6 Mencari Solusi

499 91 17
                                    

6 Mencari Solusi

Setelah bercerita panjang lebar kepada Keenan yang selalu setia menjadi pendengarnya, Acha tertidur pulas di pangkuan pria tersebut. Padahal Keenan bukan ayahnya. Tapi Acha begitu nyaman mengungkapkan semua yang dia rasakan. Acha selalu jujur jika Keenan yang bertanya.

Mungkin itu terjadi juga karena sejak bayi, Keenan yang selalu menjaganya jika Dipta pergi. Dipta sendiri yang selalu meminta bantuan Keenan untuk menjaga Acha jika dirinya jauh disana.

"Jadi dia pergi begitu saja dari bandara?"

"Dipta bisa pulang, karena dia membatalkan 3 bulan konsernya. Mungkin terjadi masalah, aku juga tidak paham. Dipta tidak pernah cerita tentang pekerjaannya. Dia bilang tidak mau aku terbebani."

"Setidaknya bisa kan, pulang dulu? Makan, mandi, temani Acha beberapa jam, baru mengurus sisanya. Dia bahkan meninggalkan kalian di bandara. Membiarkan kamu membawa barang bawaannya yang begitu banyak!" Keenan mengomel.

"Seberapa penting pekerjaan itu jika dibandingkan dengan kalian?" Lanjutnya tajam.

Freya menunduk dan tak bisa menjawab. Keenan benar, Dipta meninggalkannya begitu saja dengan koper-koper besar itu. Padahal sebelumnya Dipta tidak pernah seperti ini. Apa Dipta menyembunyikan sesutu? Apa Dipta memiliki wanita lain?

Keenan pun bangkit berdiri, seraya membawa putrinya menuju kamar. Salah satu hal yang sudah sering Keenan lakukan, saking dekatnya hubungan mereka.

"Maaf mengganggu akhir pekanmu. "

"Kalian tidak pernah menggangguku." Jawab Keenan cepat. "Kamu sudah tahu segalanya, jadi aku tidak perlu berpura-pura lagi. Aku tidak merasa keberatan untuk menjaga kalian."

Freya mengikuti langkah Keenan membaringkan putrinya. Pria itu menyelimuti dan mengapitnya dengan dua guling agar tidak terjatuh. Benar-benar perhatian dan pengertian.

"Tapi kamu tahu jika kita tidak akan bisa..."

"Aku tahu, dan aku tidak butuh imbalan apapun. Aku juga tidak pernah berniat merebut, mengajakmu selingkuh, atau menghancurkan rumah tanggamu."

Keenan mendekati Freya dan memojokkan wanita itu ke tembok. Ia menatapnya dengan lekat, dan mengurung tubuh Freya dengan satu lengannya.

"Aku tidak masalah mencintaimu sepihak. Doakan aku agar bisa segera move on. Semoga aku bertemu wanita yang dapat mengalihkan perasaan ini."

Freya menatap Keenan dengan rasa bersalah. Freya bisa merasakan ketulusannya. Tapi sayang, mereka bertemu di waktu yang salah. Freya tidak akan bisa membalas perasaanya, karena dia berstatus sebagai seorang istri.

"Aku selalu berharap kamu bahagia dan mendapat wanita yang tepat." Freya kemudian menunduk dan mengalihkan pandangan karena jarak mereka semakin dekat.

"Makasih."

"Hmmm."

"Kenapa tegang begitu?" Ujar Keenan semakin menunduk, untuk mensejajarkan wajah mereka.

"Bisakah kamu sedikit menjauh?"

"Beri aku waktu. Aku ingin melihat sejenak, wajah dari wanita yang tidak akan bisa aku miliki." Lirihnya seraya tersenyum.

"Maafin aku."

"Tapi apa kamu pernah memiliki perasaan?"

"Kamu selalu membantuku disaat aku terpuruk. Bohong kalau tidak ada. Tapi perasaan ini muncul di waktu yang salah. Aku sudah menikah dan punya anak. Aku sudah berkeluarga, dan kita tidak mungkin bersama."

"Kalau Dipta berhianat dan meninggalkanmu, apa aku memiliki kesempatan?"

*****

"Maaf meninggalkanmu tadi siang." Dipta langsung memeluk istrinya, begitu wanita itu membuka pintu.

You Are My Heartbeat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang