Kau punya mulut bukan?jawab!".Jay mengapit pipi Pete agar menatap padanya.

"Ma-maafkan aku,aku tidak bermaksud seperti itu".Jawab Pete dengan takut bahkan buliran air mata terus menetes.

"Aku rasa ada bentuk hukuman terbaik untukmu".Dengan senyuman miringnya Jay memangku tubuh Pete.

"Ka-kau mau apa?turunkan aku".Pete berusaha berontak namun yang ada Jay tetap berjalan menuju pintu kamar yang tertutup disana.Begitu dibuka ternyata terdapat kamar lagi hanya saja kedap suara serta hanya muat satu Ranjang saja.

Jay menurunkan tubuh Pete dengan cepat Pete menjauh.Jay nampak masih memberikan senyuman miring padanya dan Pete berusaha untuk menjauh dari jangkauan Jay.

"Ahhkkk!ja-jangan hiks,aku mohon padamu".Pete berteriak saat Jay menarik tangannya kuat dan menyeretnya untuk berada diatas Ranjang.

History Maniac Sexuality🔞 [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang