12 Deep Talk

558 104 19
                                    

12 Deep Talk

"Wanita sialan!" Alissa berteriak di halaman belakang setelah berusaha menghibur Kevin, yang mendiaminya semalaman. Kevin tidak mau bicara setelah mendengar semua yang Freya katakan. Dia merasa di bohongi tentang memiliki ayah.

Dan Dipta, dia tidak mengakui anaknya? Dasar pria sial! Alissa menendang semua pot bunga yang menjadi pajangan disana.

"Awas kamu Freya, suatu hari nanti Dipta akan lebih memilih kami. Kamu dan putrimu akan dicampakkan oleh ayah kandungnya sendiri! Kamu salah karena menantangku!"

Ketika mendengar pintu depan terbuka, Alissa langsung mengambil botol alkohol dan melemparkannya kepada Dipta yang baru saja sampai.

"Buat apa kamu kesini? Bukankah kamu tidak mengakui Kevin? Kalian mempermalukan kami! Kevin sedih karena hal ini! Aku tidak terima!" Alissa menunjuknya dengan tatapan tajam.

"Maaf Alissa, aku terpaksa. Aku tidak siap jika Freya tahu, aku tidak mau kehilangan dia!"

"Kalau begitu lupakan aku dan Kevin, lalu pergi dari sini!" Alissa berteriak histeris seraya memukuli Dipta.

"Maaf, aku terpaksa. Tidak ada pilihan lain." Dipta menarik Alissa kepelukannya.

"Kevin tidak percaya lagi jika kamu ayahnya, dia menangis semalaman dan berkata jika dia tidak mempunyai ayah!" Alissa tersedu-sedu.

"Dimana dia?"

"Dia baru istirahat, besok saja jika mau menemaninya." Alissa memeluk Dipta dengan erat. Ia harus menggunakan kelemahannya untuk membuat pria itu iba. Alissa akan segera merebut Dipta seutuhnya. Alissa akan membuat Freya merasakan sakit, saat putrinya dikatai tidak mempunyai ayah.

"Dipta, apa kami tidak berarti sampai kamu tidak mengakui Kevin di depan umum?"

"Jika kalian tidak berarti, aku tidak akan disini. Kamu, Freya, Acha, Kevin, semua berarti untukku. Tapi kamu harus mengerti keadaanya, Freya adalah istriku. Aku sudah bilang jika kita harus menjaga rahasia bukan?"

"Tapi aku tidak mau lagi berbagi kamu dengannya. Aku mencintaimu." Alissa menatap Freya dengan mata berkaca-kaca.

"Aku tidak bisa memilih diantara kalian." Dipta mengeratkan pelukannya. "Jika boleh jujur, sangat berat untuk melepas Freya."

"Lalu apa arti percintaan kita akhir-akhir ini? Kamu hanya mau seks dariku, seperti dulu?"

Dipta melepas pelukan itu, lalu duduk di sofa dengan kepala peningnya. Dipta juga tidak tahu apa artinya. Ia tidak tahu kenapa begitu susah untuk mengontrol nafsu. Terkadang Dipta merindukan hubungan gelap mereka yang dulu pernah terjalin.

"Tidak bisa menjawab? Jadi benar? Hanya seks?"

"Aku tidak tahu." Dipta menarik Alissa untuk merebah di sofa itu bersamanya. "Tidurlah, besok kita ajak Kevin jalan-jalan untuk menghiburnya."

Alissa mengeratkan pelukan itu dengan senyuman sinis. Alissa sangat yakin dengan memanfaatkan kelemahannya dan Kevin, suatu saat Dipta akan luluh. Pria itu akan lebih memilihnya dibanding Freya.

*****

"Apa Papa tidak menyayangiku lagi?" Acha bertanya kepada Freya yang tengah menyiapkan segelas susu untuknya. Anak itu sangat kecewa saat ayahnya tak mau membacakan buku cerita dan memilih pergi dengan dalih pekerjaan.

Dipta juga enggan menjelaskan, atau menghibur Acha yang bersedih karena kejadian di mall tersebut. Freya yakin jika Dipta menemui Alissa sekarang.

Dengan begini, Freya jadi merasa yakin untuk membalaskan dendam. Ia tidak lagi merasa ragu atau bersalah. Orang seperti Dipta tidak pantas diampuni.

"Apa Papa pergi menemui anak yang tadi? Bukan bekerja? Apa Papa berbohong" Tanyanya dengan polos.

You Are My Heartbeat (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang